Masjid Salman ITB

masjid di Indonesia
Revisi sejak 1 April 2021 15.31 oleh NFarras (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox religious building |image = 250px |caption = Masjid Salman Institut Teknologi Bandung |build...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Masjid Salman ITB adalah masjid kampus yang terletak di Jalan Ganesha 7, Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung atau tepat di depan area Kampus ITB Ganesha.[2] Dengan luas lahan 7.800 m2 dan luas bangunan masjid 1225 m2, Masjid Salman dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti kantin, air minum gratis, mini market, dan ruang serbaguna.[3][4] Masjid yang dibuka pada tahun 1972 ini merupakan masjid kampus pertama di Indonesia.[5][6]

Masjid Salman ITB
Masjid Salman Institut Teknologi Bandung
Agama
AfiliasiIslam
ProvinsiJawa Barat
Lokasi
LokasiJl. Ganesha 7, Lebak Siliwangi, Coblong, Kota Bandung 40132
NegaraIndonesia
Arsitektur
ArsitekAchmad Noe'man
TipeMasjid
Gaya arsitekturModern
Rampung1972
Spesifikasi
Arah fasadTimur
Kapasitas1500 orang[1]
Situs web
salmanitb.com

Sejarah

Pada 27 Mei 1960, mahasiswa ITB mulai mengadakan ibadah salat Jumat berjamaah di gedung Aula Barat Kampus ITB Ganesha. Kegiatan ini merupakan salat Jumat pertama yang dilakukan di lingkungan kampus di Indonesia.[7] Sebelum itu, mahasiswa ITB yang berniat menunaikan salat Jumat harus berjalan terlebih dahulu menuju Masjid Kaum Cipaganti di kawasan Cihampelas. Seiring berjalannya waktu, keinginan untuk membangun masjid kampus semakin populer di kalangan mahasiswa dan komunitas sekitarnya.[8]

Inisiasi pembangunan masjid kampus di ITB menemui beberapa masalah. Saat itu, zaman-zaman awal Islam di Indonesia baru mengalami kebangkitan di tengah kepopuleran PKI.[5] Selain itu, laki-laki muslim yang meminta izin untuk melakukan salat Jumat dipandang aneh karena budaya barat yang masih kental di lingkungan kampus. Bahkan rektor ITB kala itu, Prof. Ir. Otong Kosasih, menganggap pembangunan masjid di lingkungan ITB dirasa belum perlu dilakukan. Ia juga beralasan bahwa “Kalau orang Islam minta masjid, nanti orang komunis juga minta Lapangan Merah di ITB.”[7]

Meskipun ketidaksetujuan dari beberapa pihak, sebuah tim beranggotakan Prof T.M. Soelaiman, Achmad Sadali, Imaduddin Abdulrachim, Mahmud Junus, dan beberapa orang lainnya tetap mencari dukungan dan persetujuan. Hasilnya, mereka mendapatkan dukungan dari seorang dosen planologi bernama Drs. Woworuntu dan ketua Jurusan Arsitektur ITB dari Belanda bernama Prof. Roemond. Pada 28 Mei 1964, Prof. TM Soelaiman, Achmad Noeman, Achmad Sadali, dan Ajat Sudrajat pergi menuju Istana Kepresidenan dengan membawa sebuah rancangan masjid untuk didukung dan disetujui oleh Presiden Soekarno. Melalui pertemuan tersebut, didapatkan persetujuan pembangunan masjid dari Soekarno.[7] Soekarno juga memberikan nama "Salman" kepada masjid yang akan dibangun. Nama tersebut berasal dari nama teknokrat dari Persia yang menggagas pembangunan kanal saat Perang Khandaq.[8]

Pada tahun 1964, rektor baru ITB, Prof. Ukar Bratakusuma menyetujui dibangunnya masjid di sebuah ladang jagung tepi Jalan Ganesha. Pada akhir 1964, sebuah musala sementara selesai dibangun. Akibat kekurangan dana, bagian masjid yang pertama kali dibangun adalah menara. Menara tersebut diresmikan pada 22 Juni 1965.[8] Pada 5 Mei 1972, bangunan masjid diresmikan bersaman dengan dilaksanakannya salat Jumat.

GAMAIS ITB

Keluarga Mahasiswa Islam Institut Teknologi Bandung (GAMAIS ITB) adalah organisasi lembaga dakwah kampus (LDK) di lingkup kampus Institut Teknologi Bandung. Berdiri pada 30 Agustus 1987, organisasi ini menaungi seluruh aktivitas dakwah Islam mahasiswa di dalam kampus, terutama aktivitas dakwah di program studi dan fakultas.[9] Pada peringatan ulang tahunnya yang ke-20 pada 2007, para alumni aktivis GAMAIS ITB bersepakat mendirikan Ikatan Alumni Gamais (IAG) ITB, yang mewadahi para alumni aktivis keislaman ini di kehidupan pasca-kampus.[10] Organisasi ini memiliki sekretariat di kompleks Masjid Salman ITB.[11]

Referensi

  1. ^ Putri, Febriani Eka; Sachari, Agus; Destiarmand, Achmad Haldani (2 Agustus 2016). "AKTIVITAS SOSIAL DI AREA PUBLIK MASJID SALMAN ITB DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAYOUT" (PDF). Jurnal Sosioteknologi. 15 (2): 207. 
  2. ^ "Kontak Kami – Masjid Salman ITB" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-01. 
  3. ^ Purwanto, Yedi; Sarbini, Ahmad; Abdullah, Jundi; Qadafi, Angga (2019-06-30). "Salman Mosque as a Center of Islamic Da'wah and Spiritual Laboratory for Campus Community". Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies (dalam bahasa Inggris). 13 (1): 1–24. doi:10.15575/idajhs.v13i1.5839. ISSN 2548-8708. 
  4. ^ Randi Ernawan. "Masjid Salman ITB Role Model Peningkatan Kualitas Lingkungan di Tempat Ibadah". Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-01. 
  5. ^ a b Istiqomah, Zuli (2019-02-11). "Mengenang Prof TM Soelaiman, Pendiri Masjid Salman ITB". Republika Online. Diakses tanggal 2021-04-01. 
  6. ^ "Masjid Salman ITB tidak Pernah Tidur saat Puasa" (PDF). Universitas Indonesia. 
  7. ^ a b c "Sejarah Singkat – Masjid Salman ITB" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-01. 
  8. ^ a b c Dewiyanti, Dhini; Budi, Bambang Setia (2016-01-02). "The Salman Mosque: The Pioneer of the Mosque Design Idea, the Driving Force Behind the Coinage of the Term 'Campus Mosque' in Indonesia". Journal of Islamic Architecture (dalam bahasa Inggris). 3 (4): 143–153. doi:10.18860/jia.v3i4.2746. ISSN 2356-4644. 
  9. ^ "BAB II Tentang GAMAIS ITB « IMAM FTMD 2014". Diakses tanggal 2020-01-31. 
  10. ^ ITB, Webmaster Team, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi. "Silaturahmi Nasional 20 Tahun Gamais ITB -". Institut Teknologi Bandung. Diakses tanggal 2020-01-31. 
  11. ^ "UKM Rumpun Agama". Situs Resmi - KM ITB (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-04-01.