Jam lilin adalah sebuah metode dasar untuk memberitahu waktu dan salah satu metode yang paling populer untuk memberitahu waktu dengan menggunakan lilin yang dibakar. Jam tersebut dipakai menghitung waktu sebelum jam mekanik diciptakan. Untuk memberitahu waktu, lilin tersebut cukup menyalakan pada piringan logam yang diberi penanda. Setiap lilin yang terkikis oleh panas api yang melewati penanda akan mengindikasikan waktu.

Jam lilin juga dimungkinkan untuk membuat peringatan dengan menancapkan paku ke dalam lilin pada interval yang diinginkan. Ketika lilin di sekitar paku meleleh, paku tersebut akan jatuh ke piringan logam dan membuat suara. Jam tersebut disebut-sebut digunakan pada tahun 520 Masehi di Tiongkok.[1]

Sejarah Jam Lilin

sunting

Selain dianggap berasal dari penemuan di Tiongkok, sejarah lilin juga mengenal nama Ismail Al Jazari (1136-1206) dianggap menjadi penemu jam lilin di Abad Pertengahan. Saat itu ia bekerja sebagai seorang insinyur mekanik di  Istana Artuklu, Anatolia timur sebagai wilayah vassal di bawah Sultan Salahuddin dari Mesir. Jam Lilin penemuannya digunakan bukan sebagai penunjuk waktu sehari-hari tetapi lebih sebagai pengukur Waktu.

Oleh Sejarawan Inggris, Donald Routledge Hill, Ismail Al Jazari bukanlah dianggap sebagai penemu pertama, tetapi ia merupakan pencipta jam lilin terbaik. Kesempurnaan itu karena pada jam lilinnya terdapat pentunjuk angka dan juga pengunci wadah lilin[2].

Referensi

sunting
  1. ^ "Sebelum Jam Mekanik Ada Jam Lilin". Ayo Bogor. 
  2. ^ Ramadhanny, Fitraya. "Lilin dan Inovasi Ilmuwan Muslim Al Jazari". detikinet. Diakses tanggal 2024-11-01.