Jamur kancing

jenis jamur pangan

Jamur kancing (Agaricus bisporus), jamur kompos atau champignon adalah jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau cokelat muda. Jamur kancing merupakan jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia.

Jamur kancing
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Fungi
Divisi: Basidiomycota
Kelas: Agaricomycetes
Ordo: Agaricales
Famili: Agaricaceae
Genus: Agaricus
Spesies:
A. bisporus
Nama binomial
Agaricus bisporus
Sinonim
  • Psalliota hortensis f. bispora
Agaricus bisporus
View the Mycomorphbox template that generates the following list
float
Karakteristik mikologi
Himenium berbentuk insang
Tudung cembung atau tudung datar
Himenium bebas
Tangkai memiliki cincin dan volva
Jejak spora berwarna coklat

Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom, white mushroom, common mushroom, atau cultivated mushroom. Di Prancis disebut sebagai champignon de Paris, tetapi penutur bahasa Inggris sering menyebutnya sebagai champignon yang dalam bahasa Prancis mencakup segala jenis fungi, termasuk jamur pangan, jamur beracun, dan jamur penyebab infeksi.

Jamur kancing dipanen sewaktu masih berdiameter sekitar 2–4 cm. Tubuh buah dewasa dengan payung yang sudah mekar mempunyai diameter sampai 20 cm.

Jamur kancing juga bisa diolah menjadi berbagai masakan, seperti tumis dan BBQ.

Kandungan gizi

sunting

Jamur kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori.

Jamur portabella

sunting

Jamur portabella memiliki nama ilmiah Agaricus brunescens. Nama lainnya adalah jamur portobello.[2] Sedangkan nama umumnya adalah jamur cokelat.[3] Jalur portabella menjadi salah satu galur dari jamur kancing yang berwarna cokelat. Kelompok spesiesnya bersama dengan jamur cremini. Kelompok lain dalam galur ini adalah jamur kancing putih.[4]

Bentuk jamur portabella adalah bulat dan gemuk. Tangkainya berwarna cokelat muda dengan bercak gelap tetapi tidak panjang.[5] Bentuk jamur portabella mirip dengan jamur kancing.[6] Namun ukurannya lebih besar dari jamur kancing dengan perbandingan dua hingga tiga kali lipat.[7] Ukuran jamur portabella juga yang terbesar di antara jenis jamur yang ada di dunia. Pembeda lain antara jamur portabella dengan jenis jamur lainnya yaitu warna hitam pada bagian dalam tangkainya.[8]

Budi daya

sunting

Jamur kancing kabarnya sudah dibudidayakan di Prancis pada abad ke-17. Di Eropa konon jamur kancing sudah diketahui tumbuh secara alami di atas tumpukan kotoran kuda sejak zaman kuno di Romawi dan Yunani.

Jamur kancing yang berwarna cokelat muda merupakan hasil mutasi alami di perkebunan milik seorang petani di Pennsylvania pada tahun 1926.

Perdagangan

sunting

Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik, sebagian orang ada yang menyebutnya sedikit manis atau seperti "daging".

Masakan

sunting

Jamur kancing dimasak utuh atau dipotong-potong lebih dulu. Jamur kancing cepat berubah warna menjadi kecokelatan dan hilang aromanya setelah dipotong dan dibiarkan di udara terbuka. Jamur kancing segar sebaiknya cepat dimasak selagi masih belum berubah warna.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Imbach EJ (1946). "Pilzflora des Kantons Luzern und der angrenzen Innerschweiz". Mitteilungen der naturforschenden Gesellschaft Luzern (dalam bahasa Jerman). 15: 5–85. 
  2. ^ Aditya, R., dan Saraswati, D. (2011). Rahmansyah D., dan Nugroho, S., ed. 10 Jurus Sukses Beragribisnis Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 15. ISBN 978-979-002-503-5. 
  3. ^ Tim Ide Masak. Resep Sup Jamur ala Cafe. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 7. ISBN 978-979-227-265-9. 
  4. ^ Achmad, dkk. (2011). Panduan Lengkap Jamur. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 90. ISBN 978-979-002-505-9. 
  5. ^ Buleng, Apri (2020). Sajian Sayur ala Rumahan. Jakarta: Demedia Pustaka. hlm. 5. ISBN 978-979-082-325-9. 
  6. ^ Tim Ide Masak (2015). Budiarti, Petra Aquina, ed. 100 Aneka Sup Lezat. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 59. ISBN 978-602-03-1544-7. 
  7. ^ Maharani, Carla (2012). Jamur: Masakan Sehat dan Lezat. Jakarta Selatan: Demedia Pustaka. hlm. 7. ISBN 979-082-084-4. 
  8. ^ Yuhyan P., dan Nihyatul F. (2014). Jamur Superlezat dan Sehat. Jakarta: Kriya Pustaka. hlm. 70. ISBN 978-602-213-017-8. 

Referensi

sunting
  • Kuo, M. (2004, January). Agaricus biisporus: The button mushroom, diambil dari situs web MushroomExpert.Com: [1]

Pranala luar

sunting