Jermanisasi adalah penyebaran bahasa, orang-orang dan budaya atau kebijakan tertentu yang memperkenalkan perubahan-perubahan menginduk pada budaya orang-orang Jerman. Hal ini merupakan inti utama dari pemikiran warga Jerman yang konservatif pada abad ke-19 dan abad ke-20, pada masa ketika konservatisme dan nasionalisme berjalan beriringan. Dalam ilmu linguistik, Jermanisasi juga terjadi ketika ada sebuah kata dari bahasa jerman yang diadopsi ke dalam bahasa asing.

Di bawah kebijakan-kebijakan dari negara-negara seperti Negara Kebiaraan Teutonic (yang berasal dari wilayah Kekaisaran Romawi Suci), Austria, Kekaisaran jerman, dan Jerman Nazi, non-Jerman seringnya dilarang menggunakan bahasa ibu mereka,[1] negara mendiskriminasi tradisi dan budaya aseli mereka. Bila langkah-langkah tersebut tidak berhasil dalam pemberantasan warga non-Jerman, penjajah dan pemukim akan digunakan sebagai alternatif untuk mengganggu keseimbangan populasi. Dengan berlakunya Jermanisasi (misalnya di Prussia pada abad ke-13 oleh Ordo Teutonik tidak memiliki dasar kebijakan itu diberlakukan), Kristenisasi dan peperangan demi peperangan yang dilaksanakan oleh orang-orang yang berbahasa jerman, yang setelah penaklukan memegang pernanan politik dan ekonomis - tapi Jermanisasi kemudian menjadi sebuah ideologi berkarakter nasionalis langsung pada era selanjutnya. Selama era Nazi, Jermanisasi berubah menjadi kebijakan pembersihan etnis dan kemudian ke genosida terhadap beberapa etnis non-Jerman tertentu.

Referensi sunting

  1. ^ Interdiction of French language accompanied with fines and or jail, and destruction of any representation of France after the occupation of Alsace [1]