Joan, Comtesse Kent (29 September 1328 – 7 Agustus 1385) Order of the Garter Suo jure, dikenal di dalam sejarah sebagai Pelayan Pirang Kent, merupakan Putri Wales Inggris pertama. Penulis kronik Prancis, Froissart menyebutnya "wanita yang paling cantik dan terkasih di seluruh kerajaan Inggris, ". Panggilan "Pelayan Pirang Kent" itu bukan dari catatan kontemporer.[1] Joan mengambil gelar Comtesse ke-4 dari Kent dan Baroness Wake dari Liddell ke-5 setelah kematian saudaranya, John, Earl of Kent ke-3, pada tahun 1352.

Joan
Putri Wales dan Aquitaine
Comtesse Salisbury
Comtesse Kent
PendahuluJohn, Earl of Kent
Earl Jure uxorisThomas Holland (Earl ke-1)
Pemakaman
PasanganThomas Holland (menikah tahun 1340 des. 1360)
William, Earl ke-2 Salisbury (menikah 1340/1 tahun 1349)
Edward, Pangeran Hitam (menikah 1361 des. 1376)
KeturunanEdmund Holland
Thomas Holland II
John Holland
Janed Holland
Maud Holland, Comtesse Ligny
Edward dari Angoulême
Richard II dari Inggris
WangsaWangsa Plantagenet
AyahEdmund, Earl of Kent ke-1
IbuMargaret, Baroness Wake of Liddell ke-3

Latar belakang

sunting

Joan merupakan putri Edmund, Earl of Kent ke-1, dan Margaret, Baroness Wake of Liddell ke-3. Kakek nenek paternalnya adalah Edward I dari Inggris dan permaisuri keduanya, Marguerite.[2] Kakek nenek maternalnya adalah John Wake, Baron ke-1 Wake of Liddell dan Joan de Fiennes.

Ayahandanya, Edmund, merupakan adik tiri Edward II dari Inggris. Dukungan Edmund terhadap Raja membuatnya berkonflik dengan Ratu, Isabelle, dan kekasihnya Roger Mortimer. Edmund dieksekusi setelah Edward II dipecat, sedangkan Joan, ibundanya dan saudara-saudaranya menjadi tahanan rumah di Kastel Arundel. Saat itu Joan hanya berusia dua tahun.

Kehidupan awal

sunting

Janda Earl, Margaret Wake, ditinggalkan dengan empat orang anak. Sepupu pertama Joan, Raja yang baru Edward III, bertanggung jawab atas keluarga tersebut yang merawat mereka dengan baik. Istrinya, Ratu Philippa (merupakan sepupu kedua Joan), sangat dikenal atas kebaikan hatinya, dan Joan dibesarkan di istana, dimana ia menjadi akrab dengan sepupu-sepupunya, termasuk Edward, Pangeran Hitam.

Pernikahan

sunting

Pada usia 12 tahun (tahun 1340), Joan menikah dengan Earl of Kent ke-1 dari Broughton,[3] tanpa lebih dahulu mendapatkan izin istana yang diperlukan untuk pasangan yang berasal dari derajat mereka. Pada musim salju berikutnya (tahun 1340 atau 1341), ketika Holland berada di luar negeri, keluarganya memaksanya menikah dengan William de Montagu, putra dan ahli waris Earl of Salisbury ke-1. Joan kemudian beralasan bahwa ia khawatir bahwa menutupi pernikahan yang sebelumnya akan membuat Thomas di eksekusi atas tuduhan memberontak pada saat ia kembali, jadi tidak ditutupi. Ia mungkin juga yakin bahwa pernikahan sebelumnya tidak sah.[4]

Joan sering diidentifikasikan sebagai Comtesse Salisbury yang menurut legenda menginspirasikan Edward III untuk mendirikan Order of the Garter.[1] Namun sama dugaannya bahwa wanita di dalam kasus tersebut adalah ibu mertuanya Catherine de Montagu.

Beberapa tahun kemudian, Thomas Holland kembali dari Perang Salib, yang membawa serta keberuntungannya, dan kisah lengkapnya mengenai hubungan awalnya dengan Joan muncul. Thomas memohon kepada Paus agar istrinya kembali dan mengakui pernikahan rahasia tersebut kepada raja. Ketika Earl of Salisbury memergoki bahwa Joan mendukung kasus Holland, ia menyimpannya sebagai seorang tahanan di rumahnya sendiri.[5]

Pada tahun 1349, Paus Klemens VI membatalkan pernikahan Joan kepada Earl dan mengirimnya kembali ke Thomas Holland, dengan siapa ia menghabiskan 11 tahun berikutnya bersamanya. Mereka memiliki empat orang anak (meskipun beberapa sumber menyebutnya lima), sebelum Holland meninggal pada tahun 1360. Keturunan mereka adalah:

  1. Thomas Holland II
  2. John Holland
  3. Janed Holland, yang menikah dengan Yann V (1356-1384)
  4. Maud Holland, yang menikah dengan Waléran III dari Luksemburg (1359 - 1391)

Anak lainnya yang juga terdaftar:

  1. Edmund (tahun 1354) mati muda

Pada saat itu, ketika saudara Joan yang terakhir meninggal pada tahun 1352, ia menjadi Comtesse Kent dan Nyonya Wake of Liddell.

Kematian suami dan penobatan putra

sunting

Pada tahun 1371, Pangeran Hitam sudah tidak dapat lagi menjalankan tugasnya sebagai Pangeran Aquitaine kemudian kembali ke Inggris, dimana wabah sedang melanda. Pada tahun 1372, ia memaksa dirinya sendiri untuk menjalankan satu kesempatan terakhir, membatalkan kampanye dengan harapan untuk menyelamatkan wilayah Prancis ayahandanya. Kesehatannya sekarang telah berada di ujung tanduk. Pada tanggal 7 Juni 1376, seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke-46, ia meninggal di atas ranjangnya di Westminster.

Putra Joan menjadi ahli waris Raja Edward III. Edward III meninggal pada tanggal 21 Juni 1377 dan Richard menjadi Raja. Ia dimahkotai Richard II pada usia 10 tahun sebulan kemudian. Awal pemerintahannya, Raja muda tersebut menghadapi tantangan dari Pemberontakan Petani. Lollard, pembaru religius yang dipimpin oleh John Wyclif, yang menikmati perlindungan Joan, tetapi klimaks kekejaman dari pemberontakan populer untuk reformasi mengurangi Joan yang kejam ke dalam keadaan teror, sementara meninggalkan Raja dengan reputasi baik.

Dengan kekuasaan di belakang tahta, ia dicintai atas pengaruhnya atas raja muda - contohnya, pada saat ia kembali ke London (melaluinya Wickhambreaux perkebunan) dari tempat ziarah ke tempat pemujaan Becket di Katedral Canterbury pada tahun 1381, ia menemukan jalan rawan yang dikuasai oleh Wat Tyler dan rombongan pemberontakannya Blackheath namun bukan hanya dibiarkan lewat tanpa cedera, juga diberi salam dengan ciuman dan disediakan orang untuk mengawal di dalam sisa perjalanannya.

Tahun 1385, Sir John Holland, seorang putra yang dewasa dari pernikahan pertamanya, berkampanye dengan Raja di Kerajaan Skotlandia, ketika terjadi pertikaian di antaranya dengan Ralph Stafford, putra Hugh Stafford, orang kesayangan Ratu yang baru Anne dari Bohemia. Stafford terbunuh, dan John Holland mencari suaka di dalam sebuah tempat pemujaan Saint John of Beverley. Ketika Raja kembali, Holland dijatuhi hukuman mati. Joan memohon dengan putranya selama 4 hari untuk mengampuni saudara tirinya. Pada hari ke-5 (tanggal yang tepat di bulan Agustus tidak diketahui), ia meninggal, di Kastil Wallingford. Richard menjadi iba dan mengampuni Holland (meskipun ia kemudian dikirim ke sebuah tempat ziarah di Tanah Suci), tetapi kerusakan telah dilakukan.

Joan dimakamkan seperti yang tertulis di dalam wasiatnya, di sebuah Greyfriars, situs dari rumah sakit yang sekarang di Stamford di Lincolnshire, disisi suami pertamanya. Suami ketiganya, Pangeran Hitam, telah membangun sebuah chantry untuknya di dalam ruang bawah tanah di Katedral Canterbury (dimana ia dimakamkan), dengan langit-langit berukiran wajahnya. (Ukiran lain di lorong utara nave juga dikatakan menyerupai dirinya.)[1] Diarsipkan 2011-05-11 di Wayback Machine.

Gambaran fiksi

sunting

Joan merupakan figur utama di dalam The Lady Royal, sebuah biografi fiksi oleh Molly Costain Haycraft yang menceritakan Joan sebagai saingan sepupunya Isabella dalam menarik perhatian Enguerrand de Coucy. Ia juga merupakan tokoh protagonis Sweet Passion's Pain, sebuah novel oleh Karen Harper, dicetak kembali sebagai The First Princess of Wales, dan muncul secara singkat di dalam Katherine oleh Anya Seton.

Joan juga merupakan karakter utama di dalam The Wheel of Fortune oleh Susan Howatch, sebuah novel yang mengambil karakter-karakter dari keluarga Plantagenet dan membuat mereka kembali dengan dimensi modern sebagai keluarga Godwin dari Oxmoon (takhta) dimana ia muncul sebagai Ginevra (Ginette). Kisahnya, diceritakan kembali di dalam orang pertama, cermin latar belakang dan kisah Joan.

Silsilah keluarga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Tait
  2. ^ Alison Weir, Britain's Royal Families
  3. ^ Wentersdorf p. 205
  4. ^ Wentersdorf, p. 206
  5. ^ Wentersdorf, p. 212
  6. ^ the peerage: Baldwin Wake
  7. ^ the peerage: Robert de Quincy
  • Tait, James (1892). "Joan". Dictionary of National Biography. 29: 392–393. 
  • The Times Kings & Queens of The British Isles, by Thomas Cussans (page 92) ISBN 0-00-714195-5
  • Wentersdorf, Karl P (1979). "The clandestine marriages of the Fair Maid of Kent". Journal of Medieval History. 5: 203–231. doi:10.1016/0304-4181(79)90037-X. 
Bangsawan Inggris
Didahului oleh:
John dari Kent
Comtesse Kent
1352–1385
bersama dengan Thomas Holland (Jure uxoris 1352–1360;
Penciptaan Earl Pertama tahun 1360)
Dihapuskan