Jonggan
Jonggan merupakan tarian tradisional masyarakat Dayak Kanayatn di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.[1]
Latar belakang
suntingNama jonggan diambil dari bahasa Dayak yang berarti joget atau menari. Menurut beberapa sumber, tarian ini mulai muncul pada tahun 1950an di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Tarian ini awal mulanya digelar sebagai hiburan bagi masyarakat pada berbagai upacara adat seperti bayar niat, naik dango, hajatan sunatan atau babalak, acara perkawinan, festival, dan acara penyambutan tamu penting. Sebelum Tari Jonggan dipentaskan, dilakukan ritual khusus terlebih dahulu. Ritual tersebut biasa disebut dengan nyangahant yang berarti berdoa. Ritual ini dilakukan untuk meminta izin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar. Acara tersebut diawali dengan bapamang yaitu penyampaian doa hajat oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah disiapkan.[2]
Tari Jonggan memiliki gerakan yang menggambarkan ungkapan rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) dan suka cita masyarakat yang dilimpahkan dalam tarian. Tidak jarang dalam tarian ini para penari mengajak penonton untuk ikut menari. Setiap penari dapat secara leluasa berkomunikasi dengan pasangan menari. Sentuhan emosional juga kegembiraan yang muncul sebagai ekspresi personal maupun komunal memberikan gambaran konkret kebersamaan serta tumbuhnya ikatan-ikatan emosi antarpersonal. Sebagai tari pergaulan masyarakat Suku Dayak Kanayatn tarian ini benar-benar menceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda-mudi Dayak Kanayatn.
Referensi
sunting- ^ Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun2017. Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. 2017. hlm. 169.
- ^ "Tari Jonggan Tarian Tradisional Dari Kalimantan Barat". negerikuindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-26. Diakses tanggal 26 Oktober 2019.