Jual beli istri (kebiasaan Inggris)
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Januari 2023. |
Jual beli istri adalah suatu cara mengakhiri ikatan pernikahan yang tidak memuaskan berdasarkan kesepakatan bersama yang mungkin bermula pada akhir abad ke -17. Kebiasaan ini merupakan praktik yang biasa dilakukan pada zaman itu karena perceraian yang resmi tidak mungkin dilakukan kecuali oleh orang kaya. Setelah memamerkan istrinya dengan tali kekang di bagian leher, lengan, atau pinggang istri, lalu suami akan melelang istrinya dan menjualnya ke penawar tertinggi. Praktik menjual istri dijadikan latar belakang untuk sebuah novel berjudul The Mayor of Casterbridge karangan Thomas Hardy. Karakter utama dalam novel ini menjual istrinya sendiri pada awal cerita. Perbuatan tersebut menghantui dirinya seumur hidup, dan pada akhirnya menghancurkan dirinya.
Meskipun kebiasaan ini tidak mempunyai dasar hukum yang nyata dan sering berakhir dengan tuntutan hukum, terutama pada pertengahan abad ke-19 dan seterusnya, sikap para aparat berwenang pada waktu itu terkesan samar-samar atau kurang tegas terhadap kebiasaan ini. Setidaknya, s seorang hakim pada awal abad ke-19 yang tercatat di dalam sebuah pernyataan tercatat menyatakan bahwa dia tidak mempunyai hak untuk mencegah praktik kebiasaan jual beli istri. Ada beberapa kasus jual beli istri yang terjadi dikarenakan Undang-Undang orang miskin di Inggris pada masa itu memaksa para suami dari kalangan masyarakat miskin untuk menjual istrinya dibandingkan menjalankan kehidupan rumah tangga mereka di rumah kerja.
Praktik penjualan istri terus dilakukan di Inggris hingga awal abal ke-20. Meskipun seorang yuris dan sejarawan, James Bryce menulis di dalam pernyataannya pada tahun 1901, bahwa praktik jual beli istri sudah jarang dilakukan pada waktu itu. Berdasarkan salah satu kasus terakhir praktik jual beli yang dilaporkan kepada pengadilan kota Leeds pada tahun 1913, seorang perempuan memberikan kesaksian bahwa dia telah dijual ke salah seorang rekan kerja suaminya seharga 1 pound sterling.
Latar belakang hukum
suntingJual beli istri adalah suatu praktik yang bersumber dari "tradisi yang diciptakan" yang terjadi kira-kira pada akhir abad ke-17 hingga abad 18[2] Meskipun demikian, ada sebuah kasus pada tahun 1302 tentang seorang suami yang memberikan istrinya kepada pria yang sedang berselingkuh dengannya dengan sebuah akta.[3] Bersamaan dengan meningkatnya kepopuleran surat kabar, praktik ini makin sering diberitakan pada paruh kedua abad ke-18.[4] Meskipun tradisi jual beli istri merupakan tradisi yang aneh yang sering didengar sekaligus dilaksanakan oleh kelas menengah bawah Inggris, tradisi ini tidak mempunyai jejak hukum sama sekali untuk membenarkan perbuatan tersebut. [5]
Pernikahan
suntingHingga disahkannya UU Pernikahan Tahun 1753, upacara pernikahan formal di hadapan seorang pendeta bukan merupakan persyaratan hukum di Inggris, dan pencatatan pernikahan juga tidak perlu. Pernikahan hanya butuh persetujuan dari kedua belah pihak yang ingin menikah[6] dengan persyaratan bahwa kedua pasangan telah memenuhi persyaratan umur yang diperbolehkan secara hukum yang membatasi usia minimal untuk menikah dengan minimum umur 12 tahun untuk perempuan dan 14 tahun untuk laki-laki, belum menikah dengan orang lain dan tidak terlibat dalam perselingkuhan.[7] Setelah menikah, wanita akan memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan suaminya. Pasangan suami dan istri menjadi suatu satu kesatuan yang diakui, sebuah pengakuan status yang disebut juga dengan kedudukan wanita bersuami (coverture). Seorang hakim terkenal dari Inggris bernama Sir William Blackstone menulis pada tahun 1753 bahwa "substansi dan eksistensi wanita ditangguhkan selama pernikahan, atau setidaknya dikonsolidasikan dan dimasukkan ke dalam hak-hak suaminya yang wajib menjaga dan melindungi, apapun yang wanita butuhkan". Seorang wanita yang menikah tidak memiliki hak untuk memiliki harta properti dan mereka sendiri adalah milik suami mereka.[8] Walaupun hukum ini memberikan banyak keterbatasan bagi perempuan, hukum ini ditujukan untuk kepentingan dan keuntungan perempuan.[7]
Perceraian
suntingTerdapat lima metode yang diketahui untuk bercerai yang dapat dilakukan pada periode modern awal sejarah Inggris. [9]
Referensi
sunting- Catatan kaki
- Catatan
- ^ Vaessen, Rachel Anne (2006), Humour, Halters and Humiliation: Wife Sale as Theatre and Self-divorce (thesis) (pdf), ir.lib.sfu.ca, diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2011-07-06, diakses tanggal 18 December 2009
- ^ Thompson (1991), hlm. 442
- ^ Bryce 1901, hlm. 820
- ^ Mansell & Meteyard 2004, hlm. 88
- ^ Bryce 1901, hlm. 819-20
- ^ Bryce (1901), hlm. 816–817
- ^ a b Leneman, Leah (1999), "The Scottish Case That Led to Hardwicke's Marriage Act", Law and History Review, University of Illinois Press, 17 (1): 161, doi:10.2307/744190, diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25, diakses tanggal 16 December 2009
- ^ Caine & Sluga 2002, hlm. 12–13
- ^ Stone (1990), hlm. 141
- Bibliografi
- Ashton, John (1899), Social England Under the Regency, London: Chatto and Windus, OCLC 4395094
- Ashton, John (1888), Modern Street Ballads, London: London, Chatto & Windus, OCLC 463842992
- Bryce, James (1901), Studies in History and Jurisprudence, Volume II, New York: Oxford University Press, American Branch, ISBN 978-0-559-45406-6
- Burn, John (2009) [1869], Burn's Justice of the Peace and Parish Officer: (V. 5a, 1869), Cornell University Library, ISBN 978-1-112-03657-6
- Caine, Barbara; Sluga, Glenda (2002), Gendering European History: 1780–1920, Continuum, ISBN 978-0826467751
- Chambers, Robert (1864), The book of days: A miscellany of popular antiquities, 1, London and Edinburgh: W. & R. Chambers
- Clark, Anna (1997), The Struggle for the Breeches: Gender and the Making of the British Working Class, University of California Press, ISBN 9780520208834, diakses tanggal 23 February 2011
- Collins, Sophie (2007), A Sussex Miscellany, Alfriston: Snake River Press, ISBN 978-1-906-02208-2
- Finlay, Henry Alan (2005), To have but not to hold (edisi ke-illustrated), Sydney, Australia: Federation Press, ISBN 1862875421
- Gibson, Colin (1993), Dissolving Wedlock, Routledge, ISBN 978-0-415-03226-1
- Godbeer, Richard (2002), Sexual Revolution in Early America (Gender Relations in the American Experience), The Johns Hopkins University Press, ISBN 978-0-801-86800-9
- Hill, Bridget (1994), Women, Work & Sexual Politics in Eighteenth-century England, Routledge, ISBN 1857282132
- Mansell, Wade; Meteyard, Belinda (2004), A critical introduction to law (edisi ke-3), Routledge Cavendish, ISBN 1859418929
- Pateman, Carole (1988), The Sexual Contract, Stanford University Press, ISBN 978-0-804-71477-8
- Reach, Angus B. (1846), Douglas William Jerrold, ed., "The England of the French Drama", Douglas Jerrold's shilling magazine, The Punch Office, 4
- Stone, Lawrence (1990), Road to divorce: England 1530–1987 (edisi ke-illustrated, reprint), Oxford University Press, ISBN 0-19822-651-9
- Thompson, E. P. (1991), "Sale of Wives", Customs in Common, The New Press, hlm. 404–466, ISBN 0-85036-411-6
- Woodbury, George (1951), The Great Days of Piracy, New York: W. W. Norton & Company
Pranala luar
sunting- (Inggris) Discussion and examples (arsip)
- (Inggris) Documented examples Diarsipkan 2014-11-02 di Wayback Machine.