Jurjana
Jurjana adalah cerita rakyat yang berasal dari daerah Jakarta.[1] Yang menceritakan seorang pemuda yang bernama Jurjana yang mempunyai enam orang saudara dan semuanya menjadi pegawai kerajaan, sehingga Jurjana merasa tidak diperhatikan dan melakukan pencurian-pencurian. Pada suatu hari Jurjana gagal mencuri karena telah ketahuan oleh pemiliknya dan dilaporkan oleh mandor desa, kemudian diteruskan sampai ke Lurah lalu ke Kepala Kemanan Kerajaan yang dijabat oleh kakaknya sendiri. Atas dasar hukum, akhirnya Jurjana tetap harus diberikan hukuman, Jurjana dihukum dengan dibuang ke negeri Mesir.
Di Mesir, Jurjana bertemu dengan seorang laki-laki yang baik hati bernama Alam Daur, kemudian ia mengantarkan Jurjana ke kerajaan untuk bekerja dan diterima sebagai penjaga taman kerajaan. Setelah melihat Jurjana, putri raja jatuh cinta padanya hal ini membuat raja marah dan mengusir Jurjana dari kerajaan. Raja membuat sayembara bahwa yang bisa menjadi menantunya yaitu siapapun yang bisa membawakan kain putih sekepal setutup langit yang mempunyai arti pelangi baik siang ataupun malam.
Jurjana yang diusir dari istana dan kembali pada Alam Daur lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya, kemudian Alam Daur menunjukkan bahwa kain putih sekepal setutup selangit dapat dicari ke Gunung Tilu. Akhirnya berangkatlah Jurjana dan berhasil membawa pulang yang ia cari, namun ditengah perjalanan kain putih sekepal langit itu direbut oleh
Referensi
sunting- ^ Yayasan Untuk Indonesia; Jakarta Raya (Indonesia), ed. (2005). Ensiklopedi Jakarta: culture & heritage = budaya & warisan sejarah. Jakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman. ISBN 978-979-8682-49-0.