Jurnalisme pacuan kuda
Jurnalisme pacuan kuda adalah jurnalisme yang membingkai pemilu tak ubahnya liputan pacuan kuda.[1][2] Dalam pacuan kuda, seekor kuda bukan dinilai berdasarkan kecepatan atau keterampilan absolutnya, tetapi didasarkan atas perbandingan dengan kuda lainnya, terutama berdasarkan kemenangan dan kerugian.[2]
Dalam jurnalisme pacuan kuda, media menghadirkan liputan aksi saling serang secara verbal di antara pendukung masing-masing kontestan untuk meramaikan perlombaan. Liputan ini tak ubahnya sedang menonton pacuan kuda.[1]
Efek negatif jurnalisme pacuan kuda
suntingSepintas, jurnalisme pacuan kuda terlihat menarik karena menghadirkan politik yang riuh dan melibatkan masing-masing pendukung. Sayangnya, jurnalisme pacuan kuda akan berpotensi memperuncing konflik di antara masing-masing pendukung.[1]
Selain itu, jurnalisme pacuan kuda dianggap merendahkan politik dan menyebabkan warga negara menjadi sinis dan kurang percaya pada politisi; setidaknya pada tingkat tertentu atau untuk individu tertentu.[3]
Catatan Kaki
sunting- ^ a b c Wijayanto 26 April 2019.
- ^ a b Broh 1980.
- ^ Banducci 2014.
Daftar Pustaka
sunting- Banducci; Hanretty, Chris (2014). "Comparative determinants of horse-race coverage". European Political Science Review: 621–640. doi:10.1017/S1755773913000271.
- Broh (1980). "Horse-Race Journalism: Reporting the Polls in the 1976 Presidential Election". The Public Opinion Quarterly. 44 (4): 514–529. Diakses tanggal 15 Desember 2024.
- Wijayanto (26 April 2019). "Jurnalisme Pacuan Kuda". Tempo. Diakses tanggal 15 Desember 2024.