Zainudin Fananie

Pendidik, penulis, salah satu dari tiga pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor
(Dialihkan dari KH Zainudin Fananie)

KH. Zainuddin Fannanie (23 Desember 1908 – 21 Juli 1967) adalah Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bersama 2 orang lainnya KH Ahmad Sahal dan KH Imam Zarkasyi. Ia adalah putera keenam dari Kyai Santoso Anom Besari.

Kyai Haji Zainuddin Fannnanie
Lahir23 Desember 1908
Mlarak, Ponorogo
Meninggal21 Juli 1967
Jakarta
Dikenal atasTrimuti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo
PenggantiKH Shoiman Luqmanul Hakim
Dr. KH Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A
KH Hasan Abdullah Sahal
Drs. KH Imam Badri
KH Syamsul Hadi Abdan, S.Ag
Anak1

Pendidikan

sunting
 
Tiga bersaudara trimurti pendiri Pondok Modern Gontor. Dari kiri KH. Ahmad Sahal, KH. Zainudin Fananie, dan KH. Imam Zarkasyi

Masuk Sekolah Dasar Ongko Loro Jetis Ponorogo, sementara itu mondok di Pondok Pesantren Josari Ponorogo, kemudian ke Termas, Pacitan, lalu ke Siwalan Panji Sidoarjo. Dari sekolah Ongko Loro ia pindah ke sekolah dasar Hollandshe Inlander School (HIS), kemudian melanjutkan ke Kweekschool (Sekolah Guru) di Padang. Sesudah tamat sekolah guru ia masuk Leider School (Sekolah Pemimpin) di Palembang. Selain itu, ia pernah belajar pada Pendidikan Jurnalistik dan Tabligh School (Madrasah Muballighin III) di Yogyakarta, dan selesai pada tahun 1930.[1]

Pengalaman

sunting

Menjadi guru di HIS sejak 1926 sampai 1932 dan mengajar di School Opziener di Bengkulen sampai tahun 1934. Pernah menjadi Konsul Pengurus Besar Muhammadiyah Sumatera Selatan pada tahun 1942, masih pada tahun yang sama menjadi Kepala Penasehat Kepolisian Palembang hingga tahun 1943. Setahun kemudian menjabat Kantor Keselamatan Rakyat di Palembang. Setelah itu dipilih menjadi Kepala Kantor Tata Usaha Kantor Sju Tjokan. Sejak tanggal 8 April 1953 diangkat oleh presiden menjadi anggota Panitia Negara Perbaikan Makanan. Empat bulan setelah itu tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1953 menduduki Kepala Jawatan Bimbingan dan Perbaikan Sosial pada Kementerian Sosial. Masih pada tahun yang sama ia menjabat Inspektur Kepala, Kepala Inspeksi Sosial Jawa Barat dan Summatera Selatan. Sejak tanggal 19 Januari 1956 mendapat kepercayaan menjadi Kepala Bagian Pendidikan Umum Kementerian Sosial. Pada pertengahan bulan Januari 1959 menjabat Kepala Kabinet Menteri Sosial. Setahun kemudian yaitu pada tanggal 12 Agustus menjadi Kepala Jawatan Pekerjaan Sosial. Terakhir adalah sebagai anggota BPP-MPRS sampai tahun 1967.

Pada tanggal 21 Juli 1967 ia meninggal dunia di kediamannya di Jakarta, meninggalkan seorang istri dan seorang anak yaitu Drs. H. Rusydi Bey (Anggota Badan Wakaf Pondok Modern Gontor).[1]

Karya Tulis

sunting

Di antara karya tulisnya yang masih menjadi bahan rujukan terutama bagi generasi penerus Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:

  • Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam.
  • Pedoman Pendidikan Modern.
  • Kursus Agama Islam.
  • Penangkis krisis.
  • Reidenar dan Jurnalistik.[1]

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting