KRI Yos Sudarso (353)

kapal milik Angkatan Laut Republik Indonesia
(Dialihkan dari KRI Yos Sudarso)

KRI Yos Sudarso
Karier (ID) Indonesia
ProduksiKoninklijke Maatschappij de Schelde
Mulai dibuat 25 Juli 1963
Diluncurkan 19 Juni 1965
Harga Unit -
Dibeli1987
Nama sebelumnyaHr. Ms. Van Galen (F 803)
Status Aktif berdinas
Karakteristik umum
Berat benaman 2835 ton
Panjang 113,4 x 12,5 x 4,2 meter
Lebar 12,5 meter
Draught-
Tenaga penggerak2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 P gearboxes @16000hp
Kecepatan 28,5 knot
Awak kapal 183
Persenjataan2x2 - Rudal Darat ke Udara -Sea Cat (digantikan oleh Mistral)
1 Pucuk Meriam - OTO-Melara Compact Kaliber 76 mm ; kecepatan tembakan 85 peluru per menit
2x2 - Rudal anti Kapal perang C-802 - berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar
4 x Torpedo Honeywell Mk 46 Kaliber 533 mm berkemampuan SUT (Surface & Underwater Target)
2 x Senapan Mesin Berat browning kaliber 12,7 mm

KRI Yos Sudarso (353) merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Yos Sudarso, salah seorang pahlawan nasional yang gugur di atas KRI Macan Tutul dalam Pertempuran Laut Aru pada masa kampanye Trikora.

KRI Yos Sudarso merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat. Penggantian juga dilakukan pada senjata rudal yang semula menggunakan 8x Harpoon Mc Douglas buatan USA diganti dengan C-802 buatan Tiongkok.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Yos Sudarso antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Slamet Riyadi (352), KRI Oswald Siahaan (354) KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).

Data Teknis

sunting

KRI Yos Sudarso memiliki berat 2,941.9 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 P gearboxes dengan kekuatan 16000hp. Repowering mesin penggerak dilakukan oleh PT PAL yang semula menggunakan mesin boiler.[butuh rujukan]

Persenjataan

sunting

KRI Yos Sudarso dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:[butuh rujukan]

  1. 4 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) C-802 dengan jangkauan maksimum 120 Km, berkecepatan jelajah 0,8-0,9 mach, berpemandu inertial/GPS dan terminal active radar dengan hulu ledak seberat 150 Kg.
  2. 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
  3. 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
  4. 2 Senapan mesin 12.7mm
  5. 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.

Sensor dan elektronik

sunting

KRI Yos Sudarso diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.[butuh rujukan]

Penerbangan

sunting

Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS.1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai helikopter anti kapal selam. Digantikan dengan NBO-105 untuk penindakan ringan dan angkut serbaguna. Setelah 11 helikopter Eurocopter AS565 Panther pesanan TNI-AL diserahkan, Panther akan menggantikan NBO-105 untuk angkut, penindakan, dan peperangan anti kapal selam.[butuh rujukan]

Operasi

sunting

Pada tanggal 10 hingga 11 Maret KRI Yos Sudarso 353 tergabung dalam satgas Aru Jaya melakukan operasi penghalauan terhadap kapal ferry Lusitania "si bedhes" Expresso yang bermaksud menuju Dilli, Timor timur tanpa izin. Operasi berhasil dilakukan tanpa ada peluru yang ditembakkan.[butuh rujukan]

Komandan

sunting
  • Kolonel Laut (P) Aminuddin Albek (-2020)
  • Kolonel Laut (P) Rizky Prayudi (2020-)
  • Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz, MMaritimePol., M.Tr.Hanla. (2020-2021)
  • Kolonel Laut (P) Osben Alibos Naibaho (2021-2022)
  • Kolonel Laut (P) Boy Yopi Hamel, M.Tr.Hanla., M.M. (2022-2023)
  • Kolonel Laut (P) Sayid Hasan Hutagalung, CRMP. (2023-2024)

Pranala luar

sunting