Kabupaten Tapanuli Utara

kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia


Kabupaten Tapanuli Utara (Surat Batak Toba: ᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ) adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia yang ibu kotanya berada di kecamatan Tarutung. Jumlah penduduk kabupaten Tapanuli Utara pertengahan tahun 2024 sebanyak 329.252 jiwa, dengan kepadatan penduduk 84 jiwa/km² dan kabupaten ini merupakan kawasan yang mayoritas penduduknya adalah etnis Batak Toba.[4][9]

Kabupaten Tapanuli Utara
Taput
Transkripsi bahasa daerah
 • Surat Batak Tobaᯖᯇᯉᯮᯞᯪ ᯥᯖᯒ
Lambang resmi Kabupaten Tapanuli Utara
Motto: 
ᯀᯒ᯲ᯎ ᯑᯬ ᯅᯬᯉ ᯉᯪ ᯇᯪᯉᯘ
Arga do bona ni pinasa
(Batak Toba) Kampung halaman itu berharga
Peta
Peta
Kabupaten Tapanuli Utara di Sumatra
Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara
Peta
Kabupaten Tapanuli Utara di Indonesia
Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Tapanuli Utara (Indonesia)
Koordinat: 2°00′10″N 99°04′15″E / 2.0028°N 99.0707°E / 2.0028; 99.0707
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
Tanggal berdiri24 November 1956[1]
Dasar hukumUU No. 22 Tahun 2024[1]
Hari jadi5 Oktober 1945 (umur 79)
Ibu kotaTarutung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 15
  • Kelurahan: 11
  • Desa: 241
Pemerintahan
 • BupatiDimposma Sihombing (Pj.)
 • Wakil BupatiLowong
 • Sekretaris DaerahIndra Sahat Simaremare
 • Ketua DPRDArifin Rudi Nababan[2]
Luas
 • Total3.793,71 km2 (1,464,76 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[4]
 • Total329.252
 • Kepadatan87/km2 (220/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 4,90% Islam
  • 0,04% Buddha
  • 0,01% Parmalim[4]
 • BahasaIndonesia (resmi), Batak Toba (dominan), Batak Angkola
 • IPMKenaikan 77,48 (2024)
 tinggi [5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
224xx
Kode BPS
1205 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0633
Pelat kendaraanBB
Kode Kemendagri12.02 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 1.507.520.000.000,00- (2024)[6]
PADRp 202.080.000.000,00- (2024)[6]
DAURp 677.223.717.000,00- (2024)[7]
DAKRp 287.815.418.000,00- (2024)[8]
Flora resmiAndaliman
Fauna resmiIkan mas
Situs webwww.taputkab.go.id

Sebelum dimekarkan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba (sebelumnya bernama Kabupaten Toba Samosir), dan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah bagian dari Tapanuli Utara.[1]

Sejarah

sunting

Masa Pemerintahaan Hindia Belanda

sunting

Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling (Kabupaten) yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibu kotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling (Wilayah) yaitu:[10]

  • Onder Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibu kotanya Tarutung.
  • Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibu kotanya Siborongborong.
  • Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibu kotanya Balige.
  • Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir) ibu kotanya Pangururan.
  • Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibu kotanya Sidikalang.

Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten (Kecamatan) yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang. Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschingking.

Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada di kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan. Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala Negeri yang disebut Negeri Hoofd.[10] Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal usulnya. Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd.[10]

Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabat yang berdiri sendiri di negeri atau kampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting. Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajak/blasting/rodi dari penduduk Negeri/Kampung masing-masing. Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi.[10]

Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti:[10]

  • Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tanah batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo.
  • Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing wilayah yang disebut Gunyakusyo.
  • Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.
  • Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin Negeri/Kampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala kampung.[11]

Masa Pemerintahan Republik Indonesia

sunting
 
Kawasan Muara, satu satunya kecamatan di Tapanuli Utara yang terhubung langsung ke Danau Toba, setelah pemekaran beberapa kabupaten baru.

Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya dr. Ferdinand Lumban Tobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut:

  • Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing.
  • Nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.
  • Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.

Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang. Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 (lima) wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang.[12]

Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda di mana Belanda mulai menduduki daerah Sumatra Timur maka berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 (empat) kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan. Tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan Tentara Republik, maka pejabat-pejabat Pemerintahan Sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratif ke Bupati.[12]

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan tahun 1950 di Tapanuli dibentuk Kabupaten baru yaitu Kabupaten Tapanuli Utara (dulu Kabupaten Batak), Kabupaten Tapanuli Selatan (dulu Kabupaten Padang Sidempuan), Kabupaten Tapanuli Tengah (dulu Kabupaten Sibolga) dan Kabupaten Nias. Dengan terbentuknya kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Di samping itu di setiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat.[12]

Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal.[12]

Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan.[12]

Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang Hasundutan, jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan. Kecamatan yang masih tetap dalam Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborongborong, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Muara.[12]

Sebagian perairan Danau Toba dimanfaatkan untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama, khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan wisata rohani Salib Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis mineral, seperti kaolin, batu gamping, belerang, batu besi, mika, batubara, panas bumi, dan sebagainya.[12]

Pemerintahan

sunting

Bupati dan Wakil

sunting
 
Kantor Bupati Tapanuli Utara di Tarutung

Bupati Tapanuli Utara adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Bupati Tapanuli Utara bertanggungjawab kepada Gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Tapanuli Utara ialah Nikson Nababan, dengan wakil bupati Sarlandy Hutabarat. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Tapanuli Utara 2018. Nikson merupakan bupati Tapanuli Utara ke-21 setelah kabupaten ini dibentuk, ia dilantik pada 23 April 2019 di Kota Medan, dan ini merupakan jabatan periode kedua bagi Nikson sebagai bupati.[13]

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Wakil Bupati
*   Dimposma Sihombing
(Penjabat)
23 April 2024 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[14] 2019–2024[15] 2024–2029
PKB 3   3   3
Gerindra 4   1   2
PDI-P 6   10   9
Golkar 5   5   5
NasDem 5   6   5
Hanura 3   4   2
PAN 4   0   0
Demokrat 3   2   3
Perindo (baru) 2   6
PKPI 2   2
Jumlah Anggota 35   35   35
Jumlah Partai 9   9   8


Kecamatan

sunting
 
Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 kecamatan, dengan 11 kelurahan dan 241 desa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2019 mencatat bahwa Kecamatan terluas ada di kecamatan Garoga yakni 510,64 km² dan jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Siborongborong dengan jumlah penduduk 53.126 jiwa. Sementara itu, kecamatan yang memiliki kelurahan terbanyak ada di Ibukota kabupaten Tarutung yakni 7 kelurahan dari total 11 kelurahan yang ada.[9]

Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara 2023
No Kecamatan Ibukota Luas Jarak ke
Ibukota
Penduduk Desa Kelurahan IPM
1 Adiankoting Adiankoting 473,22 26 15.266 16
2 Garoga Garoga Sibargot 510,64 68 19.025 13
3 Muara Huta Nagodang 73,97 43 15.437 15
4 Pagaran Sipultak 112,57 26 19.737 14
5 Pahae Jae Pasar Sarulla 207,30 42 12.162 12 1
6 Pahae Julu Onan Hasang 164,67 22 13.979 18 1
7 Pangaribuan Pakpahan 462,39 48 31.046 26
8 Parmonangan Manalu 328,00 58 15.198 14
9 Purba Tua Parsaoran Janji Angkola 198,93 52 8.464 11
10 Siatas Barita Simorangkir Julu 94,20 4 15.311 12
11 Siborongborong Pasar Siborongborong 246,81 26 53.126 20 1
12 Simangumban Simangumban Julu 201.14 50 8.498 8
13 Sipahutar Sipahutar 373,49 22 29.420 25
14 Sipoholon Hutauruk 175,82 6 25.335 13 1
15 Tarutung Tarutung 110,64 44.193 24 7
Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung 3.895,60 326.197 241 11 0,729

Demografi

sunting

Suku bangsa

sunting
 
Ruma Bolon, rumah tradisional suku Batak Toba.

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan rumah bagi suku Batak Toba.[butuh rujukan] Ini juga mencakup kabupaten yang sudah dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, yakni Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba dan Kabupaten Humbang Hasundutan.[16] Tidak ada data resmi besaran jumlah etnis di Tapanuli Utara, namun secara keseluruhan didominasi oleh suku Batak Toba. Selain itu, ada sebagian kecil yang merupakan suku terdekat Batak Toba, yakni Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Karo, Mandailing dan Batak Pakpak. Ada pula sebagian kecil orang Jawa, Minangkabau dan Tionghoa, yang kebanyakan terdapat di Tarutung dan Siborongborong, umumnya sebagai pedagang, atau pelaku usaha makanan.

 
GKPA Huta Dolok, Silantom Jae, Pangaribuan
 
HKBP Sipahutar.

Mayoritas penduduk kabupaten Tapanuli Utara memeluk agama Kristen, sebagian beragama Islam dan sebagian kecil beragama Buddha. Suku asli di kabupaten Tapanuli Utara yakni Batak Toba, umumnya memeluk agama Kristen Protestan dan sebagian memeluk Katolik, Islam dan kepercayaan asli suku Batak yaitu Parmalim.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2024 mencatat bahwa 95,05% penduduk Tapanuli Utara memeluk agama Kristen, dimana 90,28% Protestan dan 4,77% Katolik. Kemudian sebagian lagi beragama Islam yakni 4,90%, yang banyak bermukim di kecamatan Simangumban, kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan yang banyak diantaranya merupakan Batak Angkola atau Mandailing, dan juga di Pahae Jae dan Tarutung. Sebagian kecil memeluk agama Buddha yakni 0,04% dari etnis Tionghoa, umumnya di Tarutung dan Siborongborong dan sebanyak 0,01% masih menganut kepercayaan lama Batak, Parmalim.[4]

Salah satu pusat gereja Kristen Protestan terbesar di Indonesia yaitu Huria Kristen Batak Protestan atau HKBP, terletak di kabupaten Tapanuli Utara, tepatnya berada di ibukota kabupaten, Tarutung. HKBP memiliki jumlah jemaat yang cukup banyak dan juga telah tersebar diberbagai provinsi di Indonesia bahkan di beberapa negara luar seperti Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat. HKBP sendiri menjadi organisasi terbesar ketiga di Indonesia setelah Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.[17]

Sarana peribadatan yang ada di Tapanuli Utara, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara tahun 2021:[9]

Bahasa

sunting
 
Tulisan Batak Toba di Kantor Bupati Tapanuli Utara

Batak Toba yang merupakan suku asli dan dominan di Tapanuli Utara, memengaruhi pada Bahasa komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa Batak Toba adalah Bahasa Utama yang digunakan oleh penduduk Tapanuli Utara, selain dari Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi Indonesia. Sementara di beberapa kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan, bahasa Batak Toba dan Bahasa Batak Angkola kerap terjadi percampuran. Hal ini bisa dijumpai di kecamatan Pangaribuan, daerah Pahae, dan kecamatan Garoga. Meski memiliki beberapa kosakata berbeda, pada dasarnya masyarakat Batak Toba dan Angkola bisa saling mengerti bahasa satu dengan yang lainnya.[18]

Aksara dasar (ina ni surat) dalam surat Batak merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/. Terdapat 19 aksara dasar yang dimiliki semua varian aksara Batak, sementara beberapa aksara dasar yang hanya digunakan pada varian tertentu. Bentuknya dapat dilihat sebagaimana berikut:[19]

Ina ni Surat
a ha ka ba pa na wa ga ja da ra ma ta sa ya nga la nya i u
Batak Toba              
 
           
 
             

Bentuk-bentuk di atas merupakan bentuk yang digeneralisasi, tidak jarang suatu naskah menggunakan varian bentuk aksara atau tarikan garis yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan bahasa Batak lainnya, sesuai daerah asal dan media yang digunakan.[20]

Aksara i () dan u () hanya digunakan untuk suku kata terbuka, misal pada kata dan ina ᯤᯉ dan ulu ᯥᯞᯮ. Untuk suku kata tertutup yang diawali dengan bunyi i atau u, digunakanlah aksara a ( atau ) bersama diaktirik untuk masing-masing vokal, misal pada kata indung ᯀᯪᯉ᯲ᯑᯮᯰ dan umpama ᯀᯮᯔ᯲ᯇᯔ.[21]

Perekonomian

sunting

Pariwisata

sunting
 
Kawasan wisata Rohani, Salib Kasih di kecamatan Siatas Barita.
 
Bukit Doa di Huta Ginjang, kecamatan Muara, Tapanuli Utara.

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki beberapa tempat wisata. Salah satu yang paling terkenal adalah wisata Salib Kasih. Sebagai kawasan yang mayoritas memeluk agama Kristen, kawasan ini sering dijadikan sebagai wisata rohani, baik dari daerah maupun wisatawan mancanegara. Presiden Indonesia Joko Widodo dalam kunjungannya ke Salib Kasih 30 Juli 2019 juga mengapresiasi kawasan ini.[22] Pemerintah pusat turut ambil bagian dalam pengembangan kawasan wisata Salib Kasih bisa ditingkatkan, sebagai upaya meningkatkan pariwisata di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.[22] Salib Kasih berada di kecamatan Siatas Barita tidak jauh dari ibukota kabupaten, Tarutung.[23]

Selain Salib Kasih, ada pula tempat wisata lainnya yang tepat berada di pinggir Danau Toba, yakni Panatapan Huta Ginjang, yang terletak di Huta Ginjang, kecamatan Muara. Dari tempat ini, wisatawan bisa melihat keindahan dan sekeliling Danau Toba. Masih di kecamatan Muara, ada juga Tugu Toga Aritonang dan tugu Bukit Doa.[23]

Ada pula tempat wisata permandian air panas. Tempat permandian Air Soda Sirara, yang disinyalir hanya ada dua tempat wisata seperti ini, yakni di Tarutung, Tapanuli Utara dan satu lagi di Venezuela.[23] Tempat wisata lain yang menjadi tempat wisata di Tapanuli Utara adalah Sopo Partungkoan, yang merupakan gedung kesenian dan kebudayaan Tapanuli Utara.[23]

Kesehatan

sunting

Rumah sakit

sunting
Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat
1 1205013 RS Umum Daerah Tarutung RSUD B Jl. H. Agus Salim № 1, Desa Hutagalung Siwaluompu, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara 22411
2 1205142 RS Umum Sint Lucia RSU D Jl. Sisingamangaraja № 171/173, Kelurahan Pasar Siborongborong, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara 22474

Pendidikan

sunting

Setidaknya ada 5 kampus Sekolah Tinggi atau Universitas di kabupaten Tapanuli Utara, yakni Institut Agama Kristen Negeri, Tarutung (IAKN Tarutung), Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara di Siborongborong, Sekolah Pendeta HKBP, Akademi Keperawatan Tarutung Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dan Akademi Kebidanan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara.

IAKN Tarutung memiliki 5 program studi jenjang Diploma (D3) hingga Pasca Sarjana (S2), meliputi Pendidikan Agama Kristen (PAK), Teologi, Musik Gereja, Pastoral Konseling dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sedangkan Universitas Sisingamangaraja XII Siborongborong, memiliki 8 program studi jenjang Sarjana (S1), yakni Program studi Agroteknologi, Ilmu Hukum, Manajemen, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Teknik Industri dan Teknik Sipil.[24]

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA, MA, SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 386 79 49 5
Data sekolah di Kabupaten Tapanuli Utara T.A 2020-2021
Sumber:[25]

Transportasi

sunting
 
Bandara Silangit di Siborongborong, Tapanuli Utara
 
Gapura selamat datang di Kabupaten Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki bandara Internasional sebagai sarana pintu masuk menuju tempat wisata di kawasan Danau Toba. Bandar Udara Internasional Silangit menjadi sarana transportasi penting bagi pergerakan ekonomi di Tapanuli Utara. Maskapai seperti Sriwijaya dan Garuda Indonesia telah membuka rute langsung dari Jakarta. Sedangkan tujuan internasional, bandara Silangit juga telah memiliki rute ke Singapura. Selain pesawat udara, transportasi darat juga bisa dijumpai di Tapanuli Utara, berbagai taksi, bus antarkota dan provinsi juga banyak dijumpai disini, dengan tarif yang bervariasi.[26]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c "Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2024 tentang Kabupaten Tapanuli Utara di Provinsi Sumatera Utara" (PDF). Lembaran Negara Republik Indonesia. 2024-07-02. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2024-07-15. Diakses tanggal 2024-07-15. 
  2. ^ "Arifin Rudi Nababan Dilantik Jadi Ketua DPRD Taput". www.inimedan.com. (2022). Diakses tanggal 27 November 2022. 
  3. ^ Luas wilayah Menurut Hasil Pemetaan SP2010
  4. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 23 November 2024. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024". www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 23 November 2024. 
  6. ^ a b "Postur APBD Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024. 
  7. ^ "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024. 
  8. ^ "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Sumatera Utara". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. 34. Diakses tanggal 23 November 2024. 
  9. ^ a b c "Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka 2023" (pdf). www.tapanuliutarakab.bps.id. hlm. 53, 140. Diakses tanggal 16 Maret 2023. 
  10. ^ a b c d e "Sejarah Tapanuli Utara". www.smartnewstapanuli.com. Diakses tanggal 10 Februari 2020. 
  11. ^ di Situs Resmi Pemkab Taput
  12. ^ a b c d e f g "Sejarah di Situs Resmi Pemkab Taput". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-08. Diakses tanggal 5 Februari 2018. 
  13. ^ "Gubernur Lantik Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Utara". www.mediaindonesia.com. 23 April 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2022. 
  14. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara Periode 2014-2019
  15. ^ "Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Tapanuli Utara 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-01. Diakses tanggal 2020-05-18. 
  16. ^ Zuska, F., dkk. (2012). Aspek Kultural Pemekaran Daerah di Sumatera Utara (PDF). Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. ISBN 978-602-9457-02-5. 
  17. ^ "HKBP Organisasi Keagamaan Terbesar Ketiga di Indonesia". www.batakgaul.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-17. Diakses tanggal 10 Januari 2020. 
  18. ^ Dongoran, Tumpal. H, dkk (Februari 1997). "Fonologi Bahasa Angkola" (PDF). labbineka.kemdikbud.go.id. hlm. 1–6. Diakses tanggal 23 September 2021. 
  19. ^ Everson, Michael; Kozok, Uli (07-10-2008). "Proposal for encoding the Batak script in the UCS" (PDF). ISO/IEC JTC1/SC2/WG2. Unicode (N3320R). Diakses tanggal 25 Oktober 2021. 
  20. ^ Kozok 2009.
  21. ^ Kozok 1999, hlm. 109.
  22. ^ a b Purba, David Oliver (ed.). "Kunjungan Kerja Jokowi ke Taput, Datangi Salib Kasih hingga Pasar Siborongborong". Kompas.com. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  23. ^ a b c d "Tempat Wisata di Tarutung, Tapanuli Utara". www.pariwisatasumut.net. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  24. ^ "Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara". www.ayokuliah.id. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 
  25. ^ [1], Profil, peta lokasi, dan perbandingan sekolah tingkat paud, dasar, menengah, dan pendidikan masyarakat di 514 Kab/Kota, www.sekolah.data.kemdikbud.go.id
  26. ^ Prodjo, Wahyu Adityo. F, Ni Luh Made Pertiwi, ed. "Perlu Taksi dari Bandara Silangit ke Danau Toba? Ini Daftar Harganya..." Kompas.com. Diakses tanggal 5 Februari 2020. 

Pranala luar

sunting