Kacang kamiling

(Dialihkan dari Kacang otak)

Kacang kamiling atau kacang otak (bahasa Inggris: walnut) adalah biji-bijian yang dapat dimakan dari pohon-pohon bergenus Juglans, terutama dari pohon Juglans regia. Terdapat juga kacang otak dari pohon kamiling hitam (Juglans nigra) dan pohon kamiling mentega (Juglans cinerea), namun tidak lazim dikonsumsi. Buah pohon-pohon Juglans sering kali keliru dianggap sebagai drupa, namun karena kulit luarnya berupa daun pelindung dan secara morfologis bukan daun buah, maka kacang otak bukanlah kacang drupa seperti badam. Di Indonesia , kacang otak atau kamiling sering disamakan dengan kacang kenari,padahal kacang kenari adalah kacang dari genus Canarium.

Kacang otak

Setelah buahnya masak, bagian kelobotnya dikupas agar biji atau kacang otak dapat dikonsumsi. Kacang otak kaya akan protein dan asam lemak esensial.

 
Buah walnut hitam mentah.

Dua spesies utama yang paling umum dari kacang kacang otak yang ditumbuhkan untuk diambil bijinya adalah kacang otak persia atau Inggris dan kacang otak hitam. Kacang kamilin inggris (J. regia) berasal dari Persia, dan kacang kamiling hitam (J. nigra) berasal dari bagian timur Amerika Utara. Kacang otak hitam memiliki rasa yang tinggi, namun karena kulitnya yang keras dan karakteristiknya yang rendah kelobot, tanaman tersebut tidak ditumbuhkan secara komersial untuk produksi kacang. Sejumlah kultivar kacang kamiling dikembangkan secara komersial, yang semuanya merupakan hasil hibrida dari kacang walnut Inggris.[1]

Spesies lainnya meliputi J. californica, kacang otak hitam California (biasanya digunakan sebagai sebuah stok akar untuk pembuahan komersial dari J. regia), J. cinerea (kacang mentega), dan J. major, kacang otak Arizona.

Produksi

sunting
10 Negara Penghasil Kacang walnut Terbanyak - 2012[2]
Peringkat Negara Produksi
(Ton)
1   Tiongkok 1,700,000
2   Iran 450,000
3   Amerika Serikat 425,820
4   Turki 194,298
5   Meksiko 110,605
6   Ukraina 96,900
7   India 40,000
8   Chili 38,000
9   Prancis 36,425
10   Rumania 30,546
World 3,282,398

Produksi kacang otak di seluruh dunia meningkat pada tahun-tahun terkini, dengan peningkatan terbesar datang dari Asia. Dunia memproduksi 2.55 juta ton metrik kacang otak pada 2010; China adalah produsen kacang otak terbesar di dunia, dengan hasil panen sebesar 1.06 juta ton metrik.[3] Produsen utama kacang otak lainnya adalah (disusun berdasarkan jumlah hasil panen): Iran, Amerika Serikat, Turki, Ukraina, Meksiko, Rumania, India, Prancis dan Chili.

Rata-rata hasil panen kacang otak di seluruh dunia adalah sekitar 3 ton metrik per hektar, pada 2010. Di antara produsen-produsen utamanya, negara-negara Eropa timur memiliki hasil panen tertinggi. Menurut FAO, kebun-kebun kacang walnut paling produktif pada 2010 berada di Rumania, dengan hasil lebih dari 23 ton metrik per hektar.[4]

Amerika Serikat adalah eksportis kacang otak terbesar di dunia. Lembah Sacramento dan San Joaquin di California menghasilkan 99 persen dari kacang walnut Inggris komersial di negara tersebut.

Penggunaan makanan

sunting

Daging kacang otak tersedia dalam dua bentuk; yang masih terbungkus kulit atau yang telah dikupas kulitnya.

Kacang otak adalah bahan utama dari Fesenjan, sebuah khoresh (hidangan berkuah) dalam masakan Iran.

Kultivar

sunting
  • Ashley
  • Chandler
  • Feradam
  • Ferbel
  • Ferjean
  • Fernette
  • Fernor
  • Ferouette
  • Franquette
  • Germisara
  • Hansen
  • Hartley
  • Howard
  • Jupanesti
  • Lara®
  • Marbot
  • Mayette
  • Mellanaise
  • Paradox
  • Parisienne
  • Payne
  • Rita
  • Royal
  • Serr
  • Tulare
  • Valcor
  • Vina
  • Wilson's Wonder

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Commodity Profile: English Walnuts" (PDF). AgMRC, University of California. 2006. 
  2. ^ "Production of Walnut with shell by countries". UN Food & Agriculture Organization. 2012. Diakses tanggal 2014-02-21. 
  3. ^ "Total production, 2010, Walnut with Shell". Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2012. 
  4. ^ "Crops production & yields, 2010, Walnut with Shell". Food and Agriculture Organization of the United Nations. 2012. 

Bacaan tambahan

sunting

Pranala luar

sunting