Kadipaten Krnov
Kadipaten Krnov (bahasa Latin: Ducatus Carnoviensis, bahasa Ceko: Krnovské knížectví, bahasa Polandia: Księstwo Karniowskie) atau Kadipaten Jägerndorf (bahasa Jerman: Herzogtum Jägerndorf) adalah salah satu dari kadipaten-kadipaten Silesia, yang berpisah dari Kadipaten Troppau (Opava) pada tahun 1377, merupakan sebuah fief di Wilayah Mahkota Bohemia. Ibukotanya adalah Krnov di Ceko sekarang.
Kadipaten Krnov | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1377 – 1849 | |||||||||
Kadipaten Opava dan Krnov, peta dari Atlas Novus oleh Joan Blaeu, 1645 | |||||||||
Status | Kadipaten Silesia Fief Wilayah Mahkota Bohemia | ||||||||
Ibu kota | Krnov | ||||||||
Era Sejarah | Abad Pertengahan Akhir Periode modern awal | ||||||||
• Berpisah dari Kadipaten Troppau | 1377 | ||||||||
• Adipati Vladislaus II dari Opole | 1385 | ||||||||
• Adipati George dari Brandenburg-Ansbach | 1523 | ||||||||
• Bergabung dengan Kadipaten Schlesien Hulu dan Hilir | 1849 | ||||||||
| |||||||||
Sejarah
suntingProvinsi ini didirikan pada tahun 1269 di atas tanah yang merupakan bagian dari Markgrafschaft Mähren Bohemia, saat Raja Ottokar II dari Bohemia memberikan Opava kepada putra kandungnya adipati Troppau Nikolas I. Daerah ini berada di bawah kuasa langsung Wangsa Přemyslid bersama dengan tetangganya Kadipaten Racibórz -berbeda dari kadipaten-kadipaten Silesia lainnya yang berada di bawah kuasa Wangsa Piast Silesia, meskipun sebagian besar telah menjadi vasal Bohemia pada tahun 1327. Ia menguasai Opava setelah raja Bohemia terakhir dari wangsa Přemyslid, Vaclav III terbunuh pada tahun 1306. Selanjutnya pada perebutan tahta Bohemia, Nikolas I mendukung klaim Jan Lucemburský atas Wangsa Luksemburg, yang kemudian menghadiahkan kadipaten Opava kepada putra dan penerusnya, Nikolas II pada tahun 1318. Pada 1337, Nikolas II juga menerima kuasa atas kadipaten tetangga, Kadipaten Racibórz setelah kematian adipati Piast terakhir, Leszek.
Ketika Adipati Nikolas II mangkat pada tahun 1365, putra sulungnya John I mewarisi kuasa atas kadipaten Racibórz, sementara kuasa atas Kadipaten Opava dikongsikan antara ia dan adik-adiknya Nikolas III, Vaclav I dan Premek I. Ketika akhirnya mereka membagi-bagi kekuasaan Opava pada tahun 1377, John I si sulung menerima bagian kuasa atas Kadipaten Krnov yang baru berdiri beserta tanah Bruntal. Setelah kemangkatannya pada tahun 1380/82, Racibórz, Krnov and Bruntál diwarisi oleh putra sulungnya John II.
Pada tahun 1384, Adipati John II menjual Krnov kepada adipati Piast, Wladyslaw dari Opole, yang lalu menyerahkannya kepada margraf Luksemburg Jobst dari Mähren pada tahun 1390. Setelah kemangkatan Jobst pada tahun 1411, sepupunya Kaisar Sigismund menggadaikan Krnov kepada adipati Piast, Luis II dari Brieg tetapi menyerahkannya kembali kepada John II setelah ia mampu membayar tebusan. Dua tahun kemudian, kadipaten ini diwarisi oleh kedua putranya Vaclav II dan Nikolas V yang memerintah bersama hingga tahun 1437, saat Nikolas menerima kuasa atas Krnov beserta Pless, Rybnik, Wodzisław Śląski, and Żory. Setelah kemangkatannya tahun 1452, Krnov dan Wodzisław Śląski diserahkan kepada putranya John IV, sedangkan Rybnik, Żory dan Pless diserahkan kepada adiknya Vaclav III.
Para adipati Přemyslid akhirnya kehilangan kuasa atas Krnov pada Perang Bohemia-Hungaria pada 1474 ke tangan Matthias Corvinus, anti-raja Bohemia yang berhasil menawan John IV. Setelah kemangkatan John pada 1483, saudarinya Barbara istri adipati Jan IV dari Oświęcim berusaha mengembalikan kuasa atas kadipaten ini. Namun Wladyslaw II yang kemudian menjadi raja Bohemia tidak berkenan untuk mengembalikan, malah menghadiahkan Krnov kepada penasehatnyanya Johann von Schellenberg. Kesepakatan berhasil diraih pada tahun 1492 saat Helena, putri Barbara menikahi George, putra Schellenberg.
Pada tahun 1523, George von Schellenberg terpaksa menjual Krnov kepada margraf Wangsa Hohenzollern George dari Brandenburg-Ansbach yang bergantung pada warisan Hungaria istrinya Beatrice de Frangepan, janda Matthias Corvinus. Dari 1532, margraf ini kemudian menguasai seluruh Dataran tinggi Silesia, saat ia mewarisi Kadipaten Opole dan Racibórz dari adipati Piast, Jan II. Ia membangun kembali Kastil Krnov dan memperkenalkan Reformasi Protestan di Silesia, lantas mengusir Ordo Teutonik, Fransiskan dan Konventual. Meningkatnya kekuasaan Wangsa Protestan Hohenzollern di tahta Silesia memancing kecurigaan Ferdinand I, Kaisar Romawi Suci yang menjadi raja Bohemia sejak tahun 1526. Meski demikian, Goerge beserta putranya George Frederik yang memerintah dari tahun 1543 dapat mempertahankan kekuasaan mereka. Konflik memburuk tahun 1603 saat George Frederik mangkat tanpa meninggalkan anak dan mewariskan Krnov kepada sepupunya elektor Joachim III Frederik, yang menyerahkannya kepada putranya Johann Georg von Brandenburg pada tahun 1607. Penguasa Wangsa Habsburg menganggap kadipaten tersebut sebagai fief yang dipulihkan. Setelah Pemberontakan Bohemia dan Pertempuran Gunung Putih tahun 1620, Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci, menyita harta-benda wangsa Hohenzollern di atas wilayah kekuasaanya di Bohemia.[1] Pendukung setia Ferdinand, Pangeran Liechtenstein Karl I yang merupakan adipati Opava sejak tahun 1613 menerima kuasa atas Krnov. Kedua kadipaten tersebut kemudian digabungkan pada tahun 1623 dan ditundukkan oleh Reformasi Katolik.
Wangsa Hohenzollern tidak pernah mencabut klaim mereka. Lebih dari seratus tahun kemudian, harta-benda Krnov dan Racibórz tersebut menjadi dalih bagi Raja Prusia Friedrich II untuk memulai Peperangan Schlesien Pertama, yang berakhir dengan aneksasi sebagian besar wilayah Silesia berdasarkan Perjanjian Breslau tahun 1742. Sementara sebagian kecil wilayah utaranya digabungkan dengan kadipaten Prusia, Opole, sebagian besar Krnov tetap menjadi bagian Wilayah Mahkota Bohemia bagian dari Schlesien Austria. Daerah ini akhirnya lebur setelah dibentuk ulang menjadi distrik Krnovský kraj sejak tahun 1751, setelah Revolusi 1848 di Kekaisaran Austria saat Schlesien Austria dinaikkan statusnya menjadi tanah mahkota Cisleithania.
Rujukan
sunting- ^ Carlyle, Thomas (1858). History of Friedrich II of Prussia, Called Frederick the Great. Book III.