Ruizong dari Tang

(Dialihkan dari Kaisar Ruizong dari Tang)

Kaisar Ruizong (唐睿宗) (22 Juni 662[7] – 13 Juli 716[9]), nama lahir Lǐ Dàn (李旦), yang dikenal pada masa hidupnya dengan sebutan Li Xulun (李旭輪), Li Lun (李輪), Wu Lun (武輪), dan Wu Dan (武旦), adalah kaisar kelima dari Dinasti Tang dan memerintah sebanyak dua periode. Ia adalah putra kedelapan dari Kaisar Gaozong dan putra keempat dari istri kedua Kaisar Gaozong Permaisuri Wu (kemudian dikenal dengan sebutan Wu Zetian).

Tang Ruizong
唐睿宗
Kaisar Dinasti Tang
(Periode pertama)
Berkuasa27 Februari 684[1][2] – 8 Oktober 690[3][4]
PendahuluZhongzong
PenerusTidak ada, Wu Zetian sebagai Maharani Dinasti Zhou
(Periode kedua)
Berkuasa25 Juli 710[5] – 8 September 712[6]
PendahuluShang
PenerusXuanzong
Kelahiran22 Juni 662[7][8]
Kematian16 Juli 716(716-07-16) (umur 54)[8][9]
Aula Baifu
PasanganPermaisuri Liu
Selir Dou
Selir Liu
Selir Cui
Selir Wang
Selir Cui[ket 1]
KeturunanLi Chengqi, Kaisar Rang
Li Chengyi, Putra Mahkota Huizhuang
Li Longji, Kaisar Xuanzong
Li Longfan, Putra Mahkota Huiwen
Li Longye, Putra Mahkota Huixuan
Li Longti, Pangeran Sui
Putri Shouchang
Putri Zhaohuai dari Anxing
Putri Jingshan
Putri Huaiyang
Li Hua, Putri Dai
Putri Liang
Putri Xue
Putri Xi
Putri Jinxian
Li Chiying, Putri Yuzhen
Putri Huo
Nama lengkap
Marga: Lǐ (李), kemudian (武) (diubah pada 690)
kemudian kembali diubah menjadi Lǐ (diubah pada 705)
Nama: Aslinya Xùlún (旭輪),
kemudian Lún (輪) (diubah pada 669),
kemudian Dàn (旦) (diubah pada 678),
kemudian diubah kembali menjadi Lún (diubah pada 690)
kemudian diubah lagi menjadi Dàn (diubah pada 698)
Masa pemerintahan pertama:
Wénmíng (文明) 684
Guāngzhái (光宅) 684
Chúigǒng (垂拱) 685–689
Yǒngchāng (永昌) 689
Zǎichū (載初) 690
masa pemerintahan kedua:
Jǐngyún (景雲) 710–712
Tàijí (太極) 712
Yánhé (延和) 712
Nama anumerta
Singkat: Kaisar Shengzhen
(聖真皇帝)
Lengkap: Kaisar Xuanzhen Dasheng
Daxing Xiao
(玄真大聖大興孝皇帝)
Nama kuil
Rùizōng (睿宗)
WangsaTang (唐朝)
AyahKaisar Gaozong
IbuMaharani Wu Zetian

Latar belakang dan awal kehidupan

sunting

Li Xulun lahir pada tahun 662 pada masa pemerintahan ayahnya, Gaozong, Kaisar Dinasti Tang ketiga. Ibunya adalah Permaisuri Wu, yang kemudian dikenal sebagai Wu Zetian saat menjadi Maharani pada tahun 690. Pada tahun 666, namanya diubah dari Xulun menjadi Lun. Pada tahun 675, namanya kembali diubah menjadi Dan dan juga ditetapkan sebagai kepala Perfektur Luo. Sekitar antara tahun 676 sampai 679, dia menikahi wanita dari marga Liu.

Gaozong mangkat pada tahun 683 dan tahta diwariskan kepada kakak Li Dan, Li Zhe (Kaisar Zhongzong), tetapi kendali kekaisaran yang sebenarnya berada di tangan Wu, kini ibu suri, yang merupakan janda Gaozong dan ibu dari Li Zhe dan Li Dan. Perselisihan di antara Zhongzong dan Ibu Suri Wu menjadikan sang kaisar baru digulingkan belum dua bulan memerintah dan mantan kaisar diasingkan. Li Dan kemudian ditunjuk sebagai kaisar baru (kelak dengan nama kuil "Ruizong").

Periode pertama

sunting

Meskipun secara resmi Ruizong menjadi pucuk pimpinan kekaisaran, tetapi sekali lagi kendali kekaisaran yang sebenarnya berada di tangan Ibu Suri Wu. Sang Ibu Suri yang tidak menyukai Chang'an sebagai ibu kota dan menaikkan kedudukan Luoyang sebagai ibu kota kedua. Atas saran keponakannya, Wu Chengsi, Ibu Suri Wu membangun kuil untuk lima generasi leluhurnya dan Ruizong secara anumerta menjadikan mereka sebagai pangeran.

Pada tahun 684, Li Jingye memulai pemberontakan terhadap Ibu Suri Wu di Perfektur Yang, menghendaki agar Zhongzong kembali duduk di tahta. Sebagai balasan, Ibu Suri mengirimkan jenderal Li Xiaoyi untuk menekan pemberontakan.

Pada masa pertama pemerintahan Ruizong, Ibu Suri membentuk polisi rahasia yang digunakan menyidik dan menyiksa pihak-pihak yang menentang atau dicurigai menentang kekuasaannya. Pada masa ini pula, Ruizong justru kebanyakan menjauh dari permasalahan politik.

Pada tahun 688, para pangeran melakukan pemberontakan dan salah satu yang melancarkan pemberontakannya adalah paman dari Ruizong, Li Zhen dan putranya, Li Chong, menyatakan bahwa Ruizong berada di bawah tahanan. Namun pemberontakan itu dengan segera dipatahkan. Ibu Suri menggunakan kesempatan ini untuk menyingkirkan beberapa anggota senior marga Li.

Pada tahun 690, Ibu Suri menerima beberapa petisi untuk naik tahta dan Ruizong juga memberikan petisi tersebut. Wu menerima dan naik tahta secara resmi sebagai Maharani (kaisar wanita) dengan nama Wu Zetian dan menyatakan berdirinya Dinasti Zhou, menghentikan masa kekuasaan Dinasti Tang yang didirikan keluarga Li sejak tahun 618. Wu Zetian kemudian menetapkan purna-Kaisar Ruizong sebagai putra mahkota dengan menganugerahinya gelar yang tak lazim (皇嗣, huangsi) dan namanya diubah kembali menjadi Lun. Wu Zetian kemudian juga mengubah marganya dari Li menjadi Wu.

Masa pemerintahan Wu Zetian

sunting

Walaupun Li Dan, sang purna-Kaisar Ruizong, telah ditetapkan sebagai putra mahkota, muncul petisi dari Wang Qingzhi (王慶之) agar Wu menetapkan keponakannya, Wu Chengsi, sebagai putra mahkota, dengan alasan kaisar bermarga Wu harus mewariskan tahta kepada anggota marga Wu. Menteri Cen Changqian dan Ge Fuyuan memberikan penentangan, dan bersama menteri Ouyang Tong, mereka dihukum mati. Walaupun begitu, Wu tidak mengabulkan petisi Wang.

Pada tahun 693, seorang dayang yang berselisih dengan Li Dan, Wei Tuan'er (韋團兒), mendakwa istri-istri Li Dan, Putri Mahkota Liu dan Selir Dou melakukan praktik sihir, membuat Wu menghukum mati mereka. Lebih jauh, Li Dan didakwa merencanakan pemberontakan. Pejabat yang diduga terlibat dihukum mati, para pelayan Li Dan disiksa agar memberi pengakuan. Salah satu pelayan Li Dan, An Jinzang, menyatakan bahwa Li Dan tidak bersalah dan membelah perutnya sendiri sebagai bentuk sumpah. Ketika mendengar hal itu, Wu mengirimkan tabib untuk menyelamatkan hidupnya dan memerintahkan untuk menghentikan pemeriksaan.

Sekitar tahun 698, Wu Chengsi dan keponakan Wu Zetian yang lain, Wu Sansi, kembali mengangkat permasalahan pewaris tahta dan mereka memohon Wu untuk menunjuk salah satu di antara mereka sebagai putra mahkota. Di Renjie, menteri kepercayaan Wu, menentang gagasan tersebut dan justru menyarankan agar Li Zhe (mantan Kaisar Zhongzong) diangkat menjadi putra mahkota. Gagasan Di didukung menteri lain dan penasehat dekat Wu Zetian. Wu menyepakati gagasan tersebut dan memanggil kembali Li Zhe dari pengasingan saat musim semi tahun 698. Li Dan kemudian menyerahkan posisinya kepada kakaknya, Li Zhe. Li Zhe kemudian berganti nama menjadi Li Xiǎn dan kemudian mengubah nama marganya menjadi Wu Xiǎn.

Masa Kaisar Zhongzong dan Kaisar Shang

sunting

Bersama pendukungnya, Li Zhe berhasil menggulingkan Wu Zetian dari tahta pada tahun 705. Li Zhe (Zhongzong) kemudian naik tahta untuk kedua kalinya. Pada masa ini, Zhongzong kembali memulihkan Dinasti Tang, menjadikan Dinasti Zhou yang didirikan Wu Zetian berakhir. Zhongzong menawarkan Li Dan menjadi pewaris tahta, tetapi Li Dan menolak, menjadikan Zhongzong menjadikan salah satu putranya, Li Chongjun, sebagai putra mahkota.

Masa pemerintahan kedua Zhongzong berakhir bersamaan dengan mangkatnya yang tiba-tiba pada tanggal 3 Juli 710. Sebagian sejarawan percaya bahwa istri utama Zhongzong, Permaisuri Wei, meracuni sang kaisar. Hal ini dilakukan agar Wei dapat menjadi Maharani sebagaimana ibu mertuanya, Wu Zetian, dan anak perempuannya, Li Guo'er, menjadi putri mahkota. Tetapi pada akhirnya salah satu putra Zhongzong, Li Chongmao, yang naik tahta (kelak diberi nama anumerta "Shang"). Usianya yang masih muda menjadikan Wei, kini ibu suri, bertindak sebagai wali kaisar dan memerintah negara atas namanya.

Namun masa pemerintahan kaisar muda ini juga tak lama, kurang dari sebulan, lantaran saudari dan putra Li Dan, Putri Taiping dan Li Longji, melakukan pemberontakan tanpa sepengetahuan Li Dan. Ibu Suri Wei dibunuh dan jasadnya dipertontonkan di jalan, kerabatnya, Li Guo'er dan suami keduanya, para pejabat yang berada di pihak Ibu Suri, juga dibunuh dan disingkirkan dari pemerintahan. Li Chongmao juga digulingkan dari tahta dan kedudukannya diturunkan sebagai pangeran. Atas nasihat Putri Taiping dan Li Longji, Li Dan sekali lagi kembali naik tahta pada tahun 710.

Periode kedua

sunting

Ruizong segera dihadapkan pada permasalahan pewaris tahta sepeninggalnya. Sesuai kaidah Konfusius, putra pertama dari istri utama haruslah yang menjadi pewaris. Dalam masalah ini, Li Chengqi yang paling berhak. Akan tetapi Li Chengqi menolak untuk dijadikan putra mahkota dan membujuk sang ayah agar menjadikan saudaranya, Li Longji, sebagai putra mahkota. Li Chengqi beralasan bahwa penunjukkan putra tertua dari istri utama sebagai pewaris dapat dilakukan bila negara dalam keadaan aman. Bila negara dalam keadaan bahaya, maka haruslah yang memiliki prestasi terbaik yang ditunjuk sebagai pewaris. Ruizong mengabulkan keinginan Li Chengqi dan menetapkan Li Longji sebagai putra mahkota. Saat Li Longji mengajukan petisi untuk mencabut kedudukan putra mahkota darinya untuk diserahkan kepada Li Chengqi, Ruizong menolak.

Pada masanya, Ruizong banyak memberikan kehormatan secara anumerta bagi mereka yang kehilangan nyawa pada masa Maharani Wu Zetian dan Kaisar Zhongzong. Pada masa Ruizong yang terkenal sebagai pribadi yang lembut, terdapat dua faksi dalam pemerintahannya, yakni faksi Putri Taiping dan Li Longji. Dikarenakan Li Longji tampak tidak menerima pengaruhnya, Putri Taiping berusaha menyebarkan berita yang menyerang Li Longji, berharap Li Longji dapat dicopot dari kedudukannya.

Untuk meredakan ketegangan, menteri Yao Yuanzhi dan Song Jing dengan mengirim Putri Taiping ke Perfektur Pu (蒲州, sekarang kurang lebih Yuncheng, Shanxi) dan mengirim dua pangeran yang memiliki hak lebih kuat atas tahta dari Li Longji, Li Chengqi dan Li Shouli keluar dari ibu kota guna diangkat sebagai kepala perfektur. Putri Taiping yang mengetahui kejadian itu menjadi marah dan kembali bersama ke ibu kota bersama dua pangeran, sedangkan menteri Yao dan Song diturunkan kedudukan mereka.

Pada tahun 712, Putri Taiping mengabarkan kepada Ruizong peringatan astrolog yang menyatakan bahwa konstelasi yang melambangkan tahta kekaisaran, Dizuo (帝 座), menunjukkan bahwa akan ada perubahan kedudukan kaisar. Dengan ini, diharapkan Ruizong akan menganggap bahwa Li Longji telah menyiapkan pemberontakan untuk menggulingkannya, menjadikan Ruizong akan menindaktegas sang putra mahkota. Alih-alih, justru Ruizong menjadikan ini sebagai saatnya turun tahta. Baik Putri Taiping maupun Li Longji menolak, tetapi Ruizong tetap mempertahankan keputusannya dan mengangkat Li Longji sebagai kaisar (kelak dianugerahi nama kuil "Xuanzong"). Walaupun begitu, atas desakan Putri Taiping, Ruizong masih tetap mempertahankan banyak kendali kekaisaran sebagai purna-kaisar (太上皇, Tàishàng huáng) dan kedudukan dekritnya lebih tinggi dari Kaisar Xuanzong.

Masa purna-kaisar

sunting
 
Qiaoling (橋陵), makam Kaisar Ruizong, di Pucheng, Shaanxi

Pada masa Kaisar Xuanzong, Putri Taiping masih memiliki pengaruh besar di pemerintahan dan banyak menteri berada di pihaknya. Pada musim panas 713, dikatakan bahwa Putri Taiping melakukan kudeta bersama banyak pejabat, tetapi digagalkan oleh Xuanzong. Xuanzong menghukum mati beberapa pejabat yang terlibat, beberapa yang lain dipaksa bunuh diri. Ruizong yang mendengar hal itu lantas menyatakan untuk menyalurkan semua kewenangannya pada Xuanzong dan pindah ke istana kedua, Aula Baifu (百福殿, Bǎi fú diàn). Dalam kejadian itu, Putri Taiping juga dipaksa bunuh diri. Dikatakan bahwa pada saat di Aula Baifu, satu-satunya orang yang menemaninya hanyalah anak perempuan Xuanzong, Putri Shouchun.

Pada tahun 716, Ruizong mangkat di Aula Baifu. Xuanzong menjadikan salah satu anak perempuannya, Putri Wan'an, sebagai biarawati Tao untuk mendapat berkat dari Ruizong.

Menteri pada masa pemerintahannya

sunting

Masa pemerintahan pertama

sunting

Masa pemerintahan kedua

sunting

Keterangan

sunting
  1. ^ Diyakini merupakan orang yang sama dengan Selir Cui

Catatan kaki

sunting
  1. ^ http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%A4%A4%A9v&reign=%B6%E0%B8t&yy=1&ycanzi=&mm=2&dd=&dcanzi=%A4v%A5%BC
  2. ^ Zizhi Tongjian, vol. 203.
  3. ^ http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%AAZ%A6Z&reign=%B8%FC%AA%EC&yy=1&ycanzi=&mm=9&dd=&dcanzi=%A4%D0%A4%C8
  4. ^ Zizhi Tongjian, vol. 204.
  5. ^ Zizhi Tongjian, vol. 209.
  6. ^ Zizhi Tongjian, vol. 210.
  7. ^ a b http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%B0%AA%A9v&reign=%C0s%AE%D2&yy=2&ycanzi=&mm=6&dd=&dcanzi=%A4v%A5%BC
  8. ^ a b Kitab Tua Tang, vol. 7.
  9. ^ a b http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%A5%C8%A9v&reign=%B6%7D%A4%B8&yy=4&ycanzi=&mm=6&dd=&dcanzi=%A5%D2%A4l
  10. ^ Jabatan yang dipegang Li Chengqi, Shangshu Pushe (尚書僕射), sebenarnya tidak dianggap sebagai jabatan untuk menteri pada masanya. Namun, tabel menteri dalam Sejarah Baru Dinasti Tang memasukkan Li Chengqi sebagai menteri. Lihat Kitab Tua Tang, vol. 61.[1] Diarsipkan 2007-12-26 di Wayback Machine.

Daftar pustaka

sunting
Ruizong dari Tang
Lahir: 22 Juni 622 Meninggal: 13 Juli 716
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Zhongzong (Li Xian)
Kaisar Tiongkok
27 Februari 684 – 8 Oktober 690
Diteruskan oleh:
Wu Zetian
dari Dinasti Zhou
Didahului oleh:
Shang (Li Chongmao)
Kaisar Tiongkok
25 Juli 710 – 8 September 712
Diteruskan oleh:
Xuanzong (Li Longji)
Gelar kehormatan
Lowong
Terakhir dijabat oleh
Wu Zetian
dari Dinasti Zhou
Purna-Kaisar Tiongkok
8 September 712 – 13 Juli 716
Lowong
Selanjutnya dijabat oleh
Xuanzong (Li Longji)