Kaisar Xuanwu dari Wei Utara
(Bei) Wei Xuanwudi ((北)魏宣武帝) | |
---|---|
Nama Keluarga: | Mulanya Tuoba (拓拔, tuò bá), kemudian Yuan (元, yuán) (diganti tahun 496) |
Nama: | Ke (恪, kè) |
Nama Kuil: | Shizong (世宗, shì zōng) |
Nama Anumerta: | Xuanwu (宣武, xuān wǔ), secara harfiah berarti: "bertanggung jawab dan pejuang" |
Tuoba Ke (拓拔恪), kemudian Yuan Ke (元恪) (483 – 9 Februari 515[1]) yang dikenal sebagai Kaisar Xuanwu dari Wei Utara ((北)魏宣武帝) adalah kaisar keempat dalam dinasti Wei utara dari Tiongkok/Xianbei.
Selama pemerintahan Xuanwu, Wei Utara muncul secara lahiriah berada di puncak kejayaannya, namun banyak pertikaian politik dan korupsi, terutama oleh paman Xuanwu Gao Zhao.
Xuanwu merupakan seorang penganut setia agama Buddha, dan selama masa pemerintahannya Buddhisme secara efektif menjadi agama negara, karena Xuanwu sendiri kerap secara pribadi mengajar sutra Buddha.
Latar belakang
suntingTuoba Ke dilahirkan pada tahun 483, sebagai putra kedua Kaisar Xiaowen. Ibunya adalah selir Xiaowen, Gao Zhaorong. (Karena ia dilahirkan pada tahun yang sama dengan kakandanya Tuoba Xun, ia mungkin dilahirkan tak lama setelah Tuoba Xun, yang ibunya adalah Selir Lin.) Tidak banyak yang diketaui mengenai masa kecilnya, termasuk kemungkinan ia dibesarkan oleh ibunya Gao atau tidak. Pada tahun 496, Xiaowen mengganti nama klan kerajaan dari Tuoba ke Yuan, dan kemudian ia dikenal sebagai Yuan Ke.
Pada musim gugur tahun 496, Yuan Xun, yang saat itu menjadi putra mahkota namun tidak tahan akan udara panas ibukota Luoyang setelah Xiaowen memindahkan ibukota kesana dari Pingcheng (平城, sekarang Datong, Shanxi) pada tahun 494, berencana untuk kembali ke Pingcheng dengan para pengikutnya, namun rencananya dipergoki. Xiaowen menggulingkannya, dan pada tahun 497 melantik Yuan Ke sebagai putra mahkota untuk menggantikan Yuan Xun. (Pelantikan tersebut dilaksanakan di Luoyang, tetapi tidak jelas apakah sebelum ia dilantik, Yuan Xun berada di Luoyang atau Pingcheng.) Kemudian pada tahun yang sama, Gao, yang berada di Pingcheng, melakukan perjalanan ke selatan untuk bergabung dengan putranya di Luoyang, tetapi ia meninggal di dalam perjalanan tersebut. Para sejarawan umumnya percaya bahwa ia dibunuh oleh istri Xiaowen, Maharani Feng Run, yang ingin membesarkan Yuan Ke sendiri. Tidak jelas apakah ia kemudian dapat melakukan keinginannya itu. Namun, setelah ia dipergoki berselingkuh dengan pengawalnya Gao Pusa (高菩薩) pada tahun 499, ia menjadi tahanan rumah, dan Xiaowen memerintahkan Yuan Ke untuk memutuskan hubungan dengannya.
Kemudian pada tahun 499, Xiaowen, ketika berperang melawan Qi Selatan, jatuh sakit dan meninggal. Saudara Xiaowen, Yuan Xie Pangeran Pengcheng, diperintahkan untuk menarik mundur pasukan ke markas darurat, dan Yuan Xie merahasiakan kematian Xiaowen ketika memanggil Yuan Ke untuk bergabung di dalam pasukan. Para pengawal Yuan Ke mencurigai Yuan Xie hendak mengambil tahta untuk dirinya sendiri, tetapi Yuan Xie menunjukkan penghormatan besar kepada Yuan Ke begitu mereka bertemu, sehingga Yuan Ke yakin akan kesetiaannya. Yuan Ke pada usia 16 tahun kemudian mengambil tahta sebagai Xuanwu di Louyang (魯陽, sekarang di Pingdingshan, Henan), sebelum pasukan dapat kembali ke Luoyang.
Awal pemerintahan
suntingXuanwu mulanya ingin membuat Yuan Xie, yang populer dan dihormati, menjadi perdana menteri, namun Yuan Xie menolaknya dan akhirnya dibuat menjadi gubernur provinsi. Urusan-urusan pemerintahan sebagian besar berada di tangan enam pejabat: saudara Xiaowen Yuan Xi (元禧) Pangeran Xianyang dan Yuan Xiang (元詳) Pangeran Beihai, sepupu Xiaowen Yuan Cheng (元澄) Pangeran Rencheng, paman jauh Xiaowen Yuan Jia (元嘉) Pangeran Guangyang, dan pejabat Wang Su (王肅) dan Song Bian (宋弁), meskipun Yuan Cheng tak lama kemudian dipecat dari jabatannya karena ia salah menahan Wang dengan alasan berkhianat. Pada tahun 500, Xuanwu memanggil kembali Yuan Xie untuk menjadi perdana menteri.
Xuanwu, begitu kembali ke Luoyang, menganugerahi ibunya Gao gelar maharani secara anumerta, dan ia melantik paman-paman maternalnya Gao Zhao dan Gao Xian (高顯), juga sepupunya Gao Meng (高猛), yang semuanya tidak pernah ia temui sebelumnya, menjadi adipati. Gao Zhao, khususnya, menjadi semakin berkuasa selama pemerintahan Xuanwu.
Pada tahun 500, seiring Qi Selatan berada di ambang kehancuran karena pemerintahan kaisarnya yang lalim Xiao Baojuan, Wei Utara mencaplok kota pentingnya, Shouyang (壽陽, sekarang Lu'an, Anhui), ketika Jenderal Qi Selatan Pei Shuye (裴叔業) menyerahkan kota tersebut ke Wei Utara. Namun, Wei Utara tidak bertindak lebih lanjut ketika Qi Selatan akhirnya jatuh ke dalam perang saudara selama pemberontakan-pemberontakan para jenderal Cui Huijing (崔慧景) dan Xiao Yan.
Pada tahun 501, Jenderal Yu Lie (于烈) dan Yuan Xiang memperingatkan Xuanwu bahwa Yuan Xi korupsi dan Yuan Xie menjadi terlalu populer, dan menyarankan agar mereka dipecat dari jabatannya. Xuanwu melakukan hal tersebut dan dengan resmi mengambil alih masalah pemerintahan ke tangannya. Namun, pada usianya, ia tidak benar-benar dapat menangani dengan baik urusan-urusan pemerintahan seorang diri, sehingga ia mempercayai para pelayannya dan Gao Zhao mulai tumbuh kekuasaannya dan melakukan korupsi. Para sejarawan tradisional umumnya menganggap hal tersebut sebagai titik mula dari kemunduran Wei Utara. Pada akhir tahun 501, Yuan Xi, tidak senang bahwa kekuasaannya dilepaskan dan cemas akan dibunuh, merencanakan suatu pemberontakan untuk memisahkan diri bersama provinsi-provinsi di selatan Sungai Kuning. Rencananya diketahui dan ia dieksekusi. Sejak saat itu, Xuanwu mulai mencurigai anggota-anggota klan kerajaan.
Kemudian pada tahun 501, Xuanwu melantik keponakan Yu Lie, Selir Yu, menjadi maharani.
Kemudian pada tahun itu, setelah pasukan Xiao Yan menghancurkan pasukan Xiao Baojuan, Jenderal Xuanwu, Yuan Ying (元英), menyarankan agar melancarkan serangan besar melawan Qi Selatan untuk mengambil keuntungan perang saudara Qi Selatan. Namun Xuanwu hanya mengizinkan serangan-serangan yang berskala kecil, yang umumnya tidak berbuah. Xiao Yan segera mengalahkan Xiao Baojuan dan pada tahun 502 menggulingkan Qi Selatan dan mendirikan Dinasti Liang sebagai Kaisar Wu. Jenderal Liang, Chen Bozhi (陳伯之), kemudian mencoba untuk menyerahkan Provinsi Jiang (江州, sekarang Jiangxi dan Fujian) kepada Wei Utara, tetapi pasukan Liang mengalahkan baik Chen maupun pasukan Wei Utara yang dikirim untuk membantunya, dan Chen melarikan diri ke Wei Utara. Namun untuk beberapa tahun berikutnya, terjadi perang yang berkelanjutan di antara kedua saingan tersebut, terutama karena Wei Utara melantik Pangeran Qi Selatan Xiao Baoyin, yang melarikan diri ke Qi Selatan sebab Xiao Yan mulai membunuh anggota-anggota keluarga kerajaan Qi Selatan, sebagai Pangeran Qi dan mengumumkan bahwa hal tersebut akan membantunya mendirikan kembali Qi Selatan.
Pada tahun 504, Xuan Xiang, yang telah mengambil alih jabatan-jabatan Yuan Xi, dituduh oleh Gao Zhao korupsi. Ia diturunkan gelarnya menjadi rakyat biasa, dan meninggal tak lama kemudian. Atas saran Gao dan walaupun Yuan Xie tidak setuju, Xuanwu kemudian melakukan pengawasan ketat kepada para pangeran kerajaan, atau dengan kata lain memenjarakan mereka di dalam tahanan rumah.
Sementara itu, perang-perang dengan Liang berlanjut, dan walaupun kedua belah pihak sempat menang dan kalah, Wei Utara mendapatkan kemenangan besar pada tahun 505 ketika Jenderal Liang, Xiaohou Daoqian (夏侯道遷), menyerahkan Nanzheng (南鄭, sekarang Hanzhong, Shaanxi), juga wilayah sekitarnya, kepada Wei Utara, yang lalu mencaplok negara setengah merdeka Chouchi pada musim semi tahun 506. Pada musim dingin tahun 505, Liang melancarkan serangan besar ke bagian timur perbatasan, yang dipimpin oleh saudara Kaisar Wu, Xiao Hong (蕭宏) Pangeran Linchuan. Namun, karena Xiao Hong jenderal yang tidak becus, yang keliru menangani situasi teror malam pada musim panas tahun 506 ketika pasukannya berada di Luokou (洛口, sekarang Bengbu, Anhui), pasukan Liang bubar sendiri tanpa sempat bertemu dengan pasukan Wei Utara. Yuan Ying dan Xiao Baoyin menindaklanjuti dengan menyerang benteng Liang, Zhongli (鍾離, sekarang Chuzhou, Anhui), tetapi dapat dikalahkan telak oleh jenderal Liang, Wei Rui (韋叡) pada musim semi 507. Kedua negara tersebut menghentikan pertikaian militer mereka setelah kejadian tersebut.
Pada musim dingin tahun 507, Maharani Yu mati mendadak, dan pada awal tahun 508, putranya yang masih belia Yuan Chang (元昌), putra tunggal Xuanwu pada ssat itu, juga mati mendadak. Karena Gao Zhao sangat berkuasa pada saat itu, dan keponakannya Selir Gao merupakan selir kesayangan Xuanwu, sangat mungkin bahwa Gao Zhao dan Gao membunuh mereka, tetapi tidak terdapat bukti yang kuat. Pada tahun 508, Xuanwu melantik Gao sebagai maharani untuk menggantikan Yu, yang ditentang oleh Yuan Xie, dan sejak saat itu Gao Zhao jadi membenci Yuan Xie.
Akhir pemerintahan
suntingPada musim gugur tahun 508, adik laki-laki Xuanwu, Yuan Yu (元愉) Pangeran Jingzhao, yang baru saja diturunkan oleh Xuanwu karena korupsi, menjadi marah baik karena pemecatannya dan bahwa selir kesayangannya Nyonya Li dipukuli oleh Maharani Yu sebelum kematian Yu (karena istri Yuan Yu adalah saudari Maharani Yu namun tidak disukai oleh Yuan Yu) dan mengumumkan suatu pemberontakan di wilayahnya Xindu (信都, sekarang Hengshui, Hebei) dan mengumumkan dirinya sendiri sebagai kaisar. Gao Zhao menggunakan kesempatan tersebut dengan menuduh Yuan Xie bersekongkol baik dengan Yuan Yu (karena Yuan Yu memaksa paman Yuan Xie, Pan Senggu [潘僧固] bergabung di dalam pemberontakannya) maupun Dinasti Liang. Xuanwu mempercayai Gao, dan memaksa Yuan Xie bunuh diri. Rakyat dan para pejabat sangat berduka dengan kematian Yuan Xie, dan tambah benci kepada Gao. Tak lama kemudian, pemberontakan Yuan Yu dapat diredakan, dan walaupun Xuanwu berniat untuk tidak menghukum mati Yuan Yu, Yuan Yu dibunuh atas perintah Gao.
Pada tahun 510, selir Xuanwu Selir Hu melahirkan seorang putra, Yuan Xu. Karena Xuanwu telah kehilangan beberapa putra, ia dengan cermat memilih beberapa ibu untuk bekerja sebagai inang, dan tidak mengizinkan baik Gao dan Hu mengunjunginya. Pada musim dingin tahun 512, Xuanwu melantik Yuan Xu sebagai putra mahkota dan meruntuhkan adat Wei Utara bahwa ibu putra mahkota harus dipaksa bunuh diri, ia tidak memaksa Hu untuk bunuh diri.
Selama tahun-tahun tersebut, Wei Utara dan Liang melanjutkan perang-perang kecil di perbatasan, dengan kedua belah pihak menang dan kalah. Namun pada tahun 514, Xuanwu menugaskan Gao Zhao melancarkan sebuah serangan besar ke Provinsi Yi (益州, sekarang Sichuan dan Chongqing) yang merupakan bagian Liang. Namun kemudian tak lama setelah itu, pada musim semi tahun 515, ia mati mendadak, dan Yuan Xu menggantikannya (sebagai Kaisar Xiaoming). Yuan Cheng, saudara Xuanwu Yuan Yong Pangeran Gaoyang, dan putra Yu Lie Yu Zhong merebut kekuasaan dan setelah mengambil kembali Gao, menghukumnya mati, dan Gao dipecat. Ibu Xiaoming, Hu menjadi janda permaisuri dan wali.
Makam
suntingXuanwu dimakamkan di sebelah utara Luoyang. Makamnya sekarang dibuka untuk umum sebagai bagian dari Museum Makam Kuno Luoyang.
Nama-nama Era
sunting- Jingming (景明 jǐng míng) 500-503
- Zhengshi (正始 zhèng shǐ) 504-508
- Yongping (永平 yǒng píng) 508-512
- Yanchang (延昌 yán chāng) 512-515
Keluarga
sunting- Ayah
- Ibu
- Selir Gao Zhaorong(高照容)(wafat 497), gelar anumerta sebagai Maharani Wenzhao.
Zhaorong merupakan salah satu gelar untuk selir tingkat dua.
- Permaisuri
- Permaisuri Yu (dilantik 501, wafat 507), ibu Pangeran Chang
- Permaisuri Gao Ying (高英)(dilantik 508, wafat 518), ibu Puteri Jiande dan seorang putra yang tak bernama
- Selir Utama
- Selir Agung Hu, ibu Putra Mahkota Xu
- Keturunan
- Yuan Chang (元昌) (lahir 506, wafat 508)
- Yuan Xu (元詡), Putra Mahkota (dilantik 512), kemudian Kaisar Xiaoming dari Wei Utara
- Putra tak bernama, mati muda
- Puteri Taiyuan
- Puteri Jiande
- Puteri Yangping
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Kaisar Xiaowen dari Wei Utara |
Kaisar Wei Utara 499–515 |
Diteruskan oleh: Kaisar Xiaoming dari Wei Utara |