Kaisarea

kota di Israel

Kaisarea (atau Kaisaria; Ibrani: קֵיסָרְיָה, qaisariyah; bahasa Arab: قيسارية, Qaysaria; bahasa Yunani: Καισάρεια, Kaisareia; bahasa Inggris: Caesarea) adalah kota kecil di Israel yang terletak di tengah-tengah antara Tel Aviv dan Haifa (45 km), di pesisir pantai Laut Tengah dekat kota Hadera. Kota ini dibangun oleh Herodes Agung sekitar 25-13 SM sebagai bagian dari kota pelabuhan, yang juga disebut Kaisarea Maritima (bahasa Yunani: παράλιος Καισάρεια, Kaisarea Palestina (Caesarea Palaestina) sejak tahun 133 M[1]). Kota modern Kaisarea memiliki penduduk sekitar 4500 orang pada bulan Desember 2007.[2] Satu-satunya wilayah di Israel yang diurus oleh organisasi swasta, Caesarea Development Corporation,[3] dan salah satu yang paling banyak penduduknya yang tidak diakui sebagai local council di Israel, melainkan berada di bawah juridiksi Hof HaCarmel Regional Council.

Kaisarea
קֵיסָרְיָה
Transkripsi Ibrani
 • standarKeisarya
 • resmiQesarya
Kaisarea Maritima
Kaisarea Maritima
DistrikHaifa
Luas
35.000 dunams (35 km2 or 14 sq mi)
Populasi
 (2006)
4.400
 • Kepadatan0,13/km2 (0,33/sq mi)

Riwayat

sunting

Zaman Herodes

sunting

Kaisarea dipercayai dibangun di atas reruntuhan Stratonospyrgos (Menara Straton), yang didirikan oleh Straton I dari Sidon, dan pada mulanya sebagai lumbung pertanian.[4][5] Pada tahun 90 SM, Aleksander Jannaeus merebut Menara Straton sebagai bagian kebijakannya untuk mengembangkan industri pembuatan kapal dan memperluas kerajaan Hasmonean. Menara Straton menjadi kota Yahudi selama 2 generasi, sampai Kekaisaran Romawi merebutnya pada tahun 63 SM dan menjadikannya kota otonomi. Kemudian mengalami perubahan besar di bawah kekuasaan Herodes Agung, yang menamainya 'Kaisarea untuk menghormati Kaisar Romawi, Augustus.

 
Reruntuhan jalan air Romawi kuno

Pada tahun 22 SM, Herodes mulai membangun pelabuhan laut dalam dan gudang-gudang, pasar, jalan-jalan raya, tempat mandi umum, kuil-kuil untuk Roma dan Augustus, serta bangunan-bangunan umum yang besar.[6] Setiap 5 tahun diselenggarakan pertandingan olahraga, gladiator dan drama di gelanggang (Teater Romawi) yang menghadap ke Laut Tengah. Herodes membangun istananya di sebuah semenanjung yang menjorong ke laut dan menghiasinya dengan kolam renang yang dikelilingi oleh stoa (lorong dengan pilar-pilar di sampingnya).

 
Teater Romawi di Kaisarea

Dermaga Sebastos

sunting

Ketika dibangun pada abad ke-1 SM, Dermaga Sebastos (Sebastos Harbor) menduduki peringkat terbesar untuk dermaga buatan yang menghadap laut lepas, meliputi luas sekitar 100.000 m2.[7][8] Raja Herodes membangun 2 mole, atau pemecah gelombang air (breakwaters) untuk dermaga ini antara tahun 22 dan 15 SM,[9] dan pada tahun 10/9 SM ia mendedikasikan kota ini dan pelabuhannya kepada Kaisar Augustus. Sebastos adalah nama Yunani untuk Augustus.[10] Kecepatan pembangunan ini menakjubkan mengingat ukuran dan kerumitannya. Mole dibangun dari batu kapur dan pozzolana, sejenis abu gunung berapi, yang dibentuk menjadi konkrit di bawah laut. Herodes mengimpor lebih 24.000 m3 pozzolana dari Pozzuoli, Italia, untuk membangun lebih dari 500 meter breakwater di bagian selatan dan 275 meter di bagian utara dermaga.[11] Pengiriman sebesar ini kira-kira membutuhkan 44 muatan kapal yang masing-masing 400 ton.[9] Herodes juga menyediakan 12.000 m3 of Eolianite (atau kurkar) yang digali untuk menjadi batu-batu bangunan dan 12.000 m3 batu kapur untuk dicampur dengan pozzolana.

Zaman Romawi

sunting

Kota ini digambarkan secara detail oleh Flavius Yosefus, sejarawan Romawi-Yahudi pada abad ke-1 M.[12] Segera setelah selesai dibangun, kota ini menjadi lokasi kantor Prefek (= gubernur atau walinegeri) Romawi. Pada tahun 13 SM, Kaisarea menjadi ibu kota sipil dan militer provinsi Iudaea. Yosefus mencatat pelabuhannya sebesar Piraeus, dermaga utama kota Atena, Yunani. Kaisarea menjadi "ibu kota administratif" mulai tahun 6 M serta tempat kediaman resmi gubernur Romawi, antara lain prefek Pontius Pilatus dan prokurator Antonius Feliks.[13] Kota ini berkembang pesat sehingga menjadi kota terbesar di Yudea, dengan jumlah penduduk sekitar 125.000 orang di wilayah kota seluas 37 kilometer persegi (14 sq mi). Pada tahun 66 M, penajisan sinagoge lokal menyebabkan revolusi Yahudi yang tragis.[14]

Suatu saat setelah tahun 69, Kaisar Vespasian menaikkan statusnya menjadi colonia dan mengganti namanya menjadi Colonia Prima Flavia Augusta Caesarea. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M, diadakan pertandingan olahraga untuk merayakan kemenangan jenderal Titus. Banyak tawanan Yahudi dibawa ke sana dan 2500 orang dibantai dalam pertandingan gladiator.[15] Kaisarea tetap menjadi ibu kota Provinsi Iudaea sebelum berganti nama menjadi Syria Palaestina pada tahun 134 M.[16] Setelah revolusi Simon bar Kokhba pada tahun 132, yang berakhir dengan kehancuran Yerusalem dan pengusiran orang-orang Yahudi, Kaisarea menjadi pusat kekristenan di Palestina. Pada abad ke-3, pemuka agama (sage) Yahudi mengecualikan kota ini dari hukum Yahudi atau halakha, karena mayoritas penduduknya bukan-Yahudi.[17]

Pusat kekristenan

sunting

Menurut kitab Kisah Para Rasul di Alkitab, Kaisarea mulai dikenal sebagai tempat rasul Petrus membaptiskan Kornelius, perwira Centurion Romawi, seisi rumahnya dan juga para prajuritnya.[18] Ini merupakan pertama kalinya seorang rasul mengabarkan Injil kepada orang bukan-Yahudi dan jauh sebelum rasul Paulus memulai misi pengabaran Injilnya. Paulus juga beberapa kali berada di kota ini,[19] tinggal beberapa hari di rumah penginjil/diaken Filipus, dan kemudian dipenjarakan selama 2 tahun sebelum dikirim ke Roma.[20]

Konstitusi Apostolik (Apostolic Constitutions) mencatat bahwa Uskup Kaisarea yang pertama adalah Zakheus, pemungut pajak. Pada abad ke-3 Origen menulis Hexapla dan karya teologi lainnya ketika tinggal di sana. Sejarawan gereja mula-mula Eusebius adalah salah satu uskupnya (tahun 315 - 318) pada awal abad ke-4. Pengakuan Iman Nicea kemungkinan disusun di Kaisarea.

Gereja utamanya, suatu martyrion (peringatan untuk martir/syuhada) dibangun pada abad ke-6 di atas podium landasan kuil Romawi, sebagaimana kebiasaan Kristen. Di kemudian hari di atas bekas gereja ini didirikan sebuah masjid. Martyrion ini berbentuk segi delapan, dengan lantai bertegel dan dikelilingi tepian yang menyembur ke luar. Arkeolog menemukan sejumlah bekas pilar yang bergambar salib Kristen, serta mosaik bewarna emas dan meja kaca berwarna warni dengan hiasan salib dan roseta pada tahun 2005.[21][22]

Perpustakaan Teologi

sunting

Berkat Origen dan khususnya penatua sarjana Pamphilus dari Kaisarea, kolektor Kitab-kitab Suci, sekolah teologi Kaisarea menjadi terkenal karena perpustakaan teologinya, yang mencapai lebih dari 30.000 naskah: Gregory Nazianzus, Basil yang Agung, Hieronimus (Jerome) dan lain-lain datang untuk belajar di sini. Bentuk tulisan Kaisarea dikenal oleh para pakar sebagai bentuk Perjanjian Baru awal. Perpustakaan sempat dirusak pada zaman kaisar Diocletian, tetapi diperbaiki oleh para uskup Kaisarea.[23]

Zaman Bizantium

sunting

Kaisarea tetap menjadi ibu kota provinsi Iudaea, dengan interupsi singkat dari tentara Persia Sassanid dan Yahudi, setelah pengepungan Kaisarea, pada tahun 614 sampai tahun 625.[24] Kota ini terus berkembang pada zaman Bizantium. Kegiatan utama adalah sebagai pusat perdagangan.

Zaman Umayyah

sunting

Pada tahun 638 kota ini jatuh ke tangan tentara muslim Arab, akibat pengkhianatan seorang yang bernama Yusef, yang membawa tentara Muawiyah I melalui "terowongan rahasia", kemungkinan pipa air limbah Bizantium, ke dalam kota.[25] Sejarawan Persia, al-Baladzuri, yang menulis sejarah awal Islam, mencatat bahwa kota itu dihancurkan.[26] Uskup Koptik pada abad ke-7, John of Nikiû, menyebutkan "kekejian yang terjadi di kota Kaisarea di Palestina".[27] Setelah tentara muslim Arab menguasai daerah ini, Kaisarea tetap menjadi pusat administratif. Di awal abad ke-8, Sulaiman dari Kekhalifahan Umayyah memindahkan pusat pemerintahan Jund Filastin dari Kaisarea ke Ramla. Daerah ini kemudian menjadi wilayah agraria selama periode Rashidun Caliphate, sampai perang Salib pada abad ke-11.[17] Dengan lewatnya waktu, tanah pertanian terkubur oleh pasir yang bergeser di sepanjang pesisir Laut Tengah.

Zaman Perang Salib

sunting
 
Sebagian dari dinding dan parit yang dibangun waktu Perang Salib, yang masih ada sampai sekarang

Baldwin I dari Yerusalem merebut Kaisarea pada tahun 1101-1102, pada Perang Salib pertama. Kota ini masih kaya. Suatu legenda muncul bahwa Piala Suci (Holy Grail) ditemukan di sini dan ceritanya berkembang sampai 2 abad kemudian. Pada tahun 1251, raja Prancis, Louis IX, membentengi kota ini dengan membangun tembok-tembok tinggi dan parit dalam yang sebagian masih ada sekarang. Namun, tembok ini tidak berhasil menahan serangan tentara Sultan Baybars, yang memanjat tembok dari berbagai tempat secara bersamaan. Salahuddin merebut kota ini pada tahun 1187; direbut kembali oleh tentara Perang Salib tahun 1191, dan akhirnya dikuasai oleh tentara Mamluk pada tahun 1265, yang menjamin tidak ada perang lagi di daerah ini, meskipun dermaganya ditimbuni dan benteng-bentengnya dirusak sebagaimana kebiasaan mereka untuk kota-kota di pesisir setelah Perang Salib. Dalam masa Perang Salib ini tercatat ada 36 uskup Latin, dari tahun 1101 sampai 1496 (menurut tulisan sejarawan kepausan pada abad ke-19); salah satu yang terkenal adalah Patriarck Heraclius dari Yerusalem. Setelah itu gelar "Uskup Kaisarea" kehilangan maknanya.

Abad ke-19

sunting
 
Fishing Boats

Kaisarea menjadi puing-puing sampai desa nelayan Qisarya (bahasa Arab: قيسارية, nama Arab untuk Kaisarea) didirikan tahun 1884 oleh imigran muslim dari Bosnia (Bushnak) di atas reruntuhan benteng zaman Perang Salib.[28][29]

Abad ke-20

sunting

Kibbutz Sdot Yam+ didirikan 1 km di sebelah selatan Kaisarea pada tahun 1940. Pada tahun 1945 penduduk Qisarya berjumlah 960 orang.[30] Namun banyak penduduk kemudian meninggalkan sebelum tahun 1948, ketika jalur kereta api dibangun melewati pelabuhan dan merusak kehidupan mereka. Waktu perang Arab-Israel tahun 1948 kota ini dkuasai oleh pasukan Yahudi Haganah (4th Battalion Palmach, di bawah komando Josef Tabenkin) pada bulan Februari, dimana desa ini hancur dan sisa penduduknya mengungsi.[31][32]

Kota modern

sunting
 
Hotel Dan, Kaisarea

Caesarea Foundation

sunting

Dengan berdirinya negara Israel, keluarga Rothschild membuat perjanjian untuk memindahkan tanah miliknya kepada negara, tetapi dibuat persetujuan khusus mengenai 35.000 dunam tanah milik keluarga yang meliputi Kaisarea modern. Setelah diberikan kepada negara, tanah ini disewakan (lease) kembali selama 200 tahun kepada yayasan sosial. Dalam surat wasiatnya, Edmond James de Rothschild membuat stipulasi bahwa yayasan ini akan memajukan pendidikan, seni dan budaya serta kemakmuran di Israel. Caesarea Edmond Benjamin de Rothschild Foundation dibentuk dan dioperasikan dengan dana hasil tanah. Yayasan ini dimiliki setengah oleh keluarga Rothschild dan setengahnya lagi negara Israel.

 
Kota modern Kaisarea

Caesarea Edmond Benjamin de Rothschild Development Corporation (Hebrew: החברה לפיתוח קיסריה אדמונד בנימין דה רוטשילד) adalah bagian operasional dari Caesarea Edmond Benjamin de Rothschild Foundation, yang bertujuan untuk mendirikan komunitas unik yang menggabungkan kualitas hidup dan pelestarian alam dengan memajukan industri dan turisme.

Kota modern Kaisarea adalah salah satu komunitas perumahan tingkat atas. Baron de Rothschild masih mempunyai rumah di Kaisarea, sebagaimana banyak pengusaha besar dari Israel dan luar negeri.

Budaya

sunting
 
Teater Romawi kuno

Teater Romawi yang ada di sana sering menjadi ajang musik konser bagi artis-artis terkemuka dari Israel maupun internasional. Di beberapa tahun terakhir juga diselenggarakan Caesarea Jazz Festival tahunan. Ralli Museum in Kaisarea menyimpan sejumlah besar koleksi seni dari Amerika Latin, termasuk beberapa karya asli Salvador Dalí.[33]

Olahraga

sunting

Di Israel, Kaisarea adalah satu-satunya lokasi lapangan golf berukuran penuh.[34] Ide pembuatan Caesarea Golf and Country Club dimulai dari kenangan James de Rothschild akan lapangan golf berpasir di Skotlandia yang mirip dengan bukit-bukit pasir di pantai Kaisarea. Setelah matinya, James de Rothschild Foundation membuat lapangan golf ini yang resmi dibuka pada tahun 1961 oleh Abba Eban.

Penduduk terkenal

sunting

32°30′N 34°54′E / 32.500°N 34.900°E / 32.500; 34.900

Pustaka tambahan

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ [http://www.perseus.tufts.edu/cgi-bin/ptext?doc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0145;query=whiston%20chapter%3D%23181;layout=;loc=14.34 Flavius Josephus, Antiquitates Judaicae (ed. B. Niese)
  2. ^ "Table 3 - Population of Localities Numbering Above 1,000 Residents and Other Rural Population" (PDF). Israel Central Bureau of Statistics. 2008-06-30. Diakses tanggal 2008-11-22. 
  3. ^ "About the CDC". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-08. Diakses tanggal 2012-01-17. 
  4. ^ . JSTOR 1356838.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ Avner Raban and Kenneth G. Holum (1996) Caesarea Maritima: a retrospective after two millenia BRILL, ISBN 90-04-10378-3 p 54
  6. ^ Crossan, John Dominic (1999) Birth of Christianity: Discovering What Happened in the Years Immediately After the Execution of Christ Continuum International Publishing Group, ISBN 0-567-08668-2 p 232
  7. ^ Hohfelder, R. 2007. “Constructing the Harbour of Caesarea Palaestina, Israel: New Evidence from ROMACONS Field Campaign of October 2005.” International Journal of Nautical Archaeology 36:409-415
  8. ^ Votruba, G. 2007. “Imported Building Materials of Sebastos Harbour, Israel.” International Journal of Nautical Archaeology 36:325-335.
  9. ^ a b Votruba, G., 2007, Imported building materials of Sebastos Harbour, Israel, International Journal of Nautical Archaeology 36: 325-335.
  10. ^ Raban, A., 1992. Sebastos: the royal harbour at Caesarea Maritima - a short-lived giant, International Journal of Nautical Archaeology 21: 111-124.
  11. ^ Hohfelder, R. 2007. “Constructing the Harbour of Caesarea Palaestina, Israel: New Evidence from ROMACONS Field Campaign of October 2005.” International Journal of Nautical Archaeology 36:409-415.
  12. ^ Flavius Josephus, Jewish Antiquities XV.331ff; The Jewish War I.408ff
  13. ^ A History of the Jewish People, H.H. Ben-Sasson editor, 1976, page 247: "Ketika Yudea dijadikan provinsi Romawi [pada 6 M, halaman 246], orang-orang Romawi memindahkan kediaman gubernur dan markas militer dari Yerusalem ke Kaisarea."
  14. ^ http://www.sacred-destinations.com/israel/caesarea-history.htm Diarsipkan 2009-02-03 di Wayback Machine. accessed September 17, 2007
  15. ^ Kasher, Aryeh (1990) Jews and Hellenistic Cities in Eretz-Israel: Relations of the Jews in Eretz-Israel with the Hellenistic Cities During the Second Temple Period (332 BCE-70CE) Mohr Siebeck, ISBN 3-16-145241-0, p 311
  16. ^ Shimon Applebaum (1989) Judaea in Hellenistic and Roman Times: Historical and Archaeological Essays Brill Archive, ISBN 90-04-08821-0 p 123
  17. ^ a b Safrai, Zeev (1994) The Economy of Roman Palestine Routledge, ISBN 0-415-10243-X p 374
  18. ^ Kis 10:1–31
  19. ^ Kis 9:26–30; Kis 18:22; Kis 21:8
  20. ^ Kis 23:23,Kis 25:1–13
  21. ^ Unique glass mosaic unveiled after restoration in Caesarea
  22. ^ [1]
  23. ^ Jerome, "Epistles" xxxiv
  24. ^ Introduction to the Old Testament in Greek, pp 74-75.
  25. ^ Eric M. Meyers, Galilee Through the Centuries, ch. "The Fall of Caesarea Maritima", 1999:380ff.
  26. ^ The archaeological stratum representing the destruction is analyzed in the PhD dissertation of Cherie Joyce Lentzen, The Byzantine/Islamic Occupation of Caesarea Maritima as Evidenced Through the Pottery (Drew University 1983), noted by Meyer 1999:381 note 23.
  27. ^ Dikutip dari Meyers 1999:381.
  28. ^ Laurence Oliphant, Haifa; or, Life in Palestine (Edinburgh, Blackwood, 1887), p182.[2]
  29. ^ "Caesarea". Jewish Virtual Library. Diakses tanggal 2007-10-22. 
  30. ^ Government of Palestine, Village Statistics, 1945.
  31. ^ Benny Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 1947-1949, Cambridge University Press, 1989.
  32. ^ The Palestinian Nakba: The Register of Depopulated Localities in Palestine by THe Palestinian Return Centre, Sept 2000, p. 18: A testimony collected from Battalion members obtained by Israeli historian Uri Milstein: "In February 1948, the, conquered Caesaria."
  33. ^ "Caesarea". Weizmann Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-19. Diakses tanggal 2008-01-26. 
  34. ^ Golf Digest magazine, May 2010

Pranala luar

sunting