Kakatua

(Dialihkan dari Kakak tua)

Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan di kebun binatang atau tempat hiburan lainnya.

Kakatua
Kakatua duduk di daun pohon.
Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Psittaciformes
Superfamili: Cacatuoidea
Famili: Cacatuidae
G. R. Gray 1840
Genus tipe
Cacatua Vieillot 1817[1]
Genera

Probosciger
Callocephalon
Nymphicus
Calyptorhynchus
Eolophus
Lophochroa
Cacatua

Map showing southeastern Asia, Australia, Melanesia, and New Zealand. Islands in the Philippines and the Sunda Islands are colored red, east to the Solomon Islands, as is Australia with Tasmania. New Caledonia is colored blue.
Current range of cockatoos – red
Finds of recent fossils – blue
Sinonim

Etimologi

sunting

Kata kakatua tertanggal berasal dari abad ke-17 dan merupakan derivasi kata dari nama Indonesia untuk burung ini, "Kakatuwah" (yang berarti "wakil" atau "pegangan"; dari paruhnya yang kuat) atau dari panggilan kakatua putih itu sendiri, melalui istilah Belanda kaketoe; kata cock mungkin memengaruhi kata kaketoe. Terdapat varian kata kakatua pada abad ke-17 termasuk cacato, cockatoon, crockadore, cokato, cocatore, dan cocatoo digunakan pada abad ke-18.[3][4] Asal kata ini juga digunakan untuk familia dan nama generik Cacatuidae dan Cacatua masing-masing.[5]

Jenis-jenis Kakatua

sunting

Jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning biasanya hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini.

Spesies ini hidup pada ketinggian 0-1520 meter dari permukaan laut, biasanya berkelompok. Kakatua pada umumnya berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih.

Habitat

sunting

Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor) sedangkan untuk jenis Kakatua maluku biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar. Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tetapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku dan Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup di atas permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.

Hubungan dengan manusia

sunting

Di Indonesia, burung kakatua dijadikan nama lagu anak-anak. Kakatua juga dapat dijadikan peliharaan Kakatua dikenal sebagai burung yang setia dan bila pemiliknya terancam kakatua akan melindungi pemiliknya. Beberapa orang sering memelihara Kakatua sejak masih kecil untuk diajari berbicara penelitian menunjukan bila terlatih sejak kecil Kakatua akan dapat berpikir seperti manusia.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ ICZN (2000). "Opinion 1949. Cacatua Vieillot, 1817 and Cacatuinae Gray, 1840 (Aves, Psittaciformes): conserved". Bulletin of Zoological Nomenclature: 66–67. 
  2. ^ Suppressed by the International Commission on Zoological Nomenclature in Opinion 1949 (2000). ICZN (2000). "Opinion 1949. Cacatua Vieillot, 1817 and Cacatuinae Gray, 1840 (Aves, Psittaciformes): conserved". Bulletin of Zoological Nomenclature: 66–67. 
  3. ^ J. Simpson, E. Weiner (eds), ed. (1989). "cockatoo". Oxford English Dictionary (edisi ke-2nd). Oxford: Clarendon Press. ISBN 0-19-861186-2. 
  4. ^ Mynott, Jeremy (2009). Birdscapes: Birds in Our Imagination and Experience. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. hlm. 319. ISBN 0-691-13539-8. 
  5. ^ Higgins, Peter Jeffrey (ed.) (1999). Handbook of Australian, New Zealand and Antarctic Birds. Volume 4: Parrots to Dollarbird. Melbourne: Oxford University Press. hlm. 127. ISBN 0-19-553071-3. 

Pranala luar

sunting