Kambing jawa
Kambing jawa merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing Jawa atau disebut juga Kambing Kacang sangat cepat berkembang biak, pada umur 15-18 bulan sudah bisa menghasilkan keturunan. Kambing jawa dikenal memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi. Kambing jawa jantan dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.
Kelahiran kembar dua merupakan hal biasa. Bahkan kadang-kadang melahirkan anak kembar tiga. Kambing ini dapat berkembang biak sepanjang tahun sehingga sangat cocok dikembangkan untuk kambing potong.[1]
Kambing jawa di Indonesia tersebar luas terutama di Jawa. Kambing ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap pakan berkualiatas rendah dan lingkungan yang ekstrem. Jantan Dewasa memililki tinggi sekitar 60–65 cm dengan bobot rata-rata 25 kg. Untuk betina dewasa memiliki tinggi sekitar 50–56 cm dengan bobot rata-rata sekitar 20 kg. Kambing betina pertama kali beranak pada umur 12-13 bulan. Namun, produksi susunya masih sedikit. Rata-rata bobot lahir kambing kacang sekitar 3,82 kg.
Ciri-ciri
suntingCiri-ciri kambing Jawa (kambing Kacang) adalah antara lain bulu pendek dan berwarna tunggal (putih, hitam dan coklat). Adapula yang warna bulunya berasal dari campuran ketiga warna tersebut. Kambing jantan maupun betina memiliki tanduk yang berbentuk pedang, melengkung ke atas sampai ke belakang. Telinga pendek dan menggantung. Janggut selalu terdapat pada jantan, sementara pada betina jarang ditemukan. Leher pendek dan punggung melengkung. Kambing jantan berbulu surai panjang dan kasar sepanjang garis leher, pundak, punggung sampai ekor. Kambing ini memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat
Catatan Kaki
sunting- ^ "Ciri Kambing jawa". 1 April 2013.[pranala nonaktif permanen]