Kapal perusak Jepang Yukikaze (1939)

Yukikaze (雪風, "Angin Bersalju") adalah sebuah kapal perusak kelas-Kagerōyang dipakai oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II. Kapal ini merupakan satu-satunya anggota yang selamat dari kelasnya pada masa perang. Ia juga merupakan salah satu dari tiga kapal perusak yang selamat dari 82 unit kapal perusak yang dibuat oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II.

Yukikaze
Yukikaze pada Desember 1939
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Yukikaze
Pembangun Arsenal Angkatan Laut Sasebo
Pasang lunas 2 Agustus 1938
Diluncurkan 24 Maret 1939
Mulai berlayar 20 Januari 1940
Dicoret 5 Oktober 1945
Identifikasi Penanda lambung:ゼカキユ
Nasib Ditransfer ke Republik China, 6 Juli 1947
Republik China
Nama Jie-1 (接一)
Diperoleh 6 Juli 1947
Mulai berlayar 1 Mei 1948
Dipensiunkan 16 November 1966
Ganti nama Tan Yang (丹陽)
Nasib Dibongkar pada 1970

Masa dinas

sunting

Yukikaze ikut dalam invasi ke Filipina pada awal Perang Pasifik. Kemudian ia terlibat dalam Pertempuran Laut Jawa dan menorpedo armada Sekutu. Ia kemudian mengawal armada tentara pada Pertempuran Midway.

Ia lalu terjun ke dalam Pertempuran Laut Guadalkanal Pertama. Di pertempuran tersebut ia menorpedo USS Laffey. Pada pertempuran ini, Hiei tenggelam dan Yukikaze menyelamatkan krunya.

Kemudian pada tahun 1943 ia membantu menyelamatkan kru Tokitsukaze yang tenggelam pada Pertempuran Laut Bismarck. Ia kemudian membantu menenggelamkan USS Gwin pada Pertempuran Kolombangara.

Kariernya berlanjut pada tahun 1944. Pada Pertempuran Teluk Leyte di akhir 1944, ia membantu menenggelamkan USS Johnston. Dan Ia selamat pada Operasi Ten Go. Di mana dia bersama Hatsushimo, Fuyutsuki, dan Suzutsuki selamat; sedangkan kapal yang lain termasuk Yamato tenggelam.

Setelah perang, Yukikaze tersebut ditransfer ke Angkatan Laut Republik Tiongkok dimana Ia diberi nama Jie-1 (接一) karena merupakan kapal pertama yang diterima Tiongkok dari Jepang. Lalu, ia berganti nama menjadi Tan Yang (丹陽) dan dipakai sampai 1966.

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting