Kapal tempur Jepang Ise
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
Ise (伊勢 ) adalah kapal perang milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Dia merupakan kapal pemimpin di kelasnya.
Ise pada 24 Agustus 1943
| |
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Ise |
Asal nama | Provinsi Ise |
Dipesan | 11 April 1913 |
Pembangun | Kawasaki, Kobe, Jepang |
Pasang lunas | 10 Mei 1915 |
Diluncurkan | 12 November 1916 |
Selesai | 15 Desember 1917 |
Tidak beroperasi | 1945 |
Dicoret | 28 Juli 1945 |
Nasib | Tenggelam karena serangan udara, 28 Juli 1945 |
Status | Dibongkar pada 1947 |
Ciri-ciri umum (saat dibangun) | |
Kelas dan jenis | Kapal tempur kelas-Ise |
Berat benaman |
|
Panjang |
|
Lebar | 28,65 meter (94,0 ft) |
Sarat air | 8,93 meter (29 ft 4 in) |
Tenaga |
45.000 shp (34.000 kW)
|
Pendorong |
|
Kecepatan | 23 knot (43 km/h; 26 mph) |
Jangkauan | 9.680 nmi (17.930 km; 11.140 mi) pada 14 knot (26 km/h; 16 mph) |
Awak kapal | 1198 orang |
Senjata |
|
Pelindung |
|
Ciri-ciri umum (kapal tempur induk, 1945) | |
---|---|
Berat benaman | 39.805 ton panjang (40.444 t) (muat penuh) |
Panjang | 219,62 m (720 ft 6 in) |
Lebar | 31,71 m (104 ft 0 in) |
Daya muat | 9,03 m (29 ft 8 in) |
Jangkauan | 9.500 nmi (17.600 km; 10.900 mi) pada 16 knot |
Awak kapal | 1.463 orang |
Sensor dan sistem pemroses |
|
Senjata |
|
Pesawat yang diangkut | 22 pesawat |
Fasilitas penerbangan | 2 katapel |
Konstruksi
suntingKapal ini selesai dibangun pada tahun 1917. Mempunyai bobot 38.676 ton, kecepatan sampai 25 knot, dan kru sebanyak 1.463 pelaut.
Dia awalnya dirancang sebagai kapal ketiga dalam kapal tempur kelas-Fusō, namun Ia bersama adiknya akhirnya dijadikan kelas terpisah, karena banyak dilakukan modifikasi untuk menutupi kekurangan kelas Fusō.
Meski Ise diupgrade secara masif, Ise tetaplah tertinggal saat Perang Pasifik pecah karena kecepatannya lamban, kru besar, dan jarak pendek, menyebabkan ia jarang bertempur sebagai kapal tempur.
Masa dinas
suntingPra Perang Dunia
suntingSebenarnya, Ise bisa ikut dalam Perang Dunia Pertama, tetapi Ia terlambat, sehingga hanya bisa patroli sekitar Siberia, dan membantu Jepang dalam Intervensi Siberia melawan Pasukan Merah Bolshevik.
Pada 12 April 1922 di Yokohama, Ise menjadi tuah rumah delegasi. Kala itu terdapat Pangeran Wales (yang nantinya menjadi Edward VIII) dan ditemani sepupu keduanya yang nantinya menjadi panglima ternama di kemudian hari Lord Mountbatten dari Burma.
Pertengahan 1920-an hingga akhir 1930-an, Ise berpatroli sekitar Laut China. Lalu ia juga menjalani serangkaian modifikasi sebelum Perang Dunia 2 pecah, antara lain:
- Pada tahun 1928 sampai 1929: Ia ditambahi cerobong asap yang baru dengan gaya Pagoda, serta hadirnya katapul dan pesawat pesawat amfibi Yokosuka E1Y2 Tipe 14 menggantikan turet no.5.
- Pada tahun 1930 sampai 1931: Penambahan senter, dan derek untuk pesawatnya.
- Pada tahun 1931 sampai 1932: Penggantian senjata anti pesawat seluruhnya dengan Tipe 89 berukuran 127mm dan 4 Vickers 40mm (4x2), serta pemindahan katapul dan derek pesawat di buritan kapal.
- Pada 14 Mei 1933, katapul kedua dan tiga pesawat seaplane Tipe 90 ditambahkan.
- Pada 1 Agustus 1935, Ise kembali direkonstruksi dan dimodernisasi secara besar-besaran. 8 pendidih Kampon menggantikan 24 pendidih bertenaga batu bara dan minyak. Bulge Anti-torpedonya dipasang menggantikan 6 tabung torpedo. Persenjataannya juga dimodifikasi secara besar-besaran agar bisa disesuaikan dengan situasi perang yang ada. Penambahan senjata anti pesawat juga diperbanyak. Dan semua itu baru selesai pada 27 Maret 1937
Perang Dunia 2
suntingSebelum konversi
suntingIse ikut ambil bagian pada Operasi penyerbuan ke Pearl Harbor. Namun, ia tak menemukan satupun armada kapal induk Amerika kala Serangan Doolittle pada 18 April 1942. Sebulan berselang, Ise mengalami kecelakaan dimana ruang mesin no.2 kebanjiran. Kala diperbaiki, Ise menjadi kapal pertama yang dipasangi Radar Udara Tipe 21.
Konversi
suntingSaat Jepang kehilangan 4 kapal induknya dalam Pertempuran Midway, Ise dan Hyūga direncanakan akan menjadi kapal induk dengan 54 pesawat. Namun karena kurangnya waktu dan sumber daya alam, maka konsep hibrida kapal tempur/induk pun digunakan. Turet senjata No.5 dan No.6 diganti dengan hangar dek terbang 70m dan elevator pesawat berbentuk huruf T.
Setelah konversi
suntingMeski terlihat menjanjikan, nyatanya di lapangan mereka hanya jadi kapal tempur biasa dan pesawatnya ditransfer ke landasan udara darat. Penyebabnya sederhana tapi fatal, yakni pelatihan pilot tak selesai tepat waktu dan proses lepas landas dan pendaratan yang sering kali terlalu rumit walau selesai prosesnya pada 8 Oktober 1943.
Ise lalu pergi ke Truk pada bulan Oktober 1943 untuk mengantar suplai dan Divisi ke-52 pasukan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang ke-52.
Pada Mei 1944, 104 senjata anti-pesawat dipasang di badannya bersama 6 rak roket anti-pesawat berisi 30 roket.
Pertempuran Teluk Leyte dan seterusnya
suntingIse hanya mengalami rusak ringan dalam Pertempuran Teluk Enganõ, Oktober 1944. Kala itu mereka menembak jatuh 5 pembom tukik mengenai No.2 turret. Namun, karena kurang efektifnya pertahanan udara mereka, kala berakhir, pesawat USN menghabisi kapal induk Zuikaku, Zuihō, dan Chitose serta perusak Akizuki. Di waktu yang bersamaan, Ise diserang 85 pembom tukik dan 34 kali nyaris kena. Menyebabkan pelindung, pendidih, dan katapel pesawatnya rusak dan 5 kru tewas plus 1 terluka.
Pasca balik ke Jepang, sejak 29 Oktober, katapel pesawat terbangnya dihilangkan agar senjata turret No.3 dan No.4 bisa menembak dengan maksimal.
Dalam Operasi Kita pada awal 1945, yaitu ke Lingga dan Singapura, Ise bersama Hyūga dan penjelajah Õyodo mengantar suplai perang yang penting (minyak, karet, timah, seng & merkuri) dan mengevakuasi 1.150 kru kilang minyak ke Jepang. Saat menuju Singapura, Ise terkena ranjau laut dan hanya rusak ringan. Tanggal 19 Februari 1945, Ise kembali dengan selamat menuju Moji, Jepang walaupun ada 23 kapal selam Sekutu selama di perjalanan.
Nasib
suntingMulai 25 Februari 1945 hingga selesai perang, Ise menetap di Kure, tanpa bensin atau pesawat, sempat dikamuflase namun tak cukup. 19 Maret 1945, 240 pesawat TF58 menyerang Kure dan mengenai Ise dengan 2 bom. Menjadi kapal cadangan ke-4 pada 20 April, ia diderek ke Ondo Seto sebagai "senjata anti-pesawat" mengapung. 24 Juli, 60 pesawat kapal induk AS, mengenai buritan, dek terbang, dek utama, No.3 turret dan bridgenya, menewaskan Kapten Mutaguchi, seorang perwira dan sekitar 50 kru kapal.
Malang, pada 28 Juli 1945 ia kembali diserang, 5 bom 450 kg dari skuadron F4U Corsair milik USS Hancock dan 11 bom dari pesawat TF58 menutup kisahnya yang penuh perjuangan bak seorang pahlawan. Ia mulai miring dan karam dalam laut yang dangkal.
Ise baru dihapus dari daftar militer pada 20 November 1945. Sisa-sisa bagian Ise yang tertinggal, dipreteli di galangan kapal Kure dari Harima Zosen Yard dari 9 Oktober 1946 sampai 4 Juli 1947.
Referensi
sunting- Campbell, John (1985). Naval Weapons of World War II. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-459-4.
- Chesneau, Roger, ed. (1980). Conway's All the World's Fighting Ships 1922–1946. Greenwich, UK: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-146-7.
- Friedman, Norman (2011). Naval Weapons of World War One. Barnsley, South Yorkshire, UK: Seaforth. ISBN 978-1-84832-100-7.
- Hackett, Bob; Kingsepp, Sander; Ahlberg, Lars (2012). "IJN Ise: Tabular Record of Movement". Combinedfleet.com. Diakses tanggal 15 June 2013.
- Jentschura, Hansgeorg; Jung, Dieter; Mickel, Peter (1977). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. Annapolis, Maryland: United States Naval Institute. ISBN 0-87021-893-X.
- Lengerer, Hans (September 2006). Ahlberg, Lars, ed. "Battleships Ise and Hyûga – Part I". Contributions to the History of Imperial Japanese Warships (Paper I): 4–30.(perlu berlangganan)(contact the editor at lars.ahlberg@halmstad.mail.postnet.se for subscription information)
- Lengerer, Hans (March 2007). Ahlberg, Lars, ed. "Battleships Ise and Hyûga – Part II". Contributions to the History of Imperial Japanese Warships (Paper II): 4–17.(perlu berlangganan)
- Lengerer, Hans (September 2007). Ahlberg, Lars, ed. "Battleships Ise and Hyûga – Part III". Contributions to the History of Imperial Japanese Warships (Paper III): 4–24.(perlu berlangganan)
- Lengerer, Hans (March 2011). Ahlberg, Lars, ed. "The Japanese 14"-Gunned Battleships: An Abstract of the Fusō and Ise Classes – Part I". Contributions to the History of Imperial Japanese Warships (Paper X): 5–42.(perlu berlangganan)
- Polmar, Norman; Genda, Minoru (2006). Aircraft Carriers: A History of Carrier Aviation and Its Influence on World Events. Volume 1, 1909–1945. Washington, D.C.: Potomac Books. ISBN 1-57488-663-0.
- Rohwer, Jurgen (2005). Chronology of the War at Sea, 1939–1945: The Naval History of World War Two. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 1-59114-119-2.
- Silverstone, Paul H. (1984). Directory of the World's Capital Ships. New York: Hippocrene Books. ISBN 0-88254-979-0.
- Stille, Mark (2008). Imperial Japanese Navy Battleships 1941–45. New Vanguard. 146. Botley, Oxford, UK: Osprey Publishing. ISBN 1-84603-280-6.
- Whitley, M. J. (1998). Battleships of World War II. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 1-55750-184-X.