Kapal tempur pesisir di Indonesia

Kapal tempur pesisir di Indonesia pertama kali dicanangkan pada tahun 2005 oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Pembuatan kapal diadakan oleh Lundin Industry Invest dengan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011. Namun kapal yang dibuat terbakar dan dibuat ulang.

Sejarah

sunting

Perencanaan pembuatan kapal tempur pesisir rintisan (2005)

sunting

Kapal tempur pesisir di Indonesia pertama kali direncanakan pembuatannya oleh Slamet Subiyanto selaku Kepala Staf TNI Angkatan Laut sejak tahun 2005. Perencanaan ini bersamaan dengan proyek pembuatan kapal trimaran. Pembangunan kapal tempur pesisir dilakukan oleh Lundin Industry Invest di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Spesifikasi kapal tempur pesisir di Indonesia dirancang dengan panjang 63 meter, kecepatan maksimal 35 knot (64 km/jam), bobot 53,1 GT, mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK. Teknologi pembuatan kapal berbahan serat optik dan dipersenjatai peluru kendali dengan jarak tembak hingga 120 kilometer.[1]

Pembuatan lapal tempur pesisir rintisan (2009–2011)

sunting

Penganggaran untuk pembuatan kapal tempur rintisan baru diberikan pada tahun 2009 melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Anggaran yang diberikan sebesar Rp 114 miliar ($12,5 juta). Pengerjaan kapal diselesaikan pada tahun 2011. Peluncuran kapal cepat rudal kelas trimaran diadakan di galangan kapal milik Lundin Industry Invest di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Operator kapal berasal dari anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut pada hari Jumat, 31 Agustus 2012.[butuh rujukan]Namun kapal rintisan ini terbakar dan dibangun ulang.[butuh rujukan]

Kapasitas

sunting

World Politics Review pada Desember 2015 memublikasikan sebuah laporan yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki sedikitnya 70 kapal tempur pesisir.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Supriyanto, Agus, ed. (31 Agustus 2012). "TNI AL Luncurkan Kapal Siluman Trimaran". Tempo. Diakses tanggal 13 November 2023. 
  2. ^ "Modernisasi Maritim" (PDF). Indo-Asia Pasific Defence Forum. 41 (4): 30. 2016.