Kapibara

hewan pengerat

Kapibara[a] atau kapibara besar (Hydrochoerus hydrochaeris) merupakan jenis hewan pengerat terbesar yang masih ada di dunia (hewan pengerat terbesar yang telah punah adalah Phoberomys pattersoni)[1] yang merupakan anggota genus Hydrochoerus. Kapibara merupakan hewan asli daerah tropis dan lembap di Amerika Selatan. Kapibara dapat ditemukan di daerah Timur Andes dari wilayah Kanal Panama sampai daerah utara Kolombia dan Venezuela, Uruguay, dan Provinsi Buenos Aires di Argentina. Kapibara mendiami sabana dan hutan lebat, dan hidup di dekat perairan. Spesies ini sangat sosial dan dapat ditemukan berkelompok terdiri dari 100 individu, namun biasanya hidup berkelompok terdiri dari 10–20 individu. Kapibara diburu untuk diambil daging dan kulitnya, dan juga minyak dari kulitnya yang tebal berlemak.[2] Kapibara tidak dianggap sebagai spesies terancam.

Kapibara
Hydrochoerus hydrochaeris

Rekaman
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN10300
Taksonomi
KerajaanAnimalia
FilumChordata
KelasMammalia
OrdoRodentia
FamiliCaviidae
GenusHydrochoerus
SpesiesHydrochoerus hydrochaeris
(Linnaeus, 1766)
Tata nama
ProtonimSus hydrochaeris
Distribusi

Etimologi sunting

Nama umumnya berasal dari kata dalam bahasa Tupi ka'apiûara, aglutinasi kompleks dari kaá (daun) + píi (ramping) + ú (makan) + ara (imbuhan untuk nomina pelaku), yang berarti "yang memakan daun ramping", or "pemakan rumput".[3]

Nama ilmiahnya, baik hydrochoerus maupun hydrochaeris, berasal dari bahasa Yunani Kuno ὕδωρ (hydor "air") dan χοῖρος (choiros "babi").[4][5]

Deskripsi sunting

Kapibara terlihat seperti marmut raksasa; kapibara jantan mempunyai berat 35 sampai 65 kg dan kapibara betina beratnya 36 sampai 66 kg. Tubuh kapibara relatif besar, tetapi cenderung pendek dan gemuk. Panjangnya 105 sampai 135 cm, sementara tingginya 51 sampai 61 cm dari bahu.[6]

Seperti hewan pengerat lainnya, kapibara mempunyai dua buah gigi seri yang terus tumbuh selama hidupnya dan mereka harus menggerogoti dan mengunyah untuk memakai giginya. Warna bulunya bervariasi dari cokelat sampai merah dan campuran antara keduanya, kulitnya keras dan bulunya berminyak. Kapibara mempunyai telinga yang pendek, hidung yang kecil, dan bulu yang pendek di seluruh tubuhnya. Mata hewan ini sangat kecil dan terletak di atas kepalanya dengan telinga dan hidung, juga terdapat benjolan besar yang merupakan kelenjar bau. Kaki kapibara pendek dan kaki depannya lebih panjang daripada kaki belakangnya, serta terdapat selaput pada jari-jarinya.[7] Mereka mempunyai empat jari pada kaki depan dan tiga jari pada kaki belakang.

Habitat sunting

Kapibara merupakan hewan semi-aquatik. Hewan ini dapat hidup di berbagai macam habitat, dari hutan hujan dan dataran bersemak sampai daerah rawa, hutan mangrove dan padang rumput yang terbuka, tetapi kehidupan mereka hanya terbatas di daerah yang dekat dengan air. Mereka sangat pendiam di daratan, tetapi sangat mahir berenang dan menyelam di dalam air. Hewan ini dapat diam di bawah permukaan air selama beberapa menit dan dapat tidur di dalam air jika terdesak. Kapibara sangat toleran terhadap perubahan lingkungan dan dapat dimanfaatkan di dalam habitat untuk area pertanian dan peternakan.[8]

Hewan ini mempunyai temperamen yang tenang dan pendiam, hidup dalam kelompok yang mempunyai hubungan keluarga. Kelompoknya terdiri dari satu pejantan dan satu atau beberapa betina dan beberapa pejantan. Mereka banyak menghabiskan waktu untuk berkubang di dalam lumpur. Satu kelompok terdiri atas 2 sampai 30 ekor kapibara, bergantung terhadap keadaan iklim, kondisi habitat, dan kepadatan populasi. Daerah kekuasaan kapibara dapat meliputi 10 sampai 20 ha, tetapi mereka akan bermigrasi untuk mencari air untuk tempat hidupnya.

Anatomi sunting

Kapibara mempunyai bentuk lingkar badan agak bulat dan kepala pendek. Kulitnya ditumbuhi bulu kasar berwarna cokelat kemerahan pada tubuh bagian atas dan berwarna cokelat kekuningan ke arah bawah (perut). Kapibara dewasa memiliki panjang antara 107–134 cm dan tinggi badan 50–64 cm dari permukaan tanah. Seekor kapibara dewasa memiliki bobot antara 35–66 kg. Satwa ini memiliki kaki yang agak berselaput dan ekor yang tidak tumbuh sempurna[7]. Kaki-kaki belakangnya sedikit lebih panjang dari kaki-kaki depannya. Kapibara betina sedikit lebih berat dari kapibara jantan. Kapibara memiliki moncong yang tumpul dengan mata, hidung, dan telinga berada di bagian atas kepala. Seperti hewan pengerat lainnya, gigi-gigi depan kapibara dapat tumbuh terus-menerus sehingga harus terus digunakan untuk makan dan mengerat.

Komunikasi sunting

Hewan sosial ini berkomunikasi dengan menggunakan siulan, mendengking, dan gonggongan/menyalak, mereka juga mengeluarkan dan memproduksi kelenjar bau (mengeluarkan bau untuk memberi tanda).[9]

Perilaku hidup sunting

Kapibara hidup secara berkelompok yang mencapai jumlah seratus ekor dalam satu kawanan. Biasanya kapibara ditemukan dalam kelompok 10–20 ekor. Satu kawanan kapibara dipimpin oleh seekor pejantan dengan anggota kelompok terdiri dari kapibara jantan muda, betina, dan anak-anak kapibara. Saat musim kemarau di mana persediaan air sangat terbatas, beberapa kelompok akan bergabung untuk menggunakan sumber air secara bersama-sama. Kapibara berkomunikasi dengan menggunakan suara menyalak, mencicit, melenguh, dan menggeram.

Kapibara adalah hewan semi-akuatik, sehingga menyukai lingkungan basah yang banyak ditumbuhi rumput dan dekat sungai atau rawa. Hewan ini melakukan sebagian besar aktivitas di darat, tetapi biasa berendam dan mencari makan dekat air dengan berenang dan menyelam. Saat cuaca panas mereka berendam dalam air. Mereka biasa makan pagi, sore, dan malam hari. Kapibara hanya mampu menyelam beberapa menit saja, tetapi dapat bersembunyi di air dalam jangka waktu yang cukup lama dengan hanya memunculkan hidung mata dan telinganya untuk mengawasi lingkungan.

Makanan sunting

Hewan mamalia ini dapat hidup 8 sampai 10 tahun di alam liar, tetapi di kebun binatang mereka dapat hidup sampai 12 tahun.[10] Kapibara yang merupakan herbivor sering merumput pada sore hari, sekitar pukul 16 atau 17 dan pada saat menjelang malam, namun mereka akan sangat aktif selama musim hujan. Kebanyakan dari hewan ini merupakan hewan yang pemalu dan bersifat nokturnal (hewan malam hari). Dalam merumput, hewan herbivora ini merupakan hewan yang selektif, mencari makan di padang rumput yang pendek dan sedang di daerah yang basah dan tergenang air.

Kapibara, satwa herbivor yang umumnya makan rumput dan tanaman air.[11] Kapibara juga makan buah-buahan dan kulit pohon. Hewan ini sangat selektif dalam memilih tumbuhan untuk dimakan. Mereka makan lebih banyak jenis tanaman pada musim kemarau, karena lebih sedikit makanan tersedia. Mereka makan rumput pada musim hujan dan beralih memakan alang-alang yang melimpah pada musim kemarau. Tanaman yang dimakan kapibara selama musim panas kehilangan nilai gizi pada musim dingin sehingga tidak dikonsumsi pada musim dingin.

Jenis rumput yang merupakan makanan dari hewan ini adalah Hymenachne amplexicaulis, Leersia hexandra, dan Panicum iaxum pada musim hujan, dan Reimarochloa, Paratheria, Sporobolus indicus dan Axonopus spp pada musim kering, selain rumput, kapibara juga memakan buah-buahan dan biji-bijian. Kebutuhan zat makanan yang diperlukan kapibara diperkirakan sebesar 70 gr bahan kering setiap unit metabolik berat badannya dan kemampuan mencerna hijauan atau makanannya (rumput) kira-kira sebesar 52 persen.

Berbeda dengan kebanyakan hewan pemakan rumput, engsel rahang kapibara tidak tegak lurus sehingga hewan ini mengunyah makanan dengan gerakan gigi ke depan dan ke belakang, bukannya ke arah samping. Kapibara termasuk hewan koprofagus yang berarti ia makan kotorannya sendiri sebagai sumber flora usus untuk membantu pencernaan mereka. Mereka juga sering memuntahkan makanannya untuk dikunyah kembali.

Reproduksi dan pertumbuhan sunting

Kapibara dapat bereproduksi sepanjang tahun tetapi di habitat yang bermusim, puncak aktivitas seksual bertepatan dengan mulainya musim hujan, di mana terjadi pada bulan April–Juli. Mereka kawin di dalam air tepat sebelum musim hujan tiba dan periode kehamilan kapibara betina berlangsung selama 130 hari atau 5 bulan, puncak periode melahirkan mulai menurun pada saat akhir musim hujan.[12]

Kapibara betina akan hanya mempunyai 2 sampai 8 bayi kapibara pada setiap periode, biasanya yang betina hanya mempunyai 4 bayi kapibara di dalam sarangnya. Bayi kapibara yang baru lahir mempunyai berat sekitar 1–1,5 kg, mereka sudah mempunyai bulu dan sudah dapat melihat. Sedangkan rata-rata pertumbuhan populasi di peternakan di Venezuela Llanos adalah 0,42 per tahun, menghasilkan rata-rata produksi sebesar 0,34. Kapibara muda mempunyai rata-rata pertumbuhan sebesar 60–100 gr/hari tergantung dari pakan dan usianya. Pada tahun pertama hidupnya bobot tubuhnya akan mencapai 22–25 kg dan pada tahun kedua bobot tubuhnya akan mencapai 35–40 kg. Kapibara muda sudah mulai mengikuti induknya menjelajahi lingkungannya dan akan segera makan tumbuh-tumbuhan, tetapi mereka tetap masih menyusui dari induknya dan akan disapih pada saat umur 16 minggu.

Induk kapibara tidak hanya menjaga dan mengasuh anaknya sendirian, tetapi setiap betina dalam kelompok ikut menjaga dan mengasuh kapibara muda. Masa reproduksi kapibara umumnya dimulai pada saat umur 18 bulan, tetapi dalam keadaan tertentu kapibara betina dapat kawin pada usia satu tahun dan kapibara betina akan mempunyai anaknya sendiri pada saat umur 15 bulan atau lebih.

Pemangsa sunting

Di alam liar kapibara merupakan mangsa yang sangat potensial bagi beberapa predator, seperti jaguar, puma, buaya caiman (Caiman crocodilus), ocelot, elang, ular anakonda, dan manusia. Kapibara melindungi dirinya dengan melakukan berbagai cara, apabila ada bahaya yang datang mereka akan menyelam ke dalam air dan bersembunyi, kadang-kadang mereka juga bersembunyi di vegetasi yang mengapung di daerah sekitar rawa.

Status konservasi sunting

Di beberapa tempat, kapibara diburu untuk diambil daging dan kulitnya. Kadang mereka dibunuh karena menjadi hama tanaman petani. Kapibara juga ada yang diternakkan.

Hewan ini dapat hidup antara 8 sampai 10 tahun. Tetapi umur rata-rata mereka di alam liar adalah kurang dari empat tahun karena mereka adalah mangsa yang mudah ditangkap bagi predator seperti jaguar, puma, cheetah, elang, buaya, dan ular anaconda. Kapibara bukan hewan terancam punah. Populasinya relatif stabil karena kapibara dapat berkembang biak dengan cepat.

Aspek ekologi dan ekonomi sunting

 
Kapibara di Burgers Zoo, Belanda

Kapibara diburu secara komersial di daerah Llanos, Kolombia, dan Venezuela selama musim kering (Januari–Maret) di daerah padang rumput terbuka, di mana mereka dapat dengan mudah diburu. Pada beberapa daerah para pemburu akan membunuh sekitar 200 kapibara setiap harinya. Di Amerika Selatan, kapibara kebanyakan diburu untuk diambil kulitnya dan juga dagingnya, baik untuk konsumsi pribadi atau untuk diperdagangkan. Minyak yang dihasilkan dari ekstrak lemak kapibara mempunyai nilai yang tinggi sebagai obat yang sangat populer di Amerika Selatan. Kulitnya dimanfaatkan dan diolah menjadi barang-barang seperti sarung tangan, sabuk, jaket, tas, dan pedal yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi dan barang ekspor di daerah Amerika Selatan.

Daging kapibara tidak disukai di beberapa daerah, kebanyakan karena rasa dagingnya dan yang lainnya disebabkan diyakini menjadi penyebab penyakit kulit. Tetapi banyak yang menggambarkan bahwa daging kapibara rasanya seperti daging babi di mana warna dagingnya berwarna keputih-putihan seperti daging babi.

Kapibara mempunyai prospek yang sangat baik jika dikembangkan dan dipelihara secara intensif di dalam sebuah peternakan, di mana hasil produknya seperti daging dan kulitnya tidak kalah berkualitas dari produk-produk hewan peternakan lainnya seperti kelinci. Hanya saja masalah sosial, yang mana hewan kapibara ini masih kurang dikenal dan belum sepenuhnya didomestikasi menjadi hambatan dalam pemeliharaan dan pemasaran komoditas hewan ini.

Lihat pula sunting

Catatan sunting

  1. ^ Juga disebut capivara (di Brasil), capiguara (di Bolivia), chigüire, chigüiro, atau fercho (di Kolombia dan Venezuela), carpincho (di Argentina, Paraguay dan Uruguay) dan ronsoco (di Peru).

Referensi sunting

  1. ^ Basic Biology (2015). "Rodents". 
  2. ^ Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris) Diarsipkan 2012-01-03 di Wayback Machine.. ARKive.org
  3. ^ Ferreira, A. B. H. (1986) Novo Dicionário da Língua Portuguesa, 2nd ed., Rio de Janeiro: Nova Fronteira, p.344
  4. ^ Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. (2005). Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3rd). Johns Hopkins University Press. hlm. 1556. ISBN 978-0-8018-8221-0. OCLC 62265494. 
  5. ^ Darwin, Charles R. (1839). Narrative of the surveying voyages of His Majesty's Ships Adventure and Beagle between the years 1826 and 1836, describing their examination of the southern shores of South America, and the Beagle's circumnavigation of the globe. Journal and remarks. 1832–1836. London: Henry Colburn. hlm. 619. 
  6. ^ "Capybara | Description, Behavior, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). 2024-01-03. Diakses tanggal 2024-02-17. 
  7. ^ a b Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company. 
  8. ^ "What Is Capybara - A compete capybara guide". What Is Capybara (dalam bahasa Inggris). 2023-02-24. Diakses tanggal 2024-02-17. 
  9. ^ Jirik, Kate. "LibGuides: Capybaras (Hydrochoerus spp.) Fact Sheet: Behavior & Ecology". ielc.libguides.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-17. 
  10. ^ "Capybara (Hydrochoerus hydrochaeris) longevity, ageing, and life history". www.genomics.senescence.info. Diakses tanggal 2024-02-17. 
  11. ^ "Capybara | Roswell, NM". www.roswell-nm.gov. Diakses tanggal 2024-02-17. 
  12. ^ Jirik, Kate. "LibGuides: Capybaras (Hydrochoerus spp.) Fact Sheet: Reproduction & Development". ielc.libguides.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-17. 

Pranala luar sunting