Kargo udara adalah setiap jenis muatan yang direncanakan dan diterbangkan dengan menggunakan maskapai penerbangan. Dimana muatan terdiri dari berbagai jenis dari benda umum atau perlu penanganan khusus. dari bersifat cair, padat, hidup,segar dll. untuk dapat diterbangkan dari suatu bandara ke bandara lain.dimana terdapat 2 jenis layanan dalam penerbangan untuk dapat mengangkut kargo udara dengan pesawat penumpang (passenger aircraft) dan pesawat kargo (freighter). Umumnya jika kargo naik/diangkyt dengan pesawat penumpang maka akan menggunakan ruang di ruang bawah pesawat yang disebut dengan Belly (perut) space sedangkan untuk freighter ruang (space) kargo dibagi 2 disebut dengan Upper/mai deck dan lower deck [1]

An-124 milik Volga-Dnepr bersiap untuk pengangkutan

Jenis-jenis pesawat udara yang digunakan

sunting

Kargo udara bisa diangkut oleh tiga jenis pesawat udara yaitu:

  • Pesawat penumpang sipil - Kargo biasanya diangkut dalam ruang sisa di bagian perut pesawat yang tidak digunakan untuk bagasi penumpang. Praktik ini umum dilakukan oleh maskapai sipil yang mengangkut kargo tambahan dalam penerbangan terjadwal. Praktik ini dikenal dengan nama Belly Cargo (Kargo perut). Kargo juga bisa diangkut dalam Kabin pesawat sebagai barang ringan oleh seorang "kurir pesawat".
  • Pesawat angkut - Merupakan pesawat khusus barang yang membawa muatan diatas dek utama dan di dalam perut dengan cara pengangkutan melalui hidung pesawat atau bagian samping pesawat.
  • Pesawat terbang kombi - Membawa kargo di atas dek utama di belakang area penumpang melalui pengangkutan samping dan di dalam perut pesawat.

Sejarah

sunting

Kargo udara modern

sunting
 
FedEx McDonnell Douglas: MD-11F
 
Pesawat ATRAN Antonov An-12 masih beroperasi setelah 47 tahun (2011)
 
Pesawat angkut Emirates Boeing 777 tiba di Bandara Heathrow (2015)

Meski adanya harapan besar terhadap kargo udara agar bisa menjadi sebuah industri giat, selama berdekade-dekade muatan udara tidak tumbuh sesuai perkiraan dan tetap sebagai suatu bagian yang sangat kecil dari keseluruhan lalu lintas udara. Selama 5 dekade paska Perang Dunia II kebanyakan maskapai menilai kargo udara sebagai aktivitas sekunder, meski selalu ada maskapai kargo khusus. Beberapa maskapai sipil menemukan bahwa praktik membawa "kargo perut" sebagai suatu usaha yang sangat menguntungkan (kenyataannya, diperkirakan bahwa 50% dari seluruh muatan udara dipindahkan dengan cara ini), sampai ke titik dimana permintaan terhadap jasa khusus pesawat angkut besar menurun.[2]

Kargo udara muncul sebagai tiang kokoh dari industri penerbangan pada tahun 1990an. Katalisator pertumbuhan kembali di sektor ini adalah jasa angkut paket ekspress yang dijalankan oleh FedEx, DHL, TNT dan UPS, dan perubahan yang ada dalam sektor manufaktur. Pada 1992, FedEx mengirim perangkat lunak kepada ribuan pelanggannya, membolehkan para pelanggan untuk melacak kiriman barang dari tempat kerja sendiri.

Kemunculan internet pada tahun-tahun selanjutnya membantu meningkatkan keandalan dan akses terhadap industri kargo udara. Kebanyakan maskapai saat ini menawarkan pelanggan mereka status penerbangan secara real-time dan pilihan pemesanan dan pelacakan muatan. Adopsi terhadap dokumentasi elektronik juga diterapkan,[3] seperti tagihan elektronik air waybill, untuk mengurangi jumlah dokumentasi kertas yang ada di setiap pengiriman dan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pengangkutan.

Ahli industri memperkirakan bahwa 15-20 ton kargo udara setara dengan 30-40 kursi penumpang ekonomi, bila keduanya ada dalam pesawat penumpang sipil.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Allaz, Camille (2005): The History of Air Cargo and Airmail from the 18th Century, p. 8
  2. ^ Johnsson, Julie. "Big-Belly Boeing 777 Blunts Demand for Cargo-Only Jets". Bloomberg. Diakses tanggal 27 June 2014. 
  3. ^ IATA. Cargo-XML Standards: Modernizing air cargo communication.
  4. ^ "A barrier to A380 sales in the United States" RunwayGirl, 3 July 2014. Accessed: 20 July 2014.