Kariu, Pulau Haruku, Maluku Tengah

desa di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku

Kariu adalah negeri di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia.

Kariu
Leamoni Kamasune
Negara Indonesia
ProvinsiMaluku
KabupatenMaluku Tengah
KecamatanPulau Haruku
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Etimologi

sunting

Teung negeri Kariu adalah Leamoni Kamasune yang secara harfiah berarti 'negeri yang memancarkan sinar abadi'. Sedangkan nama Kariu sendiri berasal dari kata kariut yang dalam bahasa tana berarti berkumpul. Hal ini mencerminkan sejarah berkumpulnya moyang-moyang masyarakat Kariu dari berbagai daerah.

Sejarah

sunting

Kariu awalnya terletak di pedalaman Pulau Haruku bagian selatan, dekat dengan lokasi Aboru, Wassu, dan Oma. Masyarakatnnya di kemudian hari berpindah ke utara dan mendiami sekitar Benteng Hoorn di wilayah pertuanan Pelauw. Masyarakat Kariu dan Pelauw kerap berkonflik mengenai teritori, yang diperparah dengan perbedaan agama, Kariu menjadi negeri Kristen, sementara Pelauw adalah pusat kekuataan Muslim. Atas dasar itulah, Raja Pelauw kemudian memutuskan untuk merelokasi masyarakat Kariu ke lokasinya sekarang. Pada 25–27 Januari 2022, pernah terjadi kerusuhan yang melibatkan Negeri Kariu dengan Dusun Ori di negeri induk Pelauw.[1] Konflik ini merupakan konflik kesekian kalinya antara Kariu dan Pelauw, sekaligus yang paling tinggi daya rusaknya setelah penghancuran Kariu saat konflik 1999.

Kondisi wilayah

sunting

Negeri Kariu terletak di pesisir utara Pulau Haruku. Letaknya dikelilingi oleh negeri Pelauw di sebelah selatan, timur, dan barat. Sedangkan di sebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Seram

Batas wilayah

sunting

Negeri ini memiliki batas wilayah sebagai berikut.

  • Sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram.
  • Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Ori (Pelauw)
  • Sebelah selatan berbatasan dengan petuanan negeri Pelauw.
  • Sebelah barat berbatasan dengan negeri Pelauw.

Kelembagaan

sunting

Negeri Kariu dipimpin oleh seorang raja yang bergelar sebagai patih (Upu Patti), dengan Pattiradjawane (kadang dieja sebagai Pattirajawane) sebagai matarumah parentah.[2]

Budaya

sunting

Baileo

sunting

Negeri Kariu memiliki sebuah baileo yang bernama Asari Aman Kariu Patasiwa Leamoni Kamasune. Sesuai namanya, baileo ini bercirikan budaya Patasiwa, yakni berupa rumah panggung dengan tiang-tiang dan lantai terbuat dari papan.

Matarumah

sunting

Kariu dibentuk oleh 12 matarumah (fam), yakni sebagai berikut.

  1. Aman Haruwee, matarumah Tupalessy
  2. Aman Selana, matarumah Pariury
  3. Aman Waelapia, matarumah Pattiwaelapia
  4. Aman Hatumanu, matarumah Nahusona
  5. Aman Ira, matarumah Pattihalawane
  6. Aman Puturessy, matarumah Radjawane/Pattiradjawane
  7. Aman Jambua, matarumah Patty
  8. Aman Huwe, matarumah Pattileamonia
  9. Aman Tunimahu, matarumah Leatomu
  10. Aman Mahina, matarumah Salatnaya
  11. Aman Latu, matarumah Salaka
  12. Aman Tupi, matarumah Takaria

Hubungan sosial

sunting

Negeri Kariu memiliki hubungan gandong dengan negeri Booi (Soumahu Amanolatu) di Pulau Saparua, negeri Aboru (Lealohi Samasuru) di Pulau Haruku, dan negeri Hualoy (Samaohi Ririnita) di Pulau Seram.[3][4]

Masyarakat

sunting

Masyarakat asli Kariu seluruhnya beragama Kristen Protestan. Dimulai pada masa penjajahan Portugis, saat itu, seluruh masyarakat negeri Kariu yang sebelumnya tinggal di hutan dikumpulkan di pesisir pantai dan dilakukan prosesi baptis.

Berikut ini fam (matarumah) asli yang menetap di negeri Kariu secara turun-temurun.

  1. Salaka
  2. Radjawane
  3. Pattiradjawane
  4. Leatomu
  5. Nahusona
  6. Pariury
  7. Takaria
  8. Tupalessy
  9. Salatnaya
  10. Riry
  11. Werinussa
  12. Patty
  13. Radjaboean
  14. Pattiwaelapia
  15. Schaduw
  16. Pattileamonia
  17. Pattihalawane
  18. Tjoa
  19. Ruhulessin
  20. Salakory
  21. Ferdinandus
  22. Talakua
  23. Lalopua
  24. Pattiasina
  25. Tohata
  26. Noya
  27. Matahelumual
  28. Wattimena
  29. Hahury
  30. Kakisina

Referensi

sunting
  1. ^ "Kerusuhan Di Pulau Haruku Maluku Mencekam, Polisi Sudah Mengamankan Lokasi Kejadian". www.netralnews.com. Diakses tanggal 27 Januari 2022. 
  2. ^ "Warga Kariu Tolak Imanuel Pattiradjawane Sebagai Raja". Tribun Maluku. 6 September 2015. Diakses tanggal 17 Juni 2024. 
  3. ^ "Gubernur Resmikan Gereja Ebenhaezer Kariu, Abadikan Spiritualitas Pela Gandong". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-23. Diakses tanggal 2019-06-23. 
  4. ^ Hidup Orang Basudara di Maluku[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

sunting