Kayu kapit

perdu di semak belukar dan hutan sekunder
Kayu Kapit
Kayu kapit, Mallotus macrostachyus

Seruyan Hulu, Seruyan, Kalteng

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Genus:
Spesies:
M. macrostachyus
Nama binomial
Mallotus macrostachyus
Sinonim
  • Rottlera macrostachya Miq.[2] (basionym)
  • Mallotus insignis Müll.Arg. (1865)
  • Mallotus albus auct. non (Roxb.) Müll.Arg.
  • Mallotus barbatus auct. non Müll.Arg.

Kayu kapit (Mallotus macrostachyus), atau dikenal juga sebagai balik angin, adalah sejenis pohon penyusun hutan sekunder, anggota suku Euphorbiaceae. Serupa dengan kerabatnya itu, sisi bawah daun M. macrostachyus berwarna keputih-putihan dan tampak berkilauan manakala tertiup angin.

Beberapa sebutannya di pelbagai tempat, di antaranya: selau, balek angin (Sem. Malaya); balek angin (Sg.); balik angin, batang balik, pedau-pedau, si tarak balanggingan (Sum.); kayu balik angin, kapit mawat, kayu kapit, buah beliangin (Klm.). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai common pom-pom tree.[3]

Pengenalan

sunting
 
Pucuk ranting dengan daun penumpu dan kuncup perbungaan
 
Kelenjar nektar dikunjungi oleh semut
 
Sisi bawah daun dengan domatia di sudut percabangan tulang daun utama

Semak atau perdu, hingga setinggi 16 m dan gemang batang mencapai 25 cm. Berumah dua (dioesis) atau kadang kala satu (monoesis). Tajuk melebar datar; pepagan kelabu kecokelatan, dengan bagian dalamnya kuning kehijauan. Bagian-bagian yang lunak tertutup indumentum berupa rambut-rambut wol yang halus pendek dan rapat.[3]

Daun penumpu menyegitiga, 2,8–7 × 1–1,8 mm, menetap, tepinya rata, ujungnya runcing. Daun bertangkai panjang, 2–36 × 1–4 mm, tertancap di ujung atau dengan sibir tepi helaian lk. 1,5 mm (subpeltate), sibir acap menebal dan melengkung ke atas. Helaian daun bundar telur lebar hingga bundar telur, 9,2–31 × 7,8–25 cm, nisbah panjang/lebar 1–1,3; pangkalnya membundar, terpangkas, atau bentuk baji; tepinya bergigi atau bergerigi, jarang dengan 1 gigi besar di masing-masing sisi helaian pada bagian terlebar; permukaan atas helaian daun berwarna hijau gelap, dengan 0-2 kelenjar nektar dekat pangkal helaian, dan 0-9 kelenjar di tiap sisi dekat tepi helaian; permukaan bawah daun abu-abu kecokelatan, dengan domatia tertutupi oleh rambut-rambut wol yang rapat; pertulangan daun menjari-3, dengan 7–8 tulang daun samping di tiap sisi.[3]

Perbungaan terletak di ketiak atau ujung ranting, berkelamin satu atau dua, sumbunya berambut halus kecokelatan terang, daun pelindung menyegitiga 1–2,5 × 0,6–1 mm, menetap. Perbungaan jantan bentuk malai, dengan sumbu utama hingga sepanjang 112 cm dan percabangan hingga 65 cm, bunga-bunga mengelompok 1-2 kuntum per titik, seluruhnya dapat mencapai 120 titik. Bunga jantan bergaris tengah 4–4,5 mm, harum; bertangkai 3,2–4,2 mm; kelopak 3 atau 4, 2–2,7 × 1,2–1,7 mm; benang sari 60–90, putih, panjang 1–3 mm, dengan pistillode di pusatnya. Perbungaan betina dalam bulir, panjang hingga 80 cm, berisi hingga 150 titik, jarang dengan cabang samping. Bunga betina bergaris tengah 3–7 mm; duduk; kelopak bertaju 4-5, berlekatan hingga hampir di ujung, tinggi 3–5 mm, kecokelatan terang; tangkai putik hingga setinggi 1,2 mm, kepala putik 4–5 mm, cokelat gelap. Buah bulat, 11–16 × 10–14 mm; hijau terang dengan rambut-rambut wol kecokelatan, berduri banyak yang ramping dan lurus hingga 4 mm, rambut wol mudah terkelupas; sumbu buah 5–6 × 1,2–2 mm. Biji elipsoid, 4–5 × 4–4,5 × 3,5–4 mm, cokelat gelap.[3]

Agihan dan ekologi

sunting
 
Close up untaian buah
 
Perawakan berupa perdu

M. macrostachyus menyebar mulai dari Thailand hingga ke Singapura, Sumatra, dan Kalimantan.[3]

Kayu balik angin ini acap kali didapati melimpah secara lokal, di hutan-hutan musim dan hutan yang selalu hijau, sering pada tempat-tempat yang terbuka atau terganggu, atau bekas terbakar, di tepi-tepi jalan dan sungai, atau di wilayah berawa; di atas bermacam jenis tanah, sampai ketinggian 800 m dpl.[3]

Berbunga dan berbuah di sepanjang tahun. Bunganya dikunjungi oleh lebah Trigona.[3]

Manfaat

sunting

Daunnya dimanfaatkan sebagai pemunah racun gigitan ular. Kayunya dipakai sebagai kayu bakar.[3]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Candolle, A. de. 1866. Prodromus Systematis Naturalis Regni Vegetabilis ... pars 15(2): 963. Parisii :Victoris Masson &f.
  2. ^ Miquel, F.A.W. 1860. Flora Indiae Batavae,...Supplementum Primum. Prodromus Florae Sumatranae: 454. Amsterdam :C. G. van der Post; [etc.]1855-60.
  3. ^ a b c d e f g h Sierra, S.E.C. & P.C. van Welzen. 2005. "Taxonomic revision of Mallotus section Mallotus". Blumea Vol. 50(2): 249-74, 2005.

Pranala luar

sunting