Kekerabatan fiktif


Kekerabatan merupakan organisasi sosial yang mengikuti pola keturunan dan hubungan keluarga. Pola ini dapat berupa struktur unilateral, yang mengacu pada satu garis keturunan, baik matrilineal maupun patrilineal, atau struktur bilateral yang mengakui keturunan dari kedua garis keturunan. Sementara keluarga adalah pondasi kokoh yang membentuk seseorang dan bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia nyata yang ada di sekitarnya. Namun, di dunia fiksi, ada kekerabatan yang sama kuatnya meskipun tidak terhubung oleh ikatan darah.

Kekerabatan merujuk pada hubungan sosial dan biologis antara individu. Contoh konkret dari hubungan kekerabatan adalah keluarga inti, yang terdiri dari pasangan suami-istri beserta anak-anak mereka.[1]

Dalam banyak budaya, kekerabatan berfungsi sebagai metode pengorganisasian kelompok sosial dan pencatatan garis keturunan. Struktur kekerabatan sering kali diatur oleh serangkaian aturan dan harapan yang mengatur perilaku individu dalam hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam beberapa budaya, seorang anak laki-laki mungkin memiliki tanggung jawab khusus terhadap ibunya, sedangkan dalam budaya lain, tanggung jawab tersebut mungkin diarahkan kepada pamannya. Secara umum, anggota jaringan kekerabatan diharapkan untuk saling mendukung dan menjaga satu sama lain.

Jenis-jenis kekerabatan mencakup tiga kategori utama: hubungan darah, yang merujuk pada hubungan biologis antara individu; hubungan affinal, yang timbul melalui perkawinan dan kekerabatan fiktif, yang didasarkan pada hubungan sosial yang dibentuk melalui komunitas atau praktik keagamaan.

Dalam kisah fiksi, sering kali terbentuk karakter-karakter yang membentuk hubungan yang mendalam tanpa ikatan darah. Ini mungkin melibatkan pertemanan lama yang menjelma menjadi ikatan layaknya keluarga, atau bahkan sekelompok penjelajah yang saling mendukung selayaknya  saudara. Dengan banyaknya kejadian seperti hal tersebut, terwujud lah keajaiban kekuatan koneksi manusia yang melampaui batas biologis.[2]

Hubungan-hubungan tersebut bersifat fiktif dalam artian bahwa ikatan-ikatan ini mempunyai dasar yang berbeda dari ikatan darah dan perkawinan, bukan dalam artian bahwa hubungan-hubungan ini menjadi kurang penting. Meskipun demikian, semua hubungan keluarga fiktif memiliki satu elemen yang sama: Mereka didefinisikan oleh kriteria yang berbeda dari mereka yang menjalin hubungan darah atau perkawinan.

Kekerabatan fiktif mungkin meniru ikatan yang mereka tiru, tetapi mereka didefinisikan dengan syarat mereka sendiri. Syarat-syarat ini mungkin memiliki komponen agama atau ekonomi, didasarkan pada jaringan sosial yang ada, atau memanipulasi realitas untuk mengisi celah dalam jaringan kekerabatan di dunia nyata.

Hubungan fiktif

sunting

Hubungan fiktif berfungsi untuk memperluas jaringan dukungan bersama, menciptakan rasa komunitas, dan meningkatkan kontrol sosial. Pada dasarnya, ikatan kekerabatan fiktif memperjelas jaringan sosial dan mengatur interaksi dengan orang-orang yang sebaliknya berada di luar batas keluarga. Berbeda dengan ikatan kekerabatan yang sesungguhnya, ikatan kekerabatan fiktif biasanya bersifat sukarela dan memerlukan persetujuan dari kedua belah pihak dalam membentuk ikatan tersebut[3].

ReferensiReferensi

sunting
  1. ^ "Fictive Kinship". family.jrank.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-16. 
  2. ^ "Kinship Network | Definition & Examples - Lesson". study.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-16. 
  3. ^ "Fictive Kinship | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2024-05-16.