Kepler-186b

planet luar surya di rasi bintang Cygnus

Kepler-186b adalah salah satu dari lima eksoplanet yang mengorbit bintang katai merah Kepler-186, yang terletak sekitar 582 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Cygnus. Kepler-186b ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler milik NASA dan diumumkan pada 2014 bersama dengan anggota lain dari sistem ini, termasuk planet terkenal Kepler-186f yang berada dalam zona layak huni. Kepler-186b adalah planet terdalam di sistem ini, yang berarti ia memiliki jarak paling dekat dengan bintang induknya dibandingkan dengan empat planet lainnya.

Kepler-186b
Penemuan
Tanggal penemuan2014
transit

Penemuan

sunting

Kepler-186b ditemukan menggunakan metode transit, di mana teleskop Kepler mendeteksi penurunan cahaya dari bintang induknya saat planet melewati atau "melintas" di depan bintang tersebut dari perspektif Bumi. Penurunan cahaya ini menunjukkan adanya objek yang mengorbit bintang tersebut, dan ukuran serta orbitnya dapat dihitung berdasarkan data transit. Penemuan ini merupakan bagian dari keberhasilan misi Kepler dalam menemukan eksoplanet, terutama di zona layak huni.

Sistem Kepler-186

sunting

Kepler-186 adalah bintang katai merah dengan massa sekitar 0,48 kali massa Matahari dan radius sekitar 0,47 kali radius Matahari. Karena bintang ini lebih kecil dan lebih dingin daripada Matahari, zona layak huni berada pada jarak yang lebih dekat dari bintang, dan sistemnya lebih kompak. Sistem ini terdiri dari lima planet: Kepler-186b, Kepler-186c, Kepler-186d, Kepler-186e, dan Kepler-186f, yang masing-masing ditemukan melalui transit.

Karakteristik Kepler-186b

sunting

Radius dan Massa

sunting

Kepler-186b memiliki radius sekitar 1,15 kali radius Bumi, yang menunjukkan bahwa planet ini mungkin berbatu. Namun, massa pastinya belum dapat diukur secara langsung karena masih terbatasnya teknologi untuk mengukur massa planet yang mengorbit bintang jauh seperti Kepler-186. Berdasarkan model planet berbatu, massa Kepler-186b diperkirakan sekitar 1,5 hingga 2 kali massa Bumi.

Suhu dan Atmosfer

sunting

Karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintang induknya, Kepler-186b menerima radiasi yang jauh lebih besar daripada Bumi, sehingga kemungkinan permukaannya panas dan tidak kondusif untuk mendukung kehidupan dalam bentuk yang kita kenal. Jika Kepler-186b memiliki atmosfer, atmosfer ini mungkin sangat tipis atau telah terkikis oleh radiasi dari bintang katai merahnya yang lebih intens pada orbit dekat ini.

Kepler-186b mengorbit bintang induknya pada jarak sekitar 0,034 AU, yang setara dengan sekitar 5,1 juta km dari bintang tersebut. Jarak ini membuat Kepler-186b memiliki periode orbit yang sangat singkat, yakni sekitar 3,9 hari. Karena orbitnya yang sangat dekat dengan bintang, planet ini kemungkinan mengalami penguncian pasang surut, yang berarti satu sisi planet selalu menghadap bintang dan sisi lainnya berada dalam kegelapan abadi.

Kondisi Permukaan

sunting

Dengan perkiraan jarak dan radiasi yang diterima dari bintang induknya, permukaan Kepler-186b kemungkinan terlalu panas untuk mendukung air dalam bentuk cair. Suhu yang tinggi ini membuat Kepler-186b tidak dianggap sebagai kandidat yang potensial untuk kehidupan, dan planet ini berada jauh di luar zona layak huni bintang induknya.

Peran dalam Penelitian Eksoplanet

sunting

Meskipun Kepler-186b bukan kandidat layak huni, penemuannya membantu para astronom memahami keberagaman eksoplanet dalam sistem bintang katai merah. Sebagai planet yang sangat dekat dengan bintangnya, Kepler-186b memberi wawasan mengenai evolusi atmosfer planet dalam kondisi radiasi ekstrem, yang dapat membantu dalam mempelajari atmosfer planet-planet berbatu lain yang ditemukan di sekitar bintang katai merah.

Tantangan Observasi Lanjutan

sunting

Mengamati planet seperti Kepler-186b dari Bumi adalah tantangan besar karena jaraknya yang sangat jauh dan orbitnya yang dekat dengan bintang. Meskipun teleskop seperti James Webb Space Telescope (JWST) memiliki kemampuan untuk mempelajari eksoplanet, fokus utama mereka adalah planet-planet di zona layak huni. Untuk informasi lebih mendetail, pengamatan lanjutan akan diperlukan dengan teleskop yang lebih kuat di masa depan.

Lihat Pula

sunting

Referensi

sunting
  • "NASA Exoplanet Archive". Diakses tanggal 13 Juni 2021. 
  • Quintana, E. V., Barclay, T., Raymond, S. N., Rowe, J. F., Bolmont, E., & Caldwell, D. A., et al. (2014). "An Earth-Sized Planet in the Habitable Zone of a Cool Star". Science, 344(6181), 277–280.