Kerapu macan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
E. fuscoguttatus
Nama binomial
Epinephelus fuscoguttatus
(Forsskål, 1775)

Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) adalah sejenis kerapu yang menghuni perairan Indo-Pasifik. Bersama-sama dengan kerapu kertang, ikan ini merupakan ikan tangkap yang populer di Nusantara. Ikan yang berstatus terancam punah karena rusaknya habitat ini menghuni perairan terbuka, laut dangkal, kawasan pasang-surut, terumbu karang, dan laguna pantai.[1]

Morfologi

sunting

Ikan kerapu macan memiliki bentuk tubuh memanjang agak membulat dengan mulut berukuran lebar. Posisi mulut serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas.Tinggi ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus ) lebih panjang dari panjang kepalanya. Area interorbitalnya datar atau sedikit cekung, bagian Preoperculumnya membulat dan bergerigi halus, ujung bagian atas operculumnya cembung, ujung bagian depan tulang preorbital menekuk cukup dalam ke arah lubang hidung dan rahang bagian atas memanjang dari posterior sampai mata. Ikan kerapu macan memiliki sirip dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip pektoral (dada), sirip caudal (ekor) dan garis lateral (gurat sisi). Pada ikan ini terdapat sekitar 10 - 12 buah Gill rakers di bagian atas dan 17 - 21 pada bagian bawah (tapi pada dasarnya sulit untuk dihitung). Ikan kerapu macan memiliki 11 jari keras dan 14 atau 15 jari lunak duri sirip dorsal (jari keras ketiga atau keempat biasanya terpanjang), 3 jari keras dan 8 jari lunak sirip anal, dan sirip pectoral sekitar 18-20 serta bentuk sirip caudal (ekor) membundar. Warna tubuh ikan ini coklat pucat kekuningan, tubuh, kepala, dan sirip ditutupi dengan bintik-bintik coklat kecil, yang mana bagian bercak lebih gelap dari area tubuh lainnya.[2]

Habitat

sunting

Salah satu indikator keberadaan kerapu macan adalah adanya terumbu karang pada suatu wilayah perairan. Ikan kerapu dewasa dapat mencapai kedalaman air lebih daripada 2 m. Banyak ditemukan pada daerah yang kaya terumbu karangnya serta air yang jernih, sampai kedalaman 60 m. Habitat ini termasuk perairan dangkal terumbu karang, dasar laut berbatu, puncak laguna, kanal karang serta tubir (bagian terjal terluar terumbu karang). Dasar perairan yang disukai ikan ini adalah perairan dengan dasar pasir berkarang yang ditumbuhi oleh lamun.[3] Pada umumnya kerapu bersifat soliter, tetapi saat akan memijah ikan bergerombol. Pada umumnya ikan ini hidup pada kedalaman 5-20 meter di semua tipe terumbu karang dengan kondisi yang baik. Kebanyakan ikan kerapu macan memanfaatkan liang/lubang/rongga di terumbu karang sebagai tempat berlindung dan biasanya menetap (sedentary). Parameter ekologis yang cocok bagi pertumbuhan ikan kerapu macan yaitu temperatur 24-31 °C, salinitas 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut > 3,5 ppm dan pH 7,8 – 8, perairan seperti ini, pada umumnya terdapat di perairan terumbu karang.[4]

Kebiasan makan

sunting

Terkait kebiasaan makan, ikan ikerapu macan merupakan ikan predator pemangsa ikan-ikan lain, krustase dan cephalopoda.[2] Ikan ini lebih aktif mencari makan di kolom perairan pada waktu fajar dan senja hari, dibandingkan dengan saat malam/siang hari .[4] Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus Forsskal, 1775) yang termasuk ikan berumur panjang ini, bisa mencapai umur 40 tahun dan memiliki panjang maksimum yang pernah diketahui berukuran sepanjang 1200 mm.[3] Ikan kerapu macan merupakan ikan yang selalu aktif dalam mencari pakan, jika pemberian pakan kurang terutama pada ukuran panjang di bawah 4 cm, ikan ini akan memakan temannya.[5]

Kerapu termasuk jenis crepuscular, yang merupakan ikan yang aktif di antara waktu siang dan malam hari. Jenis ikan crepuscular merupakan jenis ikan utama yang terdapat pada habitat dengan aktivitas antara siang dan malam hari (twilight) dan umumnya adalah predator .[6] Ikan kerapu hidup menyendiri (soliter) dan menyukai naungan sebagai tempat sembunyi dan ikan bergerak di kolom air sewaktu mencari makan[7] (Muslim dan Slamet 2003).

Perkembangbiakan

sunting

Ikan kerapu bersifat hermaphrodit protogynous (hermaprodit protogini), yang berarti setelah mencapai ukuran tertentu, akan berganti kelamin (changce sex) dari betina menjadi jantan. Selain itu ikan kerapu tergolong jenis ikan yang bersifat hermaphrodit synchroni, yaitu di dalam satu gonad satu individu ikan, terdapat sel seks betina dan sel seks jantan yang dapat masak dalam waktu yang sama, sehingga ikan dapat mengadakan pembuahan sendiri.[8] Spesies betina dewasa berkisar pada ukuran 420 mm, dan jantan dewasa berkisar pada ukuran 698 mm [9]

Penyebaran

sunting

Ikan kerapu macan tersebar luas dari wilayah Asia Pasifik termasuk Laut Merah, tetapi lebih dikenal berasal dari Teluk Persia, Hawaii atau Polynesia. Ikan ini juga terdapat di hampir semua perairan pulau tropis Hindia dan Samudra Pasifik Barat dari pantai Timur Afrika sampai dengan Mozambika. Ikan ini dilaporkan banyak pula ditemukan di Madagaskar, India, Thailand, Indonesia, pantai tropis Australia, Jepang, Philipina, Papua Nugini, dan Kaledonia Baru. Ikan kerapu di Indonesia banyak ditemukan di perairan Pulau Sumatra, Pulau Buru, Pulau Jawa, Sulawesi, dan Ambon. Indonesia memiliki perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumber daya ikan kerapu sangat besar [10]

Nilai ekonomis

sunting

Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus Forsskal, 1775) adalah memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Harga jual ikan kerapu macan hampir mencapai Rp 350.000/kg . Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki nilai ekonomis yang tinggi dikarenakan ikan ini memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Menurut Mukadar (2007) kandungan gizi ikan kerapu macan memiliki kandungan energi 92 kkl; protein 19,8%; kalsium 27%; air 79,2%; lemak 1,02% dan kolesterol 37%. Ikan kerapu macan mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih besar dan pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan ikan kerapu jenis lain[11]

Referensi

sunting
  1. ^ Cornish, A. 2004. Epinephelus fuscoguttatus Diarsipkan 2014-06-27 di Wayback Machine.. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. Downloaded on 4 August 2007.
  2. ^ a b Heemstra, P.C., and Randall,J.E. 1993. FAO species catalogue. Vol. 16. Groupers of the world (Family Serranidae, Subfamily Epinephelinae). An annotated and illustrated catalogue of the grouper, rockcod, hind, coral grouper and lyretail species known to date. FAO Fisheries Synopsis. No. 125, Vol. 16. Rome, FAO.
  3. ^ a b Binohlan CB. 2010. Epinephelus fuscoguttatus (Forsskål, 1775)..[terhubung berkala].http://www.fishbase.org/summary/SpeciesSummary.php?genus name=Epinephelus&speciesname=fuscoguttatus.[2 Juli 2010].
  4. ^ a b Ahmad A. 2009. Estimasi daya Dukung Terumbu Karang Berdasarkan Biomasa Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Perairan Sulamadaha, Maluku Utara (Suatu Pendekatan Pengelolan Ekologis). Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.
  5. ^ Alit, A.A .2010. Pendederan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus, pada hatcheri skala rumah tangga. Prosiding forum inovasi teknologi akuakultur.
  6. ^ Potts GW. 1990. Crescupular behaviour of marine fishes. Di dalam Herring PJ, Campbell AK, Whitefield M, Maddock L, editor. Light and Life in The Sea. Cambridge University Press. 421 p
  7. ^ Muslim AB, Slamet S. 2003. Manajemen Pengelolaan Induk Kerapu. Makalah Seminar Pelatihan Teknis Pembenihan Multi Species bagi Pengelola BBIP di BBAP Situbondo, 25 Agustus – 20 September 2003
  8. ^ Kordi KMGH. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu di Tambak. Kanisius. Yogyakarta.115p.
  9. ^ Johannes RE, Squire LC, Graham T, Sadovy Y, Renguul H. 1999. Spawning aggregations of groupers (Serranidae) in Palau. Report No. 1, The Nature Conservancy.
  10. ^ Evalawati., M. Meiyana dan T.W. Aditya. 2001. Biologi Kerapu, Pembesaran Kerapu Bebek dan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung. Ditjenkan. BBL Lampung. Hal 3-6
  11. ^ Endrawati, H., Zainuri,M., Kusdiyantini,E., dan Pancasakti,H.2008. Pertumbuhan Juvenil Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang Dipelihara dengan Padat Penebaran Berbeda. Ilmu Kelautan.13(3): 133-138.

Bibliografi

sunting
  1. Cornish, A. 2004. Epinephelus fuscoguttatus Diarsipkan 2014-06-27 di Wayback Machine.. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. Downloaded on 4 August 2007.
  2. Heemstra PC, Randall JE. 1993. FAO species catalogue. Vol. 16. Groupers of the world (Family Serranidae, Subfamily Epinephelinae). An annotated and illustrated catalogue of the grouper, rockcod, hind, coral grouper and lyretail species known to date. FAO Fisheries Synopsis. No. 125, Vol. 16. Rome, FAO.
  3. Binohlan CB. 2010. Epinephelus fuscoguttatus (Forsskål, 1775)..[terhubung berkala].http://www.fishbase.org/summary/SpeciesSummary.php?genus name=Epinephelus&speciesname=fuscoguttatus.[2 Juli 2010].
  4. Ahmad A. 2009. Estimasi daya Dukung Terumbu Karang Berdasarkan Biomasa Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Perairan Sulamadaha, Maluku Utara (Suatu Pendekatan Pengelolan Ekologis). Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.
  5. Alit, A.A .2010. Pendederan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus, pada hatcheri skala rumah tangga. Prosiding forum inovasi teknologi akuakultur.
  6. Potts GW. 1990. Crescupular behaviour of marine fishes. Di dalam Herring PJ, Campbell AK, Whitefield M, Maddock L, editor. Light and Life in The Sea. Cambridge University Press. 421 p.
  7. Muslim AB, Slamet S. 2003. Manajemen Pengelolaan Induk Kerapu. Makalah Seminar Pelatihan Teknis Pembenihan Multi Species bagi Pengelola BBIP di BBAP Situbondo, 25 Agustus – 20 September 2003
  8. Kordi KMGH. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu di Tambak. Kanisius. Yogyakarta.115p.
  9. Johannes RE, Squire LC, Graham T, Sadovy Y, Renguul H. 1999. Spawning aggregations of groupers (Serranidae) in Palau. Report No. 1, The Nature Conservancy.
  10. Evalawati., M. Meiyana dan T.W. Aditya. 2001. Biologi Kerapu, Pembesaran Kerapu Bebek dan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung. Ditjenkan. BBL Lampung. Hal 3-6
  11. Endrawati, H., Zainuri,M., Kusdiyantini,E., dan Pancasakti,H.2008. Pertumbuhan Juvenil Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) yang Dipelihara dengan Padat Penebaran Berbeda. Ilmu Kelautan.13(3): 133-138.