Kerbau murrah
Kerbau murrah adalah salah satu bangsa kerbau dengan tubuh berukuran besar. Warna kulitnya hitam pekat dengan tanduk berbentuk spiral. Kerbau murrah jantan rata-rata seberat 544 kg, sedangkan betinanya seberat 450 kg. Masa berahi kerbau murrah antara 22–37 hari. Anak pertama dari kerbau murrah dilahirkan oleh betinanya pada usia 36–40 bulan hingga 45–50 bulan.
Kerbau murrah dimanfaatkan sebagai kerbau perah oleh peternak dan kerbau pekerja oleh petani. Produksi susu kerbau murah seberat 1.360–2.270 kg selama masa menyusui. Di beberapa daerah di Gujarat, kerbau murrah biasanya dikawin silangkan dengan kerbau surti untuk menghasilkan kerbau mehsana. Sementara di Indonesia, kerbau murrah banyak ditemukan sebagai kerbau perah di Kota Medan, Sumatera Utara.
Ciri fisik
suntingDalam pengelompokan ternak, kerbau murrah termasuk salah satu bangsa kerbau.[1] Kerbau murrah memiliki badan berukuran besar dengan warna kulit hitam pekat. Kepala kerbau murrah berukuran kecil dengan tanduk yang berbentuk spiral.[2] Pada usia 2–3,5 tahun, berat kerbau murrah rata-rata adalah 258 kg.[3] Berat rata-rata untuk kerbau murrah jantan dewasa adalah 544 kg. Sedangkan berat rata-rata untuk kerbau murrah betina dewasa adalah 450 kg.[2]
Masa reproduksi
suntingMasa siklus berahi pada kerbau murrah berlangsung selama 22–37 hari.[4] Kerbau murrah betina umumnya melahirkan anaknya untuk pertama kali pada usia 45–50 bulan. Pada kondisi pakan dan gizi yang baik, usia melahirkan kerbau murrah betina dapat lebih awal menjadi 36–40 bulan.[5]
Pemanfaatan
suntingKerbau murrah dipelihara sebagai penghasil susu oleh penduduk Indonesia keturunan India di Sumatera Utara, Indonesia.[6] Lokasi peternakan kerbau murrah banyak ditemukan di Kota Medan.[7]
Kerbau murrah memiliki ambing susu berukuran besar sehingga merupakan salah satu jenis kerbau perah. Selama masa menyusui yang berlangsung antara 9–10 bulan, susu yang dihasilkannya dapat mencapai 1.360–2.270 kg. Selain diambil susunya, petani biasanya menggunakan kerbau murrah untuk membajak sawah.[2]
Persilangan
suntingKerbau mehsana
suntingKerbau murrah yang kawin silang dengan kerbau surti akan menghasilkan kerbau mehsana. Persilangan antara kerbau murrah dan kerbau surti ini umum dilakukan di daerah Mehsana, Sabarkantha dan Banaskantha. Kerbau mehsana berukuran lebih panjang dibandingkan dengan kerbau murrah. Kulit kerbau mehsana berwarna hitam keabu-abuan. Kerbau mehsana dijadikan sebagai kerbau perah penghasil susu di daerah asalnya, yaitu di Maharasthra dan Gujarat. Berat kerbau mehsana jantan rata-rata 560 kg, sedangkan betinanya seberat 430 kg. Selama masa menyusui, kerbau mehsana menghasilkan susu seberat 1.200–1.500 kg.[8]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Purwati R. N., E., dkk. (2016). Putra, R. Masri Sareb, ed. Manfaat Probiotik Bakteri Asam Laktat Dadiah Menunjang Kesehatan Masyarakat (PDF). Padang: Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas. hlm. 19.
- ^ a b c Yusnizar, dkk. 2015, hlm. 5.
- ^ Gerli, Hamdan dan Daulay, A. H. (2013). "Karakteristik Morfologi Ukuran Tubuh Kerbau Murrah dan Kerbau Rawa di BPTU Siborongborong" (PDF). Jurnal Peternakan Integratif. 1 (3): 281.
- ^ Yendraliza 2014, hlm. 24.
- ^ Yusnizar, dkk. 2015, hlm. 74.
- ^ Yendraliza 2014, hlm. 11.
- ^ Patriani, P., dkk. (2019). Klimatologi dan Lingkungan Ternak (PDF). USU Press. hlm. 12. ISBN 978-602-465-123-7.
- ^ Yusnizar, dkk. 2015, hlm. 73.
Daftar pustaka
sunting- Yendraliza (2014). Reproduksi Ternak Kerbau (PDF). Pekanbaru: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau. ISBN 978-602-1096-05-5.
- Yusnizar, Y., dkk. (2015). Kerbau, Ternak Potensial yang Terlupakan (PDF).