Kereta api Bukit Serelo

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Serelo atau Bukit Serelo merupakan kereta api kelas ekonomi yang melayani koridor Kertapati-Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Sebelum KA Serelo dioperasikan, pernah ada KA kelas campuran eksekutif, bisnis dan ekonomi dengan nama KA Bukit Sulap yang berjalan pada siang hari. Namun, pelayanan KA Bukit Sulap dipecah menjadi KA Serelo untuk kelas ekonomi yang berjalan pada siang hari dan Sindang Marga untuk kelas eksekutif dan bisnis yang berjalan di malam hari.

Kereta Api Bukit Serelo
ka BUKIT SERELO
Kertapati ⇋ Lubuklinggau
kereta api Bukit Serelo di Stasiun Tebing Tinggi (Empat Lawang)
Ikhtisar
JenisEkonomi
SistemKereta api jarak jauh
StatusBeroperasi
LokasiDivre 3 Palembang
TerminusKertapati
Lubuklinggau
Stasiun6
Layanan1
Operasi
Dibuka2000
PemilikPT Kereta Api Indonesia
OperatorDivisi Regional III Palembang
DepoKertapati
RangkaianCC201
CC204
Data teknis
Panjang lintas304,9 km
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasi60–90 km/jam
Jumlah ruteS9-S10
Peta rute
Kertapati – Prabumulih – Lubuklinggau
Untuk KA Sindang Marga, Serelo, dan Prabu Jaya
Kertapati
Simpang
ke Indralaya
Prabumulih
ke Kotabumi, Martapura, Tanjungkarang
Muara Enim
Lahat
Tebingtinggi
Lubuklinggau
ke Depot Pertamina
Keterangan:
  • Prabu Jaya berterminus di Prabumulih
  • Prabu Jaya hanya berhenti di stasiun bertanda bolong

Penamaan

sunting

Nama kereta api ini diambil dari nama perbukitan di bagian barat Sumatera Selatan, yakni Bukit Serelo. Perbukitan ini terletak di Desa Perangai, Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat.

Data teknis

sunting
Lintas pelayanan KertapatiLubuklinggau pp.
Lokomotif CC201 KPT
CC204 KPT
Susunan rangkaian kereta 3 kereta kelas ekonomi (K3 KPT) + 1 kereta makan pembangkit (KMP3 KPT) + 2 kereta kelas ekonomi (K3 KPT)

Catatan : Susunan rangkaian dapat berubah sewaktu-waktu

Stasiun-stasiun yang Disinggahi

sunting

Insiden

sunting
  • Pada 6 Juli 2005, sekitar pukul 14.45 WIB, dua kereta api Bukit Serelo dengan nomor S7 dan S8 bertabrakan di stasiun Banjarsari. Pada awalnya, pukul 14.00, KA S7 dengan lokomotif CC201 tujuan stasiun Lubuklinggau berhenti di emplasemen stasiun untuk menunggu bersilang dan tukar lokomotif dengan KA S8 yang ditarik lokomotif BB203 tujuan stasiun Kertapati. Setelah 45 menit, KA S8 datang dan seharusnya berhenti di sinyal masuk yang berkedudukan tidak aman, tetapi kereta tersebut justru tetap melaju hingga menabrak KA S7, menyebabkan salah satu kereta dari KA S7 anjlok sebanyak 2 as roda. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, tetapi sebanyak 25 orang mengalami luka - luka.[1]
  • Pada 21 November 2006, sekitar pukul 09:00 WIB, 4 kereta terakhir dari kereta api Bukit Serelo anjlok di jembatan sungai Sibujuk, Lubuklinggau. Sebanyak 3 kereta ekonomi anjlok dan 1 kereta ekonomi terjatuh ke sungai. Akibat kecelakaan ini, sebanyak 9 orang meninggal dunia dan 22 lainnya mengalami luka-luka.[2][3]

Galeri

sunting

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting


  1. ^ "Dua KA Serelo Tabrakan di Banjarsari" (PDF). Sriwijaya Post. 12-10-2005. Diakses tanggal 03-10-2024. 
  2. ^ Liputan6.com (2006-11-21). "Tujuh Penumpang KA Serelo Tewas". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-11-07. 
  3. ^ Liputan6.com (2006-11-21). "Tiga Gerbong Kereta Serelo Berhasil Dievakuasi". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-11-07.