Kereta api Rajawali

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Rajawali merupakan sebuah rangkaian kereta api kelas eksekutif dan bisnis yang pernah melayani jurusan Semarang Tawang-Surabaya Pasarturi. Kereta api ini diresmikan satu hari setelah peresmian kereta api Harina, sebagai rute terusan dari kereta api tersebut hingga Surabaya Pasar Turi, dengan jeda beberapa jam antara jadwal Kereta api Harina dan Rajawali. Perjalanan sejauh 320 km ditempuh dalam waktu 4 jam 20 menit dan hanya berhenti di Stasiun Bojonegoro dan Stasiun Cepu.

Kereta api Rajawali
Ikhtisar
StatusTak beroperasi
Layanan1
Operasi
Dibuka21 Mei 2003; 21 tahun lalu (2003-05-21)
Ditutup1 Maret 2013; 11 tahun lalu (2013-03-01)
PemilikPT Kereta Api Indonesia
Data teknis
Lebar sepur1067 mm
Elektrifikasi-

Saat ini, kereta api Rajawali sudah tidak lagi beroperasi sejak 1 Maret 2013. Sementara Kereta api Harina diperpanjang trayeknya sampai Surabaya Pasarturi yang semulanya rute Semarang Tawang-Bandung.

Asal-usul Nama

sunting

Nama Rajawali diambil dari salah satu burung, yang tentunya sengaja dipilih untuk menggambarkan kecepatan perjalanan kereta.

Sejarah

sunting

Kereta api Rajawali yang melayani pemerjalan koridor Semarang Tawang-Surabaya Pasarturi diluncurkan pada tanggal 21 Mei 2003 sehari setelah dilakukannya peresmian Kereta api Harina, menggunakan rangkaian yang sama. KA Rajawali ini merupakan produk baru untuk mengisi kekosongan layanan rute Semarang-Surabaya.

Sejak tanggal 2 Agustus 2010, seiring dengan berubahnya KA Argo Gede menjadi Argo Parahyangan, mengingat rangkaian Kereta api Harina dan Rajawali juga sering digunakan untuk kereta tersebut sebagai kereta tambahan/fakultatif, maka KA Rajawali menambah beberapa gerbong kelas bisnis dalam setiap perjalanannya.

Mulai tanggal 12 Februari 2011, PT Kereta Api (Persero) meluncurkan KA Rajawali 2 yang juga bisa disebut KA Rajawali Pagi, seiring dengan peluncuran KA Harina Pagi. Namun, ternyata KA Rajawali 2 memiliki okupansi yang rendah, sama seperti Harina. Akhirnya, KA Rajawali 2 dihapus dari GAPEKA.

Pada 1 Maret 2013, KA Rajawali dihapus, sementara itu Kereta api Harina diperpanjang rutenya hingga Surabaya Pasar Turi, sedangkan Kereta api Harina telah dipindahtangani operasional dari Daerah Operasi IV Semarang ke Daerah Operasi II Bandung serta Rangkaian kereta api Harina dan Rajawali yang dipakai pun dimutasi Ke Bandung (BD).

Rangkaian kereta

sunting

Kereta api Rajawali pada awal pengoperasiannya terdiri dari empat hingga enam kereta eksekutif (K1), satu kereta makan (M1), dan satu kereta pembangkit (BP), yang merupakan rangkaian yang sama dengan kereta api Harina. Kereta eksekutif yang digunakan merupakan kereta eksekutif satwa terbaru buatan PT INKA Madiun keluaran tahun 2002 dengan livery yang khas, putih dengan garis hijau toska.

Sejak tahun 2010, seiring dengan berubahnya KA Argo Gede menjadi Argo Parahyangan, mengingat rangkaian kereta api Harina dan Rajawali juga sering digunakan untuk kereta tersebut sebagai kereta tambahan/fakultatif, maka ditambahkanlah beberapa kereta kelas bisnis dalam rangkaiannya, hingga kereta api Rajawali berhenti beroperasi pada tahun 2013.