Sistem inspeksi kereta api
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Sistem inspeksi perkeretaapian adalah sekumpulan sistem inspeksi yang sangat esensial untuk keselamatan perjalanan transportasi rel.
Karena keselamatan sangat penting dalam perjalanan kereta api, maka harus diselenggarakan inspeksi. Kereta-kereta ini sangat berat dan komponennya dapat rusak. Kerusakan kecil dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan yang cukup fatal bagi sarana dan prasarana perkeretaapian.
Inspeksi kualitatif diperlukan tidak hanya saat sebelum dimulainya dinasan, tetapi selama waktu dinasan sampai berakhir. Inspeksi dapat dilakukan menggunakan sarana yang didesain khusus maupun alat yang dipancang pada jalur kereta api.
Ikhtisar
suntingInspeksi dan pengujian sarana
suntingAda banyak tingkatan inspeksi kereta api. Sebelum memulai perjalanan, tiap sarana harus diperiksa dahulu. Pada umumnya pegawai depot kereta api dapat melakukan pengecekan manual, dan terkadang dibantu kamera dan pemindai. Agar memenuhi persyaratan layak jalan pengujian seperti melepas-ikat abar, melihat kondisi katup udara, pipa dan selang, menguji peralatan komunikasi, dan masih banyak lagi. Ketika pengujian sudah selesai, kereta itu dianggap layak jalan.
Saat memulai dinasan, kereta kemudian dipantau pegawai, pemindai, dan monitor. Terkadang ini disebut sebagai pendeteksi cacat.
Teknologi
suntingKarena jalur kereta api berevolusi dari gardu blok dan gardu kontrol menjadi terlayan pusat, teknologi inspeksi perkeretaapian menjadi semakin canggih. Teknologi tersebut telah bervariasi mulai dari alat-alat sederhana hingga termografi inframerah, pemindaian laser, dan bahkan analisis audio ultrasonik. Alat ini digunakan untuk menginspeksi prasarana, sarana, serta muatannya.[1]
Detektor pengaruh muatan terhadap roda (wheel-impact load detector/WILD)[2][3]
Beban yang diberikan roda kepada rel dapat menghasilkan kecacatan bila tidak menggelinding dengan lembut sepanjang jalur. Roda kereta yang benjol dapat menyebabkan kerusakan baik pada jalur maupun sarana.
- Timbang saat jalan (weigh in motion)
Memeriksa kelebihan muatan yang dapat membahayakan sarana/prasarana.[3]
- Guncangan
Menemukan adanya indikasi guncangan hebat pada bogie atau set roda; pergerakan bolak-balik maju dan mundur di sepanjang sumbu sepurnya, terutama akibat rel keriting. Guncangan ini dapat meningkat saat berada di atas kecepatan tertentu yang dapat menimbulkan gesekan antara flens roda dan relnya, yang menyebabkan kerusakan pada roda dan rel. Gaya yang diserap akibat guncangan dapat mempengaruhi energi gerak yang dibutuhkan dalam operasi keerta api.
- Kinerja bogie
Alat ini digunakan untuk mendeteksi arah pergerakan gandar apakah itu mengikuti arah perjalanan kereta api atau tidak. Kecacatan kinerja bogie antara lain penyimpangan arah dan sudut pergerakan gandar, serta penyimpangan terhadap perputaran roda, pergeseran gandar, serta ketidaksejajaran gandar. Alat ini dapat memberikan peringatan apabila bogie mulai mengalami gangguan yang menyebabkan kerusakan rel/roda.[4]
- Pendeteksi laher akustik
Secara akustik alat ini menggunakan mikropon khusus untuk kecacatan bantalan (laher) saat detektor diarahkan.[5][6] Saat sensitif dan mampu memperkirakan kemungkinan kerusakan pada laher.
- Detektor roda
Memeriksa apakah roda menjadi panas/dingin karena kerusakan pada sistem abar.
- Pemindai suhu laher
Alat ini mempergunakan kamera inframerah sensitif yang disebut pirometer. Alat ini akan mengukur suhu laher saat pemindainya diarahkan. Data ini kemudian dibandingkan dengan batas yang sudah diatur menggunakan alarm. Kereta dianggap lulus uji bila tidak memiliki masalah apapun, tetapi bila laher sudah kepanasan (as panas), alarm dapat berbunyi.
Pesan ini dapat dikirimkan melalui radio kepada awak sarana dan terkadang dapat diberikan kepada petugas sarana. Data ini juga digunakan untuk mendeteksi suatu tempat atau posisi yang kemungkinan dapat memperkirakan kerusakan di masa yang akan datang. Jika alarm berbunyi, kereta akan berhenti dan kerusakan ini harus diperbaiki dengan melepas kereta-kereta yang terkena as panas. Anjlokan dapat diatasi menggunakan alat ini sehingga ribuan jalur kereta api telah banyak mempergunakan alat ini.
- Detektor seret
Alat ini dapat mendeteksi adanya kereta yang terasa diseret saat berjalan. Biasanya terdiri atas pelat yang dipasang pada batang pivot. Kereta yang terasa diseret akan memberikan kontak pada pelat tersebut, menggerakkannya, serta memutus rangkaian listrik, lalu membunyikan alarm. Detektor ini kebanyakan berdiri sendiri, tetapi juga digunakan bersama dengan pendeteksi as panas.
- Sensor ruang bebas
Mampu mengukur lebar dan tinggi sarana, sehingga untuk memastikan apakah sarana bisa memasuki jembatan kurung atau terowongan. Dipasang pada tiang atau struktur jembatan, alat berbasis sinar optik ini diatur lebar dan tingginya dan dapat membunyikan alarm jika ada sesuatu yang terlalu besar melintasi jembatan atau terowongan itu.
- Detektor anjlok
Perangkat ini digunakan untuk memberitahu awak sarana perkeretaapian bahwa kereta yang dikendarainya telah anjlok.
- Inspeksi pantograf[7]
Sistem yang digunakan untuk memeriksa kecocokan pantograf terhadap kabel listrik aliran atas. Normalnya dibuat berdasarkan pengamatan langsung dengan memotret pantograf dan menganalisisnya menggunakan algoritme komputer. Pantograf biasanya menggunakan lembaran karbon untuk menghantarkan listrik dari listrik aliran atas dan pantograf. Jika keduanya rusak atau aus, pantograf dapat merobek pelindung kabel dan menyebabkan kereta tertahan.
- Pemantau penampang roda[1]
Pemindai laser dan optis dapat membuat citra dari flens dan tapak roda. Pengukuran tersebut dibandingkan dengan persyaratan dimensi. Jika keausan rodanya sudah melebehi ketentuan, roda itu dijadwalkan harus diganti.
- Sistem pemantauan tren
Sistem ini cukup prediktif, mampu menemukan masalah peralatan saat mulai dibuat atau dikembangkan.[6]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b "Error". Diakses tanggal 17 April 2017.
- ^ "Error". Diakses tanggal 17 April 2017.
- ^ a b Lechowicz, Stephen; Hunt, Chris (May 3–5, 1999). "Monitoring and Managing Wheel Condition and Loading". Arlington, Virginia.
- ^ Bladon, Paul (2015). "The Challenges of Integrating Novel Wayside Rolling Stock Monitoring Technologies: A Case Study". International Heavy Haul Association. Diakses pada 21 Juni 2015.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-05-27. Diakses tanggal 2011-04-16.
- ^ a b "Error". Diakses tanggal 17 April 2017.
- ^ "Pantoinspect - Image House". Diakses tanggal 17 April 2017.