Kesenjangan gender dalam kesehatan

Kesenjangan gender dalam kesehatan merupakan perbedaan atau ketidaksetaraan yang terjadi antara perempuan dan laki-laki dalam hal akses, penerimaan, dan hasil kesehatan.[1] Hal ini mencakup segala aspek kesehatan, mulai dari pencegahan penyakit, akses terhadap layanan kesehatan, pengambilan keputusan terkait kesehatan, hingga hasil kesehatan akhir. Kesenjangan gender dalam kesehatan dapat termanifestasi dalam berbagai bentuk, seperti disparitas dalam tingkat kecenderungan terkena penyakit, tingkat akses terhadap perawatan kesehatan yang berkualitas, serta kesenjangan dalam pemahaman dan dukungan terhadap kesehatan seksual dan reproduksi. Upaya untuk mengurangi kesenjangan gender dalam kesehatan melibatkan pemahaman dan penanganan terhadap faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang menyebabkan ketidaksetaraan tersebut, serta promosi kebijakan dan program-program yang berfokus pada pemberdayaan perempuan, penghapusan diskriminasi gender, dan peningkatan kesadaran akan isu-isu kesehatan yang spesifik terhadap gender.

Adanya kesenjangan gender dalam kesehatan menuntut konsep bahwa baik perempuan maupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal dan mendapatkan akses yang setara terhadap layanan kesehatan serta sumber daya kesehatan lainnya. Ini mencakup penanganan disparitas yang mendasar dalam akses terhadap pelayanan kesehatan, pengambilan keputusan tentang kesehatan, serta faktor-faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan individu berdasarkan jenis kelamin. Kesetaraan gender dalam kesehatan juga mengacu pada upaya untuk menghilangkan segala bentuk diskriminasi gender yang dapat mempengaruhi akses, kualitas, dan hasil kesehatan, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan yang merata bagi semua orang, tanpa memandang jenis kelamin.

Kesetaraan gender dalam kesehatan sangat penting untuk memastikan bahwa baik perempuan maupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai hasil kesehatan optimal dan berkontribusi pada pengembangan kesehatan secara keseluruhan. Namun, mencapai kesetaraan ini memerlukan penanganan disparitas yang mendasar dalam akses terhadap sumber daya, kekuasaan, dan tanggung jawab antara gender.[2] Ketidaksetaraan gender dalam Kesehatan Seksual dan Reproduksi (KSR), fokus pada kontribusi penentu-penentu intermediet di berbagai kelas sosial.

Tantangan dan Upaya Mengurangi Kesenjangan Gender dalam Kesehatan sunting

Selama ini, perempuan menghadapi berbagai hambatan dalam mengakses layanan kesehatan, termasuk kurangnya pendidikan, keamanan finansial, dan keterbatasan pengembangan layanan kesehatan. Kesehatan perempuan sering kali kurang didanai dan kurang diteliti karena dominasi perspektif laki-laki dalam bidang medis, yang mengakibatkan bias gender dan penanganan yang kurang memadai terhadap masalah kesehatan perempuan. Selain itu, kurangnya akses perempuan muda terhadap pengetahuan reproduksi membuat mereka rentan terhadap kondisi darurat kesehatan dan kekerasan berbasis gender. Hambatan keuangan juga memperburuk kesenjangan dalam layanan kesehatan perempuan, dengan biaya kesehatan yang tinggi dan kesenjangan upah bagi perempuan yang bekerja di sektor kesehatan.[3] Memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan hak seksual serta reproduksi adalah kunci untuk mengurangi masalah seperti perkawinan anak, kehamilan remaja, dan penularan infeksi menular seksual.

Faktor yang Memengaruhi Kesenjangan Gender dalam Kesehatan sunting

Pertama, pengukuran gender yang terbatas di bidang kesehatan, yang  masih banyak menggunakan cara pandang lama tentang laki-laki dan perempuan, tanpa banyak mengakui variasi gender lainnya. Hal ini membuat perbedaan gender berpengaruh terhadap kesehatan.

Kedua, tidak responsif terhadap perubahan sosial. Penelitian kesehatan seringkali lambat menyesuaikan diri dengan perubahan ini, sehingga gagal menangkap dampaknya terhadap kesehatan. Langkah menuju pemahaman yang lebih baik untuk mengatasi masalah tersebut  yakni diharapkan lebih eksplisit dalam mengakui peran gender dalam mengakses layanan kesehatan. Dengan melakukan hal tersebut, banyak orang mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana gender memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.[4]

Dampak Kesenjangan Gender dalam Kesehatan sunting

Kesenjangan gender dalam kesehatan adalah fenomena yang kompleks dan sering kali memiliki dampak yang signifikan pada individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam banyak masyarakat di seluruh dunia, perbedaan dalam akses dan pelayanan kesehatan antara laki-laki dan perempuan masih sangat nyata. Dampak kesenjangan gender dalam kesehatan dapat dilihat dalam berbagai aspek, termasuk akses terhadap perawatan medis, prevalensi penyakit tertentu, pengalaman kesehatan mental, serta faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan.

Akses dan Pelayanan Kesehatan sunting

Perbedaan akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan salah satu dampak utama dari kesenjangan gender dalam kesehatan. Di banyak bagian dunia, perempuan sering mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas karena berbagai alasan, termasuk keterbatasan finansial, aksesibilitas geografis, serta hambatan budaya dan sosial. Misalnya, dalam beberapa masyarakat, perempuan mungkin membutuhkan izin atau persetujuan dari suami atau anggota keluarga laki-laki lainnya untuk mencari perawatan medis.

Kesenjangan gender dalam akses terhadap pelayanan kesehatan juga dapat tercermin dalam penelitian dan pengembangan obat. Studi klinis sering kali cenderung mengabaikan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, sehingga hasilnya mungkin tidak sepenuhnya relevan atau efektif bagi kedua jenis kelamin. Hal ini dapat mengakibatkan diagnosa yang tidak akurat atau pengobatan yang tidak efektif bagi perempuan.

Prevalensi Penyakit Tertentu sunting

Kesenjangan gender juga berperan dalam prevalensi penyakit tertentu. Misalnya, beberapa penyakit menular seperti HIV/AIDS memengaruhi perempuan secara disproposional, terutama di negara-negara berkembang. Faktor-faktor seperti ketidaksetaraan ekonomi, akses terhadap pendidikan, dan kekerasan gender dapat meningkatkan risiko perempuan terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Di sisi lain, beberapa penyakit non-menular seperti penyakit jantung dan diabetes memiliki dampak yang lebih besar pada laki-laki dalam beberapa kasus. Ini bisa disebabkan oleh perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, serta faktor-faktor perilaku dan gaya hidup yang berbeda antara kedua jenis kelamin.

Kesehatan Reproduksi sunting

Kesenjangan gender juga memiliki dampak yang signifikan dalam kesehatan reproduksi. Akses terhadap layanan kesehatan reproduksi seperti perawatan prenatal, persalinan yang aman, dan kontrasepsi dapat bervariasi secara signifikan antara laki-laki dan perempuan. Di banyak masyarakat, perempuan mungkin menghadapi hambatan dalam mengakses layanan kesehatan reproduksi karena faktor-faktor seperti stigmatisasi sosial, ketidaksetaraan dalam pernikahan dan hubungan, serta kebijakan yang diskriminatif.

Kesenjangan gender juga dapat memengaruhi risiko dan pengalaman komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Perempuan yang tidak memiliki akses terhadap perawatan prenatal yang memadai atau tidak menerima perawatan selama persalinan memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi yang mengancam jiwa baik bagi dirinya sendiri maupun bayinya.

Kesehatan Mental sunting

Kesenjangan gender tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Perempuan sering kali mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi daripada laki-laki, terutama akibat tekanan sosial dan ekonomi yang berbeda. Misalnya, perempuan mungkin menghadapi ekspektasi yang tidak realistis dalam peran ganda sebagai pekerja dan pengasuh, yang dapat menyebabkan stres kronis dan masalah kesehatan mental lainnya.

Selain itu, kekerasan gender juga dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan mental perempuan. Kekerasan fisik, seksual, atau emosional dapat menyebabkan trauma psikologis yang berkepanjangan dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi dan PTSD.

Faktor Sosial dan Ekonomi sunting

Kesenjangan gender dalam kesehatan juga tercermin dalam faktor-faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Misalnya, perempuan sering kali memiliki akses terbatas terhadap pendidikan dan peluang ekonomi, yang dapat secara langsung memengaruhi kesehatan mereka. Ketidaksetaraan ekonomi juga dapat membatasi akses perempuan terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pengobatan yang mahal.

Selain itu, peran gender dalam rumah tangga dan masyarakat juga dapat mempengaruhi kesehatan. Misalnya, perempuan sering kali bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak, yang dapat menyebabkan stres tambahan dan kurangnya waktu untuk merawat diri sendiri.

Hal yang Diperlukan Sebagai Upaya Mengatasi Kesenjangan Gender dalam Kesehatan sunting

Kesenjangan gender dalam kesehatan memiliki dampak yang luas dan kompleks pada individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Dari akses terhadap pelayanan kesehatan hingga faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan, perbedaan antara laki-laki dan perempuan dapat menghasilkan ketidaksetaraan yang signifikan dalam kesehatan. Untuk mengatasi kesenjangan ini, diperlukan langkah-langkah yang luas dan holistik, termasuk kebijakan yang mempromosikan kesetaraan gender, investasi dalam pelayanan kesehatan yang inklusif, dan dukungan terhadap pendidikan dan kesempatan ekonomi bagi perempuan di seluruh dunia. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat mencapai masyarakat yang lebih sehat dan lebih adil bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin.

Referensi sunting

  1. ^ "Gender Equality in Health - PAHO/WHO | Pan American Health Organization". www.paho.org (dalam bahasa Inggris). 2024-03-08. Diakses tanggal 2024-03-15. 
  2. ^ Malmusi, Davide; Vives, Alejandra; Benach, Joan; Borrell, Carme (2014-12). "Gender inequalities in health: exploring the contribution of living conditions in the intersection of social class". Global Health Action (dalam bahasa Inggris). 7 (1). doi:10.3402/gha.v7.23189. ISSN 1654-9716. PMC 3927744 . PMID 24560257. 
  3. ^ Madina, Kresentia (2023-03-08). "Mendorong Kesetaraan Gender dengan Meningkatkan Kesehatan Perempuan Green Network Asia - Indonesia". Green Network Asia - Indonesia. Diakses tanggal 2024-03-15. 
  4. ^ Miani, Céline; Wandschneider, Lisa; Niemann, Jana; Batram-Zantvoort, Stephanie; Razum, Oliver (2021-11-03). "Measurement of gender as a social determinant of health in epidemiology—A scoping review". PLOS ONE (dalam bahasa Inggris). 16 (11): e0259223. doi:10.1371/journal.pone.0259223. ISSN 1932-6203. PMC PMC8565751  Periksa nilai |pmc= (bantuan). PMID 34731177 Periksa nilai |pmid= (bantuan).