Kinesiologi

Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme, fisiologis, dan anatomi gerakan tubuh, terutama pada manusia

Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerakan tubuh manusia maupun non-manusia. Ilmu kinesiologi tertuju pada prinsip-prinsip dan mekanisme gerakan fisiologi, biomekanika, dan anatomi.[1]Kinesiologi.Kata "Kinesiologi" berasal dari bahasa Yunani, κῑ́νησῐς kī́nēsis, yang berarti "gerakan", dan -λογία -logía yang berarti "ilmu".[2] Gerak atau the science human movement dalam kinesiologi yang diaplikasikan terhadap prinsip-prinsip mekanik dalam gerak manusia disebut dengan biomekanika kinesiologi, sedangkan aplikasi anatomi dalam gerak manusia disebut juga anatomi kinesiologi.[3] Penerapan ilmu kinesiologi berkaitan dengan kesehatan manusia, seperti biomekanika dan ortopedi, kekuatan dan pengondisian, psikologi olahraga, metode rehabilitasi (seperti terapi fisik), serta olahraga dan latihan. Studi tentang gerak manusia dan hewan mencakup tindakan dari sistem pelacakan gerak, elektrofisiologis otot dan aktivitas otak, berbagai metode untuk memantau fungsi fisiologis, serta berbagai penelitian tentang teknik perilaku dan kognitif.[4][5] Selain itu, kinesiologi memuat pencegahan, pemeliharaan, penyembuhan, penilaian, dan fungsi gerakan di bidang olahraga, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.[6] Misalnya seorang pemain tennis dalam melakukan gerakan atau teknik forehand groundstroke dengan rangkaian gerakan yang menggunakan energi seminim mungkin mulai dari awalan, impact (perkenaan), dan follow through (gerakan lanjutan) yang berarti efisien, dengan hasil bola melewati net dan tidak melewati garis out yang berarti efektif, selama melakukan rangkaian gerakan pemain tennis tersebut tidak mengalami cedera.[7]

Beberapa kumpulan foto yang memperlihatkan suatu penelitian (kiri) dan praktik (kanan) pada jurusan kinesiologi.

Sebagai alternatif lain, kinesiologi juga digunakan untuk mengecek respons stimulus otot di tubuh yang telah lama ditetapkan dan dibuktikan secara ilmiah selama lebih dari dua puluh tahun. Otot akan merespons stimulus fisik maupun mental. Hubungan akal atau tubuh memiliki mekanisme pertahanan hidup yang sangat berdaya sehingga otot langsung bereaksi terhadap kebenaran dan ketidakbenaran, terhadap apa yang baik dan yang tidak baik bagi tubuh manusia.[8] Selain itu, setiap otot juga berhubungan dengan bagian tubuh lain seperti pencernaan, peredaran darah, dan organ-organ khusus. Jika sebuah otot mengalami gangguan fungsi, bagian lain yang terkait dengan otot tersebut pun akan terganggu.[9]

Prinsip

sunting

Prinsip dari kinesiologi adalah gerakan manusia yang efesien, efektif dan aman merupakan gerak yang baik (teknik yang baik). Karena setiap pola gerakan menggunakan energi (tenaga) yang efesien dalam mencapai hasil atau sasaran yang dituju serta terhindar dari cedera. Selain itu, untuk menganalisis gerak yang efesien, efektif dan aman berkaitan dengan analisis tulang dan sendi (anatomi), sistem otot saraf (fisiologi) dari gerakan manusia, dan asas-asas hukum mekanika yang dihubungkan dengan gerakan manusia (mekanika). Dalam kinesiologi pendekatan ketiga bidang ilmu (anatomi, fisiologi dan mekanika) dapat memberi jawaban yang tepat bagaimana gerak yang efesien, efektif dan aman (teknik yang balk), mangapa teknik ini terjadi, dan seberapa tingkat kejadiaannya. Kinesiologi merupakan gabungan antara ilmu anatomi, fisiologi dan mekanika.[10]

Struktur

sunting

Struktur kinesiologi ada tiga bagian. Pertama, pada sendi pada bahu (shoulder joint) adalah sendi yang terdiri dari bola dan socket dengan gerakan di sekitar ketiga sumbu. Kepala humerus mengartikulasikan dengan fossa glenoid scapula membentuk sendi bahu. Sendi bahu adalah salah satu sendi yang paling banyak bergerak dalam tubuh dan salah satu yang paling stabil. Pergerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh manusia melalui sendi bahu adalah fleksi, ekstensi, hiperekstensi, abduksi, adduksi, sirkumduksi, rotasi lateral, rotasi medial, abduksi horizontal, adduksi horizontal dan skapsi. Kedua, pada sendi pada siku (elbow joint) adalah kompleks siku terbuat dari tiga tulang, tiga ligamen, dua sendi dan satu kapsul. Artikulasi humerus dengan ulna dan radius umumnya disebut sebagai sendi siku. Pergerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh sendi siku adalah fleksi dan ekstensi. Ketiga, pada sendi bagian bawah mengacu pada bagian tubuh dari pinggul ke jari kaki. Bagian-bagian sendi bagian bawah termasuk didalamnya sendi pinggul, lutut, tulang paha, pergelangan kaki dan kaki. Pergerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh manusia melalui sendi bagian bawah adalah inversion, eversion, abduksi, dorsifleksi, pantarfleksi, fleksi, ekstensi, dan lainnya.[11]

Teknik tes

sunting

Salah satu teknik tes yang bisa digunakan dalam kinesiologi adalah teknik arm-pull-down test. Tahap pengecekan untuk level pertama bisa menggunakan satu jari tangan yakni telunjuk, level kedua menggunakan dua jari yakni telunjuk dan jari tengah, level ketiga menggunakan tiga jari yakni telunjuk, jari tengah dan jari manis, level keempat menggunakan empat jari yakni telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking, sedangkan level lima menggunakan kelima jari yang dikuncupkan. Jika seseorang berhasil mencapai level tertentu maka tes kinesiologi dengan teknik arm-pull-down akan menguat. Cara ini digunakan untuk diagnosa menggunakan uji tekan otot, sistem kerja refleks tubuh dan gelombang elektromagnet tubuh, yang memanfaatkan kecerdasan alami tubuh manusia. Melalui gerakan ini seseorang dapat berkomunikasi dengan tubuhnya sendiri yang dapat dilakukan baik secara manual atau menggunakan alat.[12]

Pemeriksaan

sunting

Dalam kinesiologi urutan pemeriksaan dimulai dari pemeriksaan Kelainan Morfologi untuk mendeteksi adanya kelainan pada rangka tubuh: pada columna vertebralis: scoliosis, hyperlordosis, gibbus, sacralisasi, tropisme, spondilolisthesis, spina bifida; pada thorax: funnel chest, pigeon chest, barrel chest, rickett’s thorax, Harrison’s groove, winged scapula; pada pelvis: broad pelvis, anterior cleft,. Kedua, asal tipologi akan menentukan perbedaan pelaksanaan latihan fisik. Diteruskan dengan penilaian jelajah gerak sendi (range of motion = ROM) dan kelenturan sendi (flexibility). Jelajah gerak dan kelenturan yang terlalu kecil atau terlalu besar, dapat berakibat cedera pada latihan fisik. Setelah itu, dilakukan evaluasi postur menggunakan metode New York State Posture Rating Scale. Pemeriksaan ini menghasilkan penilaian yang menyokong penilaian biostatika. Penilaian cacat muskuloskeletal yang dapat menjadi petunjuk kemungkinan terjadinya cedera pada waktu melakukan latihan fisik.Pemeriksaan ini juga bisa menggolongkan individu menjadi beberapa kualifikasi fisik sempurna, kurang sempurna dan buruk. Kemudian ditetapkan pusat gravitasi tubuh metode Waterland Shambes Kesimpulan yang didapat dari penilaian ini adalah tentang tinggi rendahnya pusat gravitasi (pada posisi supine), serta apakah proyeksi pusat gravitasi (pada posisi berdiri) berada tepat di tengah di antara kedua telapak kaki dan berapa besar osilasinya. Dinamika tinggi rendahnya pusat gravitasi merupakan fungsi sebaran masa tubuh, yang berubah pada latihan fisik. Penetapan Somatotipemetoda Heath Carter Atlas Sheldon. Penetapan somatotipe ini akan memberikan gambaran tentang tipe obesitas ginekoid (lower body obesity) atau android (upper body obesity). Tipe ginekoid berkembang dari tipe dominan endomorfi yang sangat injury prone, sedangkan tipe android yang berkembang dari tipe mesomorf, yang memiliki kemampuan otot yang baik. Kedua asal tipologi akan menentukan perbedaan penatalaksanaan latihan fisik. Evaluasi Kinematic tungkai dan kaki cara lapangan (Field gait analysis) yang terdiri dari metode evaluasi Jejak Langkah (TreatMat Evaluation) dan metode Penilaian. Ada lima strong gait determinants yakni lamanya fase berdiri tegak, kecepatan langkah, frekuensi langkah, panjang langkah dan rasio pelvic breadth / ankle spread. Terakhir adalah evaluasi kinetika yang merupakan pemeriksaan kekuatan otot dan daya tahan otot menggunakan dinamometer.[13]

Referensi

sunting
  1. ^ Kresnapati, Pandu (2018). "Analisis Kinesiologi Teknik Keterampilan Tubuh pada Olahraga Tolak Peluru Gaya Ortodock Mahasiswa PJKR UPGRIS". Journal of Sport and Exercise Science. 1 (2): 37–41. 
  2. ^ Permana, Rahmat (2020). Teori dan Praktik: Pendidikan Jasmani di Perguruan Tinggi. Sleman: EDU PUBLISHER. hlm. 7. ISBN 978-623-7640-27-1. 
  3. ^ Handayani, Heni Yuli; Purwoto, Septyaningrum Putri; Wibowo, Haryo Mukti; Utama, Fajar Hamdhan (2022-01-27). "Sosialisasi Kinesiologi Olahraga Pada Pembelajaran PJOK Anak Sekolah Dasar". Jurnal Abdi Masyarakat Kita (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 124. doi:10.33759/asta.v2i1.234. ISSN 2775-3263. 
  4. ^ Bodo Rosenhahn, Reinhard Klette and Dimitris Metaxas (eds.). Human Motion - Understanding, Modelling, Capture and Animation. Volume 36 in Computational Imaging and Vision, Springer, Dordrecht, 2007
  5. ^ Ahmed Elgammal, Bodo Rosenhahn, and Reinhard Klette (eds.) Human Motion - Understanding, Modelling, Capture and Animation. 2nd Workshop, in conjunction with ICCV 2007, Rio de Janeiro, Lecture Notes in Computer Science, LNCS 4814, Springer, Berlin, 2007
  6. ^ Arafah, Hasmyati, Suwardi dan Andi Asrafiani (2018). Effective Learning Models In Physical Education Teaching. Sleman: Deepublish. hlm. 64. ISBN 978-602-475-639-0. 
  7. ^ Siahaan, David; Mahmudin (2020). Dasar-Dasar Biomekanika Olahraga. Jakarta: Yayasan Kita Menulis. hlm. 1. ISBN 9786236761847. 
  8. ^ Oswald, Yvonne (2008). Keaj kata-kata: ubahlah hidup anda dengan kata-kata yang positif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 3. ISBN 978-979-22-3870-9. 
  9. ^ Iskandar, Dr Eddy (2010). The Miracle of Touch: Panduan Menerapkan Keajaiban EFT (Emotional Freedom Technique) untuk Kesehatan, Kesuksesan, dan Kebahagiaan Anda. Bandung: Qanita. hlm. 93. ISBN 978-602-8579-32-2. 
  10. ^ NUGROHO, UNTUNG (2018). Kinesiologi Olahraga Untuk Peningkatan Pendidikan Olahraga. Grobogan: Penerbit CV. SARNU UNTUNG. hlm. 1. ISBN 978-602-5650-03-1. 
  11. ^ Sena, I Gusti Made Widya (2020). "Kinesiologi Yiga Asanas: Kunci Kebahagiaan Tubuh, Pikiran dan Jiwa". JURNAL YOGA DAN KESEHATAN. 1 (1): 18. doi:10.25078/jyk.v1i1.1539. ISSN 2621-0185. 
  12. ^ Fitria, Rahmi (2018). Berdamai dengan Kanker. Jakarta: Elex Media Komputindo. hlm. 53. ISBN 978-602-04-5330-9. 
  13. ^ Sofwanhadi, Rio (2012). "Peran kinesiologi dalam prevensi dan manajemen obesitas". Jurnal Anatomi Indonesia. 1 (1): 11. ISSN 1097-8048 Periksa nilai |issn= (bantuan). 

Pranala luar

sunting