Jamban (perangkat)

fasilitas tempat pembuangan air kemih dan feses
(Dialihkan dari Kloset)

Toilet (bahasa Inggris: Water Closet, disingkat WC) atau jamban dapat merujuk pada perlengkapan rumah yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran, yaitu urin dan feses.

Kloset duduk

Dalam penggunaan Bahasa Indonesia sehari-hari, istilah toilet ataupun WC sebenarnya lebih sering digunakan untuk mengacu pada ruangan tempat perlengkapan tersebut berada, meskipun dapat pula mengacu pada perlengkapan tersebut. Istilah lain, yaitu kamar kecil atau kamar belakang juga dapat digunakan dalam bahasa Indonesia untuk memperhalus penyebutan, dan hanya digunakan untuk ruangan dari perlengkapan tersebut. Sedangkan istilah kloset, dan jamban sendiri biasanya hanya digunakan untuk mengacu pada perangkatnya saja.

Istilah tandas dan peturasan jarang dipakai dalam penggunaan sehari-hari di Indonesia. Tandas dapat merujuk baik perangkat maupun ruangannya, dan sering digunakan di dalam Bahasa Melayu. Peturasan lebih merujuk ke tempat buang air kecil,[1] karena kata dasar turas berasal dari bahasa Jawa yang berarti urin,[2] oleh karena itu dianggap sebagai sinonim dari urinoar.

Macam-macam Jamban

sunting

Terdapat berbagai jenis jamban di seluruh dunia. Jamban duduk (kloset yang digunakan dengan cara mendudukinya untuk buang air besar) yang memiliki fasilitas untuk menyiram buangan setelah digunakan adalah jenis toilet yang paling umum di Barat, sedangkan jamban jongkok (kloset yang digunakan dengan cara berjongkok di atasnya untuk buang air besar) cukup lazim di Asia Tenggara, Asia Timur (Republik Rakyat Tiongkok dan Jepang), India, serta masih dapat dijumpai pada toilet umum di Eropa selatan dan timur (termasuk sebagian Prancis, Yunani, Italia, negara-negara Balkan, dan negara bekas Uni Soviet).

 
Jamban jongkok
 
Jamban jongkok di tempat umum

Terdapat pula beberapa cara untuk membersihkan diri setelah menggunakan jamban. Hal ini bergantung pada norma dan adat setempat maupun sumber daya yang ada. Di Asia, air digunakan untuk keperluan tersebut, dan biasanya dengan menggunakan tangan kiri. Di Barat, yang lazim digunakan adalah kertas jamban, dapat juga dengan menggunakan perlengkapan lain mirip toilet yang disebut bidet.

Ruangan jamban kadang dirancang khusus untuk memudahkan orang cacat. Biasanya jamban semacam itu cukup luas untuk dapat dimasuki dengan berkursi roda dan pada dindingnya sering terdapat pegangan yang dapat membantu pengguna toilet menempatkan dirinya.

Jamban rumah

sunting

Di negara maju dan beberapa negara berkembang, hampir semua tempat tinggal memiliki paling sedikit sebuah jamban. Jamban di tempat tinggal pribadi umumnya tidak dipisahkan menurut jenis kelamin. Jamban dapat berada satu ruangan dengan kamar mandi, dapat pula tidak. Di India baru-baru ini disarankan agar semua perempuan wajib memiliki jamban terpisah.[3]

Jamban umum

sunting
 
Jamban umum di tepi jalan di Prancis, disebut sanisette

Fasilitas umum biasanya menyediakan jamban yang dapat digunakan umum. Biasanya jamban umum semacam itu terdiri atas kamar-kamar jamban dengan fasilitas cuci tangan di tempat terpisah. Jamban umum biasanya dipisahkan (yaitu berbeda ruangan) sesuai jenis kelamin penggunanya, yaitu pria dan toilet wanita. Tempat cuci tangan dapat pula tersedia bagi kedua jenis kelamin. Jamban umum pria biasanya memiliki tempat buang air kecil terpisah, dapat berupa peturasan berdesain khusus yang melekat pada dinding untuk digunakan satu orang ataupun berupa bak atau selokan yang selalu dialiri air untuk digunakan lebih dari satu orang. Peturasan yang melekat pada dinding biasanya diberi sekat satu sama lain untuk menjaga privasi penggunanya.

Jamban umum di luar ruangan (di tepi jalan, di sekitar taman, dan sebagainya) bisa disebut sebagai perabot jalan. Jamban umum semacam ini biasanya dapat digunakan kedua jenis kelamin, berbentuk kotak yang dapat memiliki peralatan sederhana dan tidak bersaluran air maupun lebih mewah dan dapat membersihkan diri sendiri setelah digunakan.

Ada pula jamban umum yang dapat dipindahkan sehingga bisa ditempatkan bilamana dan di mana diperlukan, misalnya pada suatu konser musik di tempat terbuka.

Jamban umum juga dapat berada dalam kendaraan umum. Biasanya terdapat toilet dalam pesawat terbang, kereta, kapal laut, dan sering pula pada bus dan kapal feri jarak jauh, namun tidak dalam angkutan dalam kota seperti kereta bawah tanah, trem, dan bus kota.

Jamban umum dapat memungut bayaran dari penggunanya. Pembayaran tersebut dapat dilakukan dengan:

  • meletakkan uang pada tempat terbuka yang tidak dijaga,
  • memasukkan uang ke dalam kotak terkunci berlubang kecil seperti tabungan,
  • memasukkan uang melalui lubang khusus di sekitar pintu toilet; pintu toilet hanya dapat dibuka bila uang sudah dimasukkan,
  • memberikan uang kepada penjaga jamban (yang kadang juga bertanggung jawab sebagai petugas kebersihan toilet).

Sejarah

sunting
 
Jamban imum Romawi kuno

Parit-parit di Mohenjodaro dan jamban peradaban Romawi kuno dianggap sebagai model kloset pertama di dunia. Kemudian di London, karena padatnya penduduk maka banyak orang yang tinggal di rumah susun. Oleh karena itu mereka buang air besar dan buang air kecil menggunakan pispot. Isi pispot kemudian dibuang ke parit atau karena repot harus naik turun tangga untuk membuang kotoran, mereka akhirnya membuang isi pispot lewat jendela. Lingkungan yang kotor tersebut menyebabkan mereka terserang wabah penyakit. Pada tahun 1731, di London, Inggris dibuatlah undang-undang yang isinya "Barang siapa membuang tinja dari jendela, harus membayar denda." Namun undang-undang tersebut tetap tidak dapat mengubah kebiasaan mereka. Pada tahun 1596, Sir John Harington menemukan jamban bilas. Jamban ini telah menggunakan bejana penampung tinja dan tangki air untuk menyiram, tetapi jenis jamban ini masih menimbulkan masalah bau tak sedap.

Pada tahun 1775, Alexander Cummings menemukan jamban bilas tak berbau yang disebut Valve Closet. Rahasianya adalah dengan menggunakan saluran pembuangan leher angsa atau mirip huruf S. Bentuk ini membuat air menggenang di leher angsa tersebut, dan menghalangi keluarnya bau kotoran. Kemudian tahun 1889, Bostell membuat jamban bilas yang disebut Wash Down dan mirip seperti yang ada sekarang.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Kemendikbud. "KBBI Daring". 
  2. ^ https://twitter.com/ivanlanin/status/954628487893024768.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  3. ^ Sen, Ayanjit. "No toilet, no seat, says minister". Diakses tanggal 2009-07-14. 

Pranala luar

sunting