Konsep sosial atau konstruksi sosial adalah salah satu teori dalam ilmu sosiologi dan komunikasi. Konstruksi sosial adalah proses sosial berupa tindakan atau interaksi antar individu atau kelompok yang menciptakan realitas yang diyakini secara kolektif. Gagasan utama teori ini adalah makna atau kepercayaan diciptakan secara kolektif melalui koordinasi dengan orang lain, alih-alih dari buah pikir individual[1]. Teori ini juga sering kali dikategorikan ke dalam teori neo-Marxisme atau neo-Kantianisme, yaitu teori yang menggantikan kerangka berpikir individu dengan konsep kolektivisme yang deskriptif dan normatif[2].

Contoh konstruksi sosial yang diyakini secara kolektif adalah konsep uang, di mana orang-orang setuju untuk meyakini bahwa selembar uang memiliki nilai. Hal ini menunjukkan bahwa suatu konsep tidak dapat tercipta tanpa adanya masyarakat atau budaya untuk memvalidasi konsep tersebut[3].

Ikhtisar

sunting

Konstruksi sosial adalah makna, gagasan, atau konotasi mengenai suatu objek atau peristiwa yang diyakini secara kolektif oleh suatu kelompok masyarakat.

Teori ini meyakini bahwa sebuah konsep atau objek tidak dapat berdiri sendiri tanpa disokong oleh gagasan dan bahasa dari kelompok masyarakat yang meyakininya. Sudut pandang linguistik menilai bahwa konstruksi sosial bermakna sebagai referensi dari sebuah bahasa. Artinya, sebuah kata memiliki asal muasal atau dapat merujuk ke kata yang lain, sebuah definisi merujuk ke definisi lain, dan seterusnya.

Referensi

sunting
  1. ^ Littlejohn, Stephen; Foss, Karen (2009). Encyclopedia of Communication Theory. 2455 Teller Road, Thousand Oaks California 91320 United States: SAGE Publications, Inc. doi:10.4135/9781412959384. ISBN 978-1-4129-5937-7. 
  2. ^ Heartfield, James (1996). Wolton, Suke, ed. Marxism and social construction. St Antony’s Series (dalam bahasa Inggris). London: Palgrave Macmillan UK. hlm. 7–27. doi:10.1007/978-1-349-24669-4_2. ISBN 978-1-349-24669-4. 
  3. ^ Dupré, John (2000). "Review of The Social Construction of What?". The Journal of Philosophy. 97 (12): 673–676. doi:10.2307/2678463. ISSN 0022-362X.