Konsiliarisme
Konsiliarisme atau gerakan konsiliar adalah salah satu gerakan pembaruan di dalam Gereja Katolik yang berkembang pada abad ke-14 sampai ke-16.[1] Gerakan konsiliar memiliki pemahaman bahwa kewibawaan utama di dalam gereja terletak pada konsili-konsili atau sidang-sidang umum, bukan pada paus.[2] Pandangan konsiliarisme ini pada awalnya merupakan kritik terhadap kepausan akibat adanya perpecahan dalam kepausan.[1] William Ockham adalah tokoh yang mengemukakan pandangan konsiliarisme ini.[1] Ockham banyak menulis mengenai hubungan gereja dengan negara, terutama untuk melawan paus.[1] Ia menegaskan bahwa kekuasaan tertinggi di dalam gereja bukan berada pada tangan paus, tetapi pada konsili umum (termasuk di dalamnya wakil-wakil kaum awam).[1] Pandangan ini tersebar secara luas pada abad ke-14 dan ke-15, terutama pada masa skisma besar (1378-1414).[1] Pandangan ini mulai meluas pada Konsili Konstanz (1414-1418), dan memuncak pada Konsili Basel 1431.[3] Namun kemudian konsiliarisme dikutuk oleh paus maupun oleh konsili, yaitu dalam Konsili Lateran V (1512-1517).[3]