Kontroversi buku pelajaran sejarah Jepang

Kontroversi buku pelajaran sejarah Jepang melibatkan isi kontroversial dalam buku-buku pelajaran sejarah yang disepakati pemerintah yang digunakan dalam pendidikan menengah (SMP dan SMA) Jepang. Kontroversi tersebut utamanya terkait upaya nasionalis Jepang untuk melakukan pencucian putih terhadap tindakan Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II.[1][2]

Anggota kelompok revisionis sayap kanan "Serikat Reformasi Buku Pelajaran Sejarah Jepang" memasang spanduk bertuliskan "[Berikan] anak-anak buku-buku pelajaran sejarah yang benar" di depan Kuil Yasukuni

Masalah serius lainnya adalah penggambaran buku pelajaran yang disepakat pemerintah terhadap Perang Dunia II, kejahatan perang Jepang, dan imperialisme Jepang pada paruh pertama abad ke-20. Kontroversi buku pelajaran sejarah tersebut telah menjadi masalah mendalam baik secara domestik maupun internasional, terutama di negara-negara yang menjadi korban Kekaisaran Jepang pada masa perang.

Disamping upaya reformasi buku pelajaran nasional, pada akhir 1990an, buku-buku pelajaran Jepang paling umum berisi rujukan terhadap Pembantaian Nanking, Unit 731, dan jugun ianfu pada Perang Dunia II,[2] seluruh masalah sejarah yang menghadapi tandangan dari kaum ultranasionalis pada masa lampau.[3] Buku pelajaran kontroversial paling terkini, Buku Pelajaran Sejarah Baru, yang diterbitkan pada 2000, ditarik oleh hampir seluruh distrik sekolah Jepang.[2]

Referensi sunting

  1. ^ "Japanese Textbook Controversies, Nationalism, and Historical Memory: Intra- and Inter-national Conflicts". JapanFocus. 2011-07-27. Diakses tanggal 2013-06-16. 
  2. ^ a b c Kathleen Woods Masalski (November 2001). "EXAMINING THE JAPANESE HISTORY TEXTBOOK CONTROVERSIES". Stanford Program on International and Cross-Cultural Education. Diakses tanggal 2008-06-27. 
  3. ^ "Foreign Correspondent - 22/04/2003: Japan - Unit 731". Abc.net.au. 2003-04-22. Diakses tanggal 2013-06-16. 

Bacaan tambahan sunting

  • Han, Suk Hoon (1999). Rise of nationalistic educational politics in Japan and Korea in the post-United States occupation era (Ph.D. thesis). University of Chicago.
  • Ijiri, Hidenori (1996), “Sino-Japanese Controversy since the 1972 Diplomatic Normalization,” in China and Japan: History, Trends, Prospects, ed. Christopher Howe (Oxford: Clarendon), 60-82.
  • Lind, Jennifer (2008) Sorry States: Apologies in International Politics (Ithaca: Cornell University Press).
  • Romeu, M. Gabriela (2013) "The Japanese History Textbook Controversy Amid Post-War Sino-Japanese Relations," Florida International University, Mar 2013. http://digitalcommons.fiu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1952&context=etd. Accessed November 3, 2016
  • Rose, Caroline (1998) Interpreting History in Sino-Japanese Relations: a Case Study in Political Decision-making (London: Routledge).
  • Whiting, Allen S. (1989) China Eyes Japan (Berkeley: University of California Press).

Pranala luar sunting