Dalam farmasi, Krim adalah sediaan yang biasanya digunakan untuk dioleskan ke kulit atau membran mukosa seperti rektum atau vagina. Krim dapat dianggap sebagai produk farmasi, karena krim kosmetik pun diproduksi menggunakan teknik yang dikembangkan oleh farmasi, dan krim tanpa obat banyak digunakan dalam berbagai kondisi kulit (dermatosis). Penggunaan konsep unit ujung jari dapat membantu dalam menentukan berapa banyak krim topikal yang diperlukan untuk menutupi area yang berbeda.

Krim obat dalam wadah

Krim adalah emulsi semipadat dari minyak dan air. Krim dibagi menjadi dua jenis: krim minyak dalam air (M/A) yang terdiri dari tetesan kecil minyak yang terdispersi dalam fase air yang berkesinambungan, dan krim air dalam minyak (A/M) yang terdiri dari tetesan kecil air yang terdispersi dalam fase berminyak yang berkesinambungan. Krim minyak dalam air lebih nyaman dan dapat diterima secara kosmetik karena tidak terlalu berminyak dan lebih mudah dibersihkan menggunakan air. Krim berbahan dasar air dalam minyak lebih sulit ditangani, tetapi banyak obat yang terkandung dalam krim bersifat hidrofobik dan akan lebih mudah dilepaskan dari krim berbahan dasar air dalam minyak daripada krim berbahan dasar minyak dalam air. Krim berbahan dasar air dalam minyak juga lebih melembapkan karena menyediakan lapisan minyak yang mengurangi hilangnya air dari stratum korneum, lapisan terluar kulit.

Kegunaan

sunting

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung lebih dari 20% air atau komponen volatil dan biasanya kurang dari 50% hidrokarbon, lilin, atau poliol sebagai pembawa.[1] Krim juga dapat mengandung satu atau lebih zat obat yang dilarutkan atau didispersikan dalam basis krim yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah diterapkan pada setengah padat yang memiliki konsistensi yang relatif cair, yang diformulasikan sebagai emulsi air dalam minyak (misalnya krim dingin) atau minyak dalam air (misalnya krim fluosinolon asetonida). Namun, akhir-akhir ini istilah tersebut telah dibatasi pada produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristalin berair dari asam lemak rantai panjang atau alkohol yang dapat dicuci dengan air dan lebih dapat diterima secara kosmetik dan estetika. Krim dapat digunakan untuk memberikan obat melalui rute vagina (misalnya krim vagina sulfadiazin). Krim juga digunakan untuk mengobati kulit terbakar akibat sinar matahari.

Komposisi

sunting

Krim dingin

sunting

Terdapat empat bahan utama krim dingin:[2] Air, Minyak, Pengemulsi, dan Agen pengental

Referensi

sunting
  1. ^ Osborne, D.W., 2008. Review of changes in topical drug classification. Pharm. Tech. 32, 66–74.
  2. ^ "Preparation of Cold Cream". Diarsipkan dari versi asli tanggal June 10, 2011. 

Pranala luar

sunting