Krom Bank Indonesia

perusahaan asal Indonesia

PT Krom Bank Indonesia Tbk, atau disingkat Krom (sebelumnya bernama PT Bank Bisnis Internasional Tbk atau Bank Bisnis) (IDX: BBSI) adalah sebuah bank yang berdiri sejak 1957.[2]

PT Krom Bank Indonesia Tbk
Publik
Kode emitenIDX: BBSI
IndustriKeuangan dan perbankan
Didirikan16 Maret 1957
Kantor pusatJl. Ir H. Juanda No. 137
Bandung, Jawa Barat
ProdukTabungan, deposito, dll
Karyawan
106 (2021)[1]
IndukKredivo Group (75%)
Situs webkrom.id

Perkembangan

sunting

Termasuk bank kecil[3] dengan modal Rp 2,06 triliun di akhir 2021,[4] Bank Bisnis sesungguhnya memiliki usia yang cukup tua, telah berdiri sejak 16 Maret 1957 dengan nama NV (kemudian PT)[5] Bank Ekonomi Nasional yang berbasis di Bandung. Bank Ekonomi Nasional mendapat izin sebagai Bank Umum sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.56202/U.M.II. tertanggal 11 April 1957.[6] Pada saat didirikan, pemilik sahamnya terdiri dari beberapa orang yaitu Ahman Warsoma, Atim Djamhari, Njonja Soemarni, Thjie Soei Seng, dan Oh Siauw Law.[7] Pada tahun 1965, Bank Ekonomi Nasional memiliki 2 kantor, yaitu kantor pusat di Jl. Asia Afrika 123, Bandung dan satu kantor cabang di Krekot, Jakarta.[8] Namun, di tahun 1970-an, tercatat bank ini sempat menderita krisis dan hampir bangkrut.[9]

Belakangan, di tanggal 2 Juni 1976, nama Bank Ekonomi Nasional diganti menjadi Bank Pengembangan Nasional.[6] Tercatat, di tahun 1988, Bank Pengembangan Nasional dikelola oleh Sukun Natawidjaja dkk. Sundjono Suriadi, yang nantinya akan mengendalikan bank ini, juga duduk di kursi komisaris. Saat itu, kantor pusatnya sudah pindah ke Jl. Asia Afrika 121, Bandung, dan pada tahun tersebut mencatatkan aset Rp 11 miliar.[10] Pada tanggal 10 Januari 1995, nama bank berganti menjadi Business International Bank, dan pada tanggal 3 Mei 1996 menjadi Bank Bisnis Internasional.[6] Pada titik inilah, Sundjono Suriadi hadir sebagai pemegang saham dominan, dimana pada tahun 2002, lewat perusahannya PT Sun Land Investama dan PT Sun Antarnusa Investment memegang 100% saham.[11] Sundjono merupakan seorang pengusaha tekstil yang memiliki sejumlah pabrik seperti PT Sunson Textile Manufacturer Tbk dan PT Maju Mustika Garment. Belakangan, anak-anak Sundjono juga duduk dalam kepemimpinan bank ini.[6][7]

Pada tahun 2017, Bank Bisnis dikuasai sahamnya oleh PT Sun Antarnusa Investment 10,43%, PT Sun Land Investama 35,60%, dan Sundjono Suriadi 53,96%.[7] Meskipun demikian, Bank Bisnis masih tergolong bank kecil, dengan pada tahun 2014 memiliki aset Rp 540 miliar, modal Rp 83,6 miliar, 7 kantor cabang dan status bank nondevisa.[12] Di tahun 2020, asetnya menjadi Rp 985 miliar dan modal inti Rp 491 miliar. Belakangan, demi menambah modal sesuai dengan kewajiban, keluarga Sundjono Suriadi melepas 15% sahamnya dalam proses go public[7] yang dilakukan pada 7 September 2020 di Bursa Efek Indonesia dengan harga awal Rp 480.[13] Namun, kemungkinan karena masih belum cukup menambah modal, Bank Bisnis mengundang sebuah fintech, Kredivo (PT FinAccel Teknologi Indonesia) untuk membeli saham bank ini. Pada 21 Mei 2021, Kredivo membeli 24% saham Bank Bisnis,[14] yang kemudian menjadi 40% pada 15 Oktober 2021. Kredivo saat itu memang berkeinginan memiliki bank digital bernama Lime Bank.[15] Kemudian, di tanggal 4 April 2022, saham Kredivo naik menjadi 75% yang menjadikannya pemegang saham mayoritas, yang berarti juga mengakhiri kendali keluarga Suriadi di bank ini walaupun masih memegang saham minoritas.[4] Masuknya Kredivo ke bank kecil ini tercatat sempat menaikkan harganya menjadi Rp 7.900/lembar di Oktober 2021.[7] Kredivo sendiri berkomitmen untuk menaikkan modal inti Bank Bisnis menjadi sesuai kewajiban, yaitu Rp 3 triliun.[4]

Pasca-pergantian pengendalian dan rencana bank ini menjadi bank digital, mulai 15 September 2022, nama Bank Bisnis resmi berganti menjadi Krom Bank.[2] Krom Bank akan menjadi bank berbasis layanan digital, dengan klaim layanan yang mudah dan fleksibel.[16] Adapun produk perbankan digitalnya diluncurkan pada Oktober 2023, yang menawarkan sejumlah fitur seperti tabungan dan deposito yang bisa dibuat hingga 20 buah per rekening.[17]

Kantor

sunting

Bank ini berpusat di Bandung dengan alamat di Jalan Ir H. Juanda No. 137 Bandung, memiliki satu kantor cabang di Bandung dan satu kantor cabang di Jakarta (KCU Mangga Dua).

Manajemen

sunting
  • Presiden Komisaris: Dinno Indiano
  • Komisaris Independen: Zainal Abidin
  • Komisaris Independen: Markus Sugiono
  • Presiden Direktur: Anton Hermawan
  • Direktur: Wisaksana Djawi
  • Direktur: Alvin James Kurniawan[18]
  • Direktur : Laniwati Tjandra

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting