Kumbang beras
Kumbang beras (atau lebih dikenal awam sebagai kutu beras) atau wuwuk[1] adalah nama umum bagi sekelompok serangga kecil anggota genus Sitophilus, Tenebrio dan Tribolium (ordo Coleoptera) yang dikenal gemar menghuni biji-bijian/serealia yang disimpan. Kumbang beras adalah hama gudang yang sangat merugikan dan sulit dikendalikan bila telah menyerang dan tidak hanya menyerang gabah/beras tetapi juga bulir jagung, berbagai jenis gandum, jewawut, sorgum, serta biji kacang-kacangan. Larvanya bersarang di dalam bulir/biji, sedangkan imagonya memakan tepung yang ada.
Tenebrio molitor lebih dikenal sebagai ulat hongkong, yang larvanya biasa dijadikan pakan burung peliharaan. T. obscurus juga kerabat T. molitor yang menjadi hama gudang. Tribolium castaneum adalah serangga model yang biasa dipakai untuk penelitian-penelitian genetika sekaligus hama. Kerabatnya yang lebih gelap, Tribolium confusum, lebih umum dikenal dan luas tersebar. Tribolium destructor berwarna hitam kelam dan hanya dijumpai di Eropa, Amerika, dan Afrika.
Daur hidup
suntingKumbang betina menggerek butiran beras dengan moncongnya dan meletakkan telurnya di lubang. Telur menetas menjadi larva dan memakan beras tempat tinggalnya. Larva berkembang menjadi pupa. Kemudian, kumbang muda akan keluar dati beras. Setelah menjadi kumbang dewasa, beras akan dimakan hingga bagian luarnya berlubang [2].
Pengendalian
suntingPengendalian hama kumbang beras dapat dilakukan dengan mengatur kondisi lingkungannya sehingga dapat menghambat perkembangan hama tersebut. Kumbang beras umumnya tumbuh pada temperatur 17-34°C dengan kelembaban 15-100%. Menjemur beras hingga kering dapat menurunkan kelembaban tempat penyimpanan beras. Selain itu, gudang beras dapat disemprot dengan Malathion 12 ppm atau difumigasi dengan Methyl bromide[2]
Referensi
sunting- 5 Fakta Unik Kutu Beras, bisa bertelur 150 butir per tahun
- 7 Cara Menghilangkan Kutu Beras Secara Alami, Cepat dan Ampuh
- ^ "Wuwuk". KBBI V. Diakses tanggal 2024-03-02.
- ^ a b Pracaya (1999). Hama penyakit tanaman. Niaga Swadaya. ISBN 978-979-489-098-1.