Kura batok
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Superfamili:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
C. amboinensis
Nama binomial
Cuora amboinensis
Sinonim

Testudo fasciata Suckow, 1798
Testudo amboinensis Daudin, 1802[1]
Testudo melanocephala Daudin, 1802[2]
Terrapene bicolor Bell, 1825
Emys couro Gray in Griffith, 1831 (ex errore)
Cuora amboinensis Gray, 1856[3]

Kuya batok alias kura-kura batok (Cuora amboinensis) adalah sejenis kura-kura yang tergolong suku Geoemydidae. Menyebar luas dari India di sebelah barat hingga Maluku di timur, kura-kura ini dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Amboina Box Turtle atau Southeast Asian Box Turtle. Nama spesiesnya merujuk pada Amboina (nama lama Ambon), yakni lokasi asal tipe spesies ini.

Pengenalan

sunting
 
Garis-garis kuning yang khas di wajah kuya batok

Kura-kura dengan tempurung punggung (karapas) yang cenderung membulat tinggi dan perisai perut (plastron) yang dapat ditekuk menurut garis melintang, sedemikian sehingga dapat menyembunyikan kepala dan tungkainya rapat-rapat. Terdapat tiga buah lunas (tonjolan memanjang) di atas perisai punggung, yakni di tengah keping-keping perisai vertebral dan di kanan kirinya pada keping-keping kostal dekat perbatasan dengan keping vertebral. Keping-keping vertebral hampir sama panjang, kecuali no 5 yang lebih pendek; dengan urutan no 2 > 3 > 1 > 4 > 5. Perisai perut tidak berlekuk pada ujung depan dan ujung belakang.[4] Pada hewan jantan, perisai perut bagian belakang agak melekuk (cekung).

 
Sisi bawah kuya batok betina. Dari Simeulue

Punggung berwarna kehitaman, kecoklatan hingga coklat-zaitun. Perutnya putih kotor atau krem, dengan bercak-bercak besar kehitaman. Kepala berwarna hitam dengan tiga garis kuning yang khas: pada sekeliling tepi kepala di atas mata, pada pipi, dan pada bibirnya. Garis kuning juga terdapat sepanjang tepi kaki-kakinya.

Anak jenis dan penyebaran

sunting
 
Anak jenis dari Simeulue

Sekurang-kurangnya terdapat empat anak jenis (subspesies) Cuora amboinensis, yang terutama dibedakan dari warna dan bentuk tempurungnya[5]

Di samping itu, beberapa populasi yang terpisah lainnya diyakini membentuk hingga empat anak jenis, atau setidaknya varietas yang menyolok, yang berbeda dengan sebelumnya:[6]

Ekologi dan konservasi

sunting

Kuya batok hidup terutama di lahan basah di lingkungan sungai besar atau kecil, rawa-rawa, dan bahkan sawah. Bersifat omnivora, kura-kura ini menyukai bahan nabati (tumbuh-tumbuhan) sebagai makanannya, namun juga mau memangsa ikan dan udang.

Di banyak kelompok masyarakat tradisional, kuya batok sering diburu untuk dimakan dagingnya. IUCN, Uni Konservasi Dunia, telah memasukkan populasi kuya batok ke dalam kategori Rentan (VU, vulnerable)[8]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Daudin, F.M. 1802. Histoire Naturelle, Générale et Particulière des Reptiles; ouvrage faisant suit à l'Histoire naturell générale et particulière, composée par Leclerc de Buffon; et rédigee par C.S. Sonnini, membre de plusieurs sociétés savantes. To. 2: 309. F. Dufart, Paris.
  2. ^ Daudin, F.M. Op. cit.: 128.
  3. ^ Gray, J.E. 1856. On some new species freshwater tortoises from North America, Ceylon and Australia. The Annals and magazine of natural history; zoology, botany, and geology ... (2) 18: 264. Taylor & Francis, London.
  4. ^ Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura & Buaya Indonesia & Papua Nugini, dengan catatan mengenai jenis-jenis di Asia Tenggara. Penerbit ITB dan IUCN. Hal. 103-105
  5. ^ Filella, Eduard (1997): Cuora amboinensis la tortuga caja del sudeste asiático y sus subespecies. Reptilia 13: 43-47
  6. ^ Vetter, H. & Van Dijk, P.P. (2006): Turtles of the World (Vol. 4: East and South Asia) – Schildkröten der Welt (Band 4: Ost- und Südasien). Edition Chimaira, Frankfurt am Main.
  7. ^ Iskandar (2000) memasukkan populasi Kalimantan ke dalam anak jenis kamaroma
  8. ^ Asian Turtle Trade Working Group 2000. Cuora amboinensis. Pada: IUCN 2009. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2009.2. Diakses pada 17 Januari 2010

Pranala luar

sunting