Laeti /ˈlɛt/, bentuk jamak dari laetus /ˈltəs/, adalah istilah yang digunakan pada masa akhir Kekaisaran Romawi. Istilah ini mengacu kepada komunitas barbari ("barbar") dari luar kekaisaran yang diizinkan menetap di wilayah kekaisaran dan juga diberikan tanah, dan sebagai imbalannya mereka harus menyediakan anggota baru untuk militer baru.[1] Asal usul istilah laetus masih belum pasti, tetapi artinya adalah "beruntung" atau "bahagia" dalam bahasa Latin. Kemungkinan istilah ini adalah kata non-Latin yang berasal dari bahasa Jermanik yang berarti "hamba" atau "pendatang setengah bebas".[2] Beberapa ahli lain membuat hipotesis bahwa istilah ini berasal dari rumpun bahasa Kelt atau Iran.[3]

Asal usul sunting

Laeti kemungkinan merupakan kelompok pendatang yang berasal dari suku-suku di luar perbatasan kekaisaran. Suku-suku ini telah berperang melawan Kekaisaran Romawi semenjak perbatasan utara kekaisaran telah distabilkan oleh Kaisar Augustus pada awal abad ke-1. Suku-suku di bagian barat merupakan suku-suku Jermanik. Namun, tidak ada sumber sejarah yang menyebutkan laeti di bagian timur Kekaisaran.[4] Istilah laeti baru disebutkan di dalam dokumen-dokumen tertulis pada akhir abad ke-3 dan awal abad ke-4.

Walaupun sumber sejarah hanya menyebutkan laeti dari abad ke-4, kemungkinan pendahulunya sudah ada pada abad ke-2: sejarawan Dio Cassius dari abad ke-3 melaporkan bahwa Kaisar Marcus Aurelius (berkuasa 161–180) menyerahkan tanah di wilayah perbatasan Germania, Pannonia, Moesia, dan Dacia, kepada kelompok-kelompok Marcomanni, Quadi dan Iazyges yang ditangkap pada masa Peperangan Marcommani. Bahkan ada pula yang diberikan tanah di wilayah Italia sendiri, walaupun belakangan Marcus Aurelius mengusir mereka setelah satu kelompok memberontak dan sempat merebut kota Ravenna.[5]

Catatan kaki sunting

  1. ^ Goldsworthy (2000) 215
  2. ^ Walde & Hofmann (1965) Bd. 1. A - L. 4. Aufl.
  3. ^ Neue Pauly-Wissowa Laeti
  4. ^ Jones (1964) 620
  5. ^ Dio Cassius LXXI.11