Quisqueyanos valientes, alcemos
Nuestro canto con viva emoción,
Y del mundo a la faz ostentemos
Nuestro invicto glorioso pendón.
¡Salve! el pueblo que, intrépido y fuerte,
A la guerra a morir se lanzó,
Cuando en bélico reto de muerte
Sus cadenas de esclavo rompió.
Ningún pueblo ser libre merece
Si es esclavo indolente y servil;
Si en su pecho la llama no crece
Que templó el heroísmo viril,
Mas Quisqueya la indómita y brava
Siempre altiva la frente alzará;
Que si fuere mil veces esclava
Otras tantas ser libre sabrá.
Que si dolo y ardid la expusieron
De un intruso señor al desdén,
¡Las Carreras! ¡Beller!, campos fueron
Que cubiertos de gloria se ven.
Que en la cima de heroíco baluarte
De los libres el verbo encarnó,
Donde el genio de Sánchez y Duarte
A ser libre o morir enseñó.
Y si pudo inconsulto caudillo
De esas glorias el brillo empañar,
De la guerra se vio en Capotillo
La bandera de fuego ondear.
Y el incendio que atónito deja
De Castilla al soberbio león,
De las playas gloriosas le aleja
Donde flota el cruzado pendón.
Compatriotas, mostremos erguida
Nuestra frente, orgullosos de hoy más;
Que Quisqueya será destruida
Pero sierva de nuevo, ¡jamás!
Que es santuario de amor cada pecho
Do la patria se siente vivir;
Y es su escudo invencible el derecho;
Y es su lema ser libre o morir.
¡Libertad! que aún se yergue serena
La Victoria en su carro triunfal,
Y el clarín de la guerra aún resuena
Pregonando su gloria inmortal.
¡Libertad! Que los ecos se agiten
Mientras llenos de noble ansiedad
Nuestros campos de gloria repiten
¡Libertad! ¡Libertad! ¡Libertad!
|
Orang Quisqueya yang berani,
Mari kita bangkitkan lagu kita dengan emosi yang hidup,
Dari dunia sampai ke muka bumi
Tunjukkan panji mulia kita yang tak terkalahkan.
Hiduplah, bangsa yang kuat dan berani,
Ke dalam perang yang diluncurkan dengan sendirinya dan ditetapkan untuk mati
Saat dalam perang melawan kematian
Rantai perbudakannya tetap saja terputus.
Tiada seorangpun yang layak untuk bebas
Jika dia adalah budak yang pemalas;
Jika di dadanya tidak tumbuh bara api
yang menempa rasa kepahlawanan.
Tapi [bangsa] Quisqueya yang berani dan gigih
Selalu akan mengangkat dahinya dengan bangga
Karena jika dia seribu kali menjadi budak
Kali ini untuk bebas dia akan tahu.
Dan jika kecurangan dan kelicikan mengeksposnya
Untuk meremehkan orang yang mengganggu,
Las Carreras! Beler!... adalah ladang
Yang tercakup dalam kemuliaan yang terlihat.
Di puncak benteng heroik kami,
Kata yang merdeka terwujud,
Dimana Sanchez dan Duarte yang jenius
Mengajarkan kita untuk merdeka atau mati.
Dan kalau pemimpin yang tidak pengertian bisa
Mengurangi kilau kemuliaan ini,
Dari perang yang terlihat di Capotillo
Panji api berkibar menyala-nyala.
Dan api yang meninggalkannya tercengang
Singa yang sombong dari Kastilia,
Menghapusnya dari pantai yang indah ke
Dimana mengapung panji yang disilangkan.
Kawan-kawan setanah air, mari tunjukkan
Dahi kita dengan teguh, bangga hari ini;
Quisqueya akan dihancurkan
Tapi budak lagi, tidak akan pernah.
Bahwa setiap dada adalah cinta tempat kudus
Dimana seseorang merasakan kehidupan di tanah air;
Hukumnya adalah perisai tak terkalahkannya;
Inilah mottonya yang merdeka atau mati.
Kemerdekaan yang tetap tenang dibangkitkan
Kemenangan di gerbong kemenangannya.
Terompet perang masih bergema
Memproklamirkan kemuliaan abadi.
Kebebasan! Biarkan suaranya bergema
Sambil penuh dengan kecemasan yang mulia
Medan perang kemuliaan kita ulangi
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
|