Little Pink (Hanzi: 小粉紅; Pinyin: xiǎo fěnhóng) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kaum nasionalis muda Tiongkok di internet. Beberapa media Barat menyebut Little Pink sebagai seorang "ultranasionalis".[1]

Little Pink berbeda dengan anggota Partai 50 Sen atau Tentara air internet, karena Little Pink diketahui tidak dibayar untuk pekerjaan mereka. Dalam hal demografi, menurut Zhuang Pinghui dari South China Morning Post, 83% Little Pink adalah perempuan, dengan rentang usia antara 18-24 tahun. Lebih dari separuh Little Pink berasal dari kota-kota lapis ketiga dan keempat di Tiongkok.[2] Mereka terutama aktif di situs media sosial yang dilarang di Tiongkok seperti X dan Instagram.[3]

Sejarah

sunting

Istilah Little Pink berasal dari situs web Kota Sastra Jinjiang (晋江文学城), ketika sekelompok pengguna terus-menerus mengkritik keras orang-orang yang menerbitkan postingan berisi berita negatif tentang Tiongkok.[4] Di dalam situs web ini, grup ini dikenal sebagai "Grup Gadis Jinjiang Peduli Negara" atau Little Pink yang merujuk pada warna utama beranda situs web tersebut.[2] Mereka disamakan dengan Pengawal Merah Revolusi Kebudayaan.[5]

Pada hari-hari pertama invasi Rusia ke Ukraina, Little Pink mengungkapkan sentimen pro-Rusia di jagat dunia maya Tiongkok.[6]

Tanggapan

sunting

Surat kabar resmi Partai Komunis, Tiongkok People's Daily dan tabloid hariannya Global Times sama-sama memuji Little Pink, begitu pula Liga Pemuda Komunis Tiongkok.[2]

Pada Oktober 2021, Little Pink menjadi sasaran kritik di lagu satir "Fragile" oleh penyanyi Malaysia Namewee dan penyanyi Australia Kimberley Chen.[7] Sebuah komentar di South China Morning Post menanggapi lagu tersebut bahwa Little Pink seharusnya merefleksikan bahaya nasionalisme mereka yang kuat, daripada "menumpahkan fitnah kepada raper, lagu, dan pendukungnya". Komentar tersebut membandingkan jalan mereka dan bahayanya dengan yang diambil oleh para pendukung Donald Trump dalam serangan Capitol Amerika Serikat pada tanggal 6 Januari.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Browne, Peter (2021-12-03). "Little Pinks and their achy breaky hearts • Inside Story". Inside Story (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  2. ^ a b c Pinghui, Zhuang (2017-05-26). "The rise of the Little Pink: China's angry young digital warriors". South China Morning Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  3. ^ Ruan, Lotus (2024-12-18). "The New Face of Chinese Nationalism". Foreign Policy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-18. 
  4. ^ Wei, Zikui (2019-10-01). "China's Little Pinks?Nationalism among Elite University Students in Hangzhou". Asian Survey (dalam bahasa Inggris). 59 (5): 822–843. doi:10.1525/as.2019.59.5.822. ISSN 0004-4687. 
  5. ^ Meisenholder, Jana (2019-03-01). "China's 'Little Pink' Army Is Gearing Up to Invade the Internet". The News Lens International Edition (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-20. 
  6. ^ Yuan, Li (2022-02-27). "Why the Chinese Internet Is Cheering Russia's Invasion". New York Times. Diakses tanggal 2024-12-20. 
  7. ^ Hsiao-hwa, Hsia (2021-10-21). "'Fragile' song pillorying China's online troll army gets millions of views". Radio Free Asia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-20.