Perak

unsur kimia dengan lambang Ag dan nomor atom 47
(Dialihkan dari Logam perak)

Perak adalah unsur logam dengan nomor atom 47. Simbolnya adalah Ag, dari bahasa Latin argentum, dari akar PIE yang direkonstruksi sebagai *h₂erǵ-, "abu-abu" atau "bersinar". Sebuah logam transisi lunak, putih, dan berkilau, ia memiliki konduktivitas listrik, konduktivitas termal, dan reflektivitas tertinggi di antara semua logam. Logam ini terjadi secara alamiah dalam bentuk murni, bentuk bebas (perak asli), sebagai paduan dengan emas dan logam lainnya, dan dalam mineral seperti argentit dan klorargirit. Kebanyakan perak diproduksi sebagai produk samping penambangan tembaga, emas, timah, dan seng.

47Ag
Perak
Perak yang didapat dari elektrolit
Garis spektrum perak
Sifat umum
Pengucapan/pèrak/[1]
Penampilanlogam putih berkilau
Perak dalam tabel periodik
Perbesar gambar

47Ag
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson
Cu

Ag

Au
paladiumperakkadmium
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)47
Golongangolongan 11
Periodeperiode 5
Blokblok-d
Kategori unsur  logam transisi
Berat atom standar (Ar)
  • 107,8682±0,0002
  • 107,87±0,01 (diringkas)
Konfigurasi elektron[Kr] 4d10 5s1
Elektron per kelopak2, 8, 18, 18, 1
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)padat
Titik lebur1234,93 K ​(961,78 °C, ​1763,2 °F)
Titik didih2435 K ​(2162 °C, ​3924 °F)
Kepadatan mendekati s.k.10,49 g/cm3
saat cair, pada t.l.9,320 g/cm3
Kalor peleburan11,28 kJ/mol
Kalor penguapan254 kJ/mol
Kapasitas kalor molar25,350 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K) 1283 1413 1575 1782 2055 2433
Sifat atom
Bilangan oksidasi−2, −1, +1, +2, +3 (oksida amfoter)
ElektronegativitasSkala Pauling: 1,93
Energi ionisasike-1: 731,0 kJ/mol
ke-2: 2070 kJ/mol
ke-3: 3361 kJ/mol
Jari-jari atomempiris: 144 pm
Jari-jari kovalen145±5 pm
Jari-jari van der Waals172 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalkubus berpusat muka (fcc)
Struktur kristal Face-centered cubic untuk perak
Kecepatan suara batang ringan2680 m/s (pada s.k.)
Ekspansi kalor18,9 µm/(m·K) (suhu 25 °C)
Konduktivitas termal429 W/(m·K)
Difusivitas termal174 mm2/s (suhu 300 K)
Resistivitas listrik15,87 nΩ·m (suhu 20 °C)
Arah magnetdiamagnetik[2]
Suseptibilitas magnetik molar−19,5×10−6 cm3/mol (296 K)[3]
Modulus Young83 GPa
Modulus Shear30 GPa
Modulus curah100 GPa
Rasio Poisson0,37
Skala Mohs2,5
Skala Vickers251 MPa
Skala Brinell206–250 MPa
Nomor CAS7440-22-4
Sejarah
Penemuansebelum 5000 SM
Simbol"Ag": dari Latin argentum
Isotop perak yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
105Ag sintetis 41,2 hri ε 105Pd
γ
106mAg sintetis 8,28 hri ε 106Pd
γ
107Ag 51,839% stabil
108mAg sintetis 439 thn ε 108Pd
IT 108Ag
γ
109Ag 48,161% stabil
110mAg sintetis 249,95 hri β 110Cd
γ
111Ag sintetis 7,45 hri β 111Cd
γ
| referensi | di Wikidata

Perak telah lama dinilai sebagai logam mulia. Lebih melimpah daripada emas, logam perak telah berfungsi di banyak yang sistem moneter pramodern sebagai spesi koin, kadang-kadang bahkan bersama emas. Kemurniannya biasanya diukur berbasis per-mil; paduan murni 94% dijelaskan sebagai "0,940 fine". Selain itu, perak memiliki berbagai aplikasi di luar mata uang, seperti pada panel surya, penyaringan air, perhiasan dan ornamen, peralatan makan dan perabotan bernilai tinggi (muncullah istilah silverware), dan juga sebagai investasi dalam bentuk koin dan bulion. Perak digunakan industri dalam stop kontak dan konduktor listrik, pada cermin khusus, pelapis jendela dan dalam katalisis reaksi kimia. Senyawanya digunakan dalam film fotografi dan sinar-X. Larutan perak nitrat encer dan senyawa perak lainnya digunakan sebagai disinfektan dan mikrobisida (efek oligodinamika), ditambahkan ke perban dan pembalut luka, kateter dan peralatan medis lainnya.

Karakteristik

sunting
 
Perak bulion batang 1000 ozt (~31 kg).

Perak dihasilkan selama ledakan supernova jenis tertentu oleh nukleosintesis dari unsur-unsur yang lebih ringan melalui proses-r, suatu bentuk fusi nuklir yang menghasilkan banyak unsur yang lebih berat daripada besi, salah satunya adalah perak.[4]

Perak sangat elastis, dapat dibentuk (sedikit lebih sulit daripada emas), logam koin univalen, kilau logam putih terang yang dapat dipoles.[5] Perak terproteksi mempunyai reflektivitas optik yang lebih tinggi daripada aluminium pada panjang gelombang lebih dari ~450 nm.[6] Pada panjang gelombang kurang dari 450 nm, reflektivitas perak menjadi di bawah aluminium dan turun drastis menjadi nol pada 310 nm.[7]

Konduktivitas listrik perak adalah yang tertinggi di antara seluruh logam, bahkan lebih tinggi daripada tembaga, tetapi tidak banyak digunakan untuk keperluan listrik karena biayanya yang tinggi. Perkecualian terhadap hal ini adalah dalam rekayasa frekuensi radio, terutama VHF dan frekuensi yang lebih tinggi, di mana pelapisan perak dilakukan untuk meningkatkan konduktivitas listrik pada bagian-bagian dan kabel-kabel tertentu (pada frekuensi tinggi arus cenderung mengalir pada permukaan konduktor, bukan di dalam, oleh karenanya pelapisan emas meningkatkan konduktivitas secara keseluruhan). Perak juga mempunyai resistensi kontak paling rendah di antara seluruh logam.[8] Selama Perang Dunia II di AS, 13.540 ton digunakan dalam elektromagnet yang digunakan untuk pengayaan uranium, terutama karena pada masa perang terjadi kekurangan tembaga.[9][10][11]

Perak murni memiliki konduktivitas termal tertinggi di antara seluruh logam, meskipun karbon nonlogam dalam bentuk intan dan helium-4 superfluida lebih tinggi.[8]

Perak halida bersifat fotosensitif dan memiliki kemampuan yang menakjubkan dalam hal merekam citra laten yang kemudian dapat dikembangkan secara kimiawi. Perak bersifat stabil di udara murni dan air, tetapi menjadi kusam (tarnish) ketika terpapar udara atau air yang mengandung ozon atau hidrogen sulfida, yang disebut terakhir membentuk lapisan hitam perak sulfida, yang dapat dihilangkan dengan asam klorida encer.[8] Tingkat oksidasi perak yang paling umum adalah +1 (misalnya, perak nitrat, AgNO); yang kurang umum adalah senyawa +2 (misalnya, perak(II) fluorida, AgF), lebih tidak umum lagi adalah +3 (misalnya, kalium tetrafluoroargentat(III), KAgF), dan bahkan ada senyawa +4 (misalnya, kalium heksafluoroargentat(IV), K).[12]

Isotop

sunting

Perak alami tersusun atas dua isotop stabil, 107Ag dan 109Ag, dengan 107Ag sedikit lebih melimpah (51.839% kelimpahan alami). Kelimpahan yang hampir sama jarang didapat dalam tabel periodik. Berat atom perak 107,8682(2) g/mol.[13][14]

Duapuluh delapan radioisotop telah diidentifikasi, yang paling stabil adalah 105Ag dengan waktu paruh 41,29 hari, 111Ag dengan waktu paruh 7,45 hari, dan 112Ag dengan waktu paruh 3,13 jam. Unsur ini memiliki sejumlah isomer nuklir, yang palng stabil adalah 108mAg (t1/2 = 418 tahun), 110mAg (t1/2 = 249,79 hari) dan 106mAg (t1/2 = 8,28 hari). Seluruh isotop radioaktif sisanya memiliki waktu paruh kurang dari satu jam, dan sebagian besar memiliki waktu paruh kurang dari tiga menit.

Isotop perak mempunyai massa atom relatif berkisar antara 93,943 (94Ag) hingga 126,936 (127Ag);[15] moda peluruhan utama sebelum isotop stabil paling melimpah, 107Ag, adalah penangkapan elektron dan moda utama setelahnya adalah peluruhan beta. Produk peluruhan utama sebelum 107Ag adalah isotop paladium (unsur 46), dan produk utama setelahnya adalah isotop kadmium (unsur 48).

Isotop paladium 107Pd meluruh melalui emisi beta menjadi 107Ag dengan waktu paruh 6,5 juta tahun. Meteorit besi adalah satu-satunya objek dengan rasio paladium terhadap perak yang cukup tinggi untuk menghasilkan variasi kelimpahan 107Ag yang dapat diukur.107Ag radiogenik pertama kali ditemukan dalam meteorit Santa Clara pada tahun 1978.[16] Para penemu berpendapat tabrakan dan diferensiasi planet-planet kecil berinti besi mungkin telah terjadi 10 juta tahun setelah peristiwa nukleosintesis. Korelasi 107Pd–107Ag yang teramati dalam badan yang telah melebur dengan pasti sejak akresi tata surya harus mencerminkan keberadaan nuklida tak stabil dalam sistem tata surya awal.[17]

Senyawa

sunting

Logam perak mudah larut dalam asam nitrat (HNO) menghasilkan perak nitrat (AgNO), yang disebut 'Kaustik Bulan', suatu padatan kristal transparan yang bersifat fotosensitif dan mudah larut dalam air. Perak nitrat digunakan sebagai titik awal untuk sintesis banyak senyawa perak lainnya, sebagai antiseptik, dan sebagai pewarna kuning untuk kaca pada kaca berwarna. Logam perak tidak bereaksi dengan asam sulfat, yang digunakan dalam pembuatan perhiasan untuk membersihkan dan menghilangkan firescale tembaga oksida dari artikel perak setelah penyolderan perak atau annealing. Perak mudah bereaksi dengan belerang atau hidrogen sulfida H menghasilkan perak sulfida, suatu senyawa berwarna gelap seperti noda yang dijumpai pada koin perak dan objek lain. Perak sulfida Ag juga membentuk kumis perak ketika kontak listrik perak digunakan dalam atmosfer yang kaya akan hidrogen sulfida.

 
 
Cessna 210 dilengkapi dengan generator perak iodida untuk menyemai awan (cloud seeding)

Perak klorida (AgCl) diendapkan dari larutan perak nitrat dengan adanya ion klorida, dan perak halida lainnya digunakan dalam pabrikasi emulsi fotografi yang dibuat dengan cara yang sama, menggunakan garam bromida atau iodida. Perak klorida digunakan dalam elektrode kaca untuk pengujian pH dan pengukuran potensiometri, dan sebagai semen transparan untuk kaca. Perak iodida telah digunakan dalam percobaan penyemaian awan untuk menghasilkan hujan.[8] Perak halida sangat sukar larut dalam larutan akuatik dan digunakan dalam metode analisis gravimetri.

Perak oksida (Ag), yang dihasilkan ketika larutan perak nitrat diberi perlakuan dengan basa, digunakan sebagai elektrode positif (anoda) dalam baterai arloji. Perak karbonat (Ag) mengendap ketika perak nitrat diberi perlakuan dengan asam karbonat (Na).[18]

 
 

Perak fulminat (AgONC), adalah bahan peledak yang kuat dan peka sentuhan yang digunakan dalam topi perkusi, dan dibuat dengan mereaksikan asam nitrat dengan asam nitrat dengan adanya etanol (C). Senyawa perak lainnya yang berbahaya dan mudah meledak adalah perak azida (AgN), dibuat dengan mereaksikan perak nitrat dengan natrium azida (NaN),[19] dan perak asetilida, terbentuk ketika perak bereaksi dengan gas asetilena.

Santir laten (bahasa Inggris: Latent image) yang terbentuk dalam kristal perak halida dikembangkan melalui perlakuan dengan reduktor, seperti hidrokuinon, mentol (4-(metilamino)fenol sulfat) atau askorbat dalam larutan alkalis, yang mereduksi halida terpapar pada logam perak. Larutan alkalis perak nitrat dapat direduksi menjadi logam perak oleh gula pereduksi seperti glukosa, dan reaksi ini digunakan pada cermin kaca perak dan interior ornamen Natal dari kaca. Perak halida mudah larut dalam larutan natrium tiosulfat (Na), yang digunakan sebagai fikser fotografi, untuk menghilangkan kelebihan perak halida dari emulsi fotografi setelah pengembangan gambar.[18]

Logam perak dapat diserang oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat (KMnO) dan kalium dikromat (K), dan dengan adanya kalium bromida (KBr); senyawa-senyawa ini digunakan dalam fotografi untuk mengelantang citra-citra perak, mengubahnya menjadi perak halida yang dapat difiksasi dengan tiosulfat maupun dikembangkan ulang untuk mengintensifkan citra originalnya. Perak membentuk kompleks sianida (perak sianida) yang larut dalam air dengan adanya kelebihan ion sianida. Larutan perak sianida digunakan dalam elektroplating perak.[18]

Meskipun perak normalnya memiliki tingkat oksidasi +1 dalam senyawa, diketahui pula tingkat oksidasi lainnya, misalnya +3 dalam AgF, yang dihasilkan dari reaksi unsur perak atau perak fluorida dengan kripton difluorida.[20]

Artefak perak mengalami tiga bentuk deteriorasi, yang paling umum adalah korosi dengan pembentukan lapisan hitam perak sulfida. Perak klorida segar, terbentuk ketika objek perak dicelupkan dalam air garam untuk waktu lama, berwarna kuning pucat, menjadi keunguan di bawah paparan cahaya dan sedikit terproyeksi dari permukaan artefak atau koin. Pengendapan tembaga dalam perak antik dapat digunakan untuk mengetahui umur artefak.[21]

Aplikasi

sunting

Banyak manfaat perak yang telah dikenal karena sifat logam mulianya, termasuk moneter, contohnya: benda dekoratif, perhiasan, cermin, dan peralatan makan pada zaman dahulu. Warna putih cerahnya yang kontras dengan media lain menjadikannya sangat berguna dalam seni penglihatan. Sebaliknya, partikel perak halus berbentuk padatan hitam dalam fotografi dan dalam lukisan silverpoint. Ia juga lama digunakan untuk memberikan nilai moneter yang tinggi kepada objek (seperti koin perak dan batangan untuk investasi) atau membuat suatu objek menjadi simbol kelas politik maupun sosial tinggi. Garam perak telah digunakan sejak Abad Pertengahan untuk menghasilkan pewarnaan kuning atau jingga dalam pewarnaan kaca, dan reaksi warna dekoratif yang lebih kompleks dapat dihasilkan dengan menggabungkan logam perak ke dalam tiupan gelas.[22]

Mata uang

sunting

Perak, dalam bentuk elektrum (paduan emas–perak), dibuat koin untuk membuat uang sekitar tahun 700 SM oleh bangsa Lydia. Kemudian, perak dimurnikan dan dibuat koin dalam bentuk murninya. Banyak bangsa menggunakan perak sebagai basis nilai moneternya. Pada abad modern, perak bulion mempunyai kode mata uang ISO XAG. Nama pound sterling (£) mencerminkan fakta bahwa itu awalnya mewakili nilai satu pound berat menara perak sterling (sterling silver); sejarah mata uang lainnya, seperti livre Prancis, memiliki etimologi serupa. Selama abad ke-19, bimetalisme yang tersebar luas di sebagian besar negara dikacaukan oleh penemuan deposit perak yang besar di Amerika; khawatir akan anjloknya nilai perak dan akhirnya mata uang mereka, sebagian besar negara telah beralih ke standar emas pada tahun 1900. Dalam beberapa bahasa, termasuk Sansekerta, Spanyol, Prancis, dan Ibrani, istilah perak dapat berarti uang.

 
Sebuah koin Canada 50 sen dari tahun 1951, dengan Raja George ke-6 pada bagian depan dan mantel senjata Kanada (dahulu) di sebaliknya. Ini terbuat dari 80% perak dan 20% tembaga.

Abad ke-20 adalah saksi gerakan bertahap menuju mata uang fiat, dengan hilangnya hubungan moneter dengan logam mulia di sebagian besar negara setelah dollar Amerika Serikat menggantikan standar emas pada tahun 1971; mata uang terakhir yang didukung oleh emas adalah franc Swiss, yang juga menjadi mata uang fiat murni pada 1 Mei 2000. Selama periode yang sama, perak secara bertahap berhenti digunakan dalam koin yang beredar. Di Inggris Raya standar perak dikurangi dari 0,925 menjadi 0,500 pada tahun 1920. Koin yang semula dibuat dari perak mulai dibuat dari paduan tembaga-nikel pada tahun 1947; koin yang ada tidak ditarik, tetapi berhenti beredar sebagai kandungan perak telah melebihi nilai nominal. Pada tahun 1964 Amerika Serikat menghentikan pencetakan uang receh dan kartal perak; koin perak beredar terakhir kalinya tahun 1970 bernilai setengah dolar dengan kadar perak 40%.[23] Pada tahun 1968 Kanada mencetak koin perak terakhir mereka yang beredar, uang receh dan kartal berkadar perak 50%.

Puncaknya pada abad setelah Perang Saudara di Amerika Serikat, harga perak jauh di bawah nilai nominal koin perak yang beredar, mencapai titik nadirnya sekitar $0,25 per ounce pada tahun 1932.[24] Berdasarkan ukuran ini, koin perak Amerika Serikat efektif merupakan koin fiat sepanjang sejarah mereka. Hingga tahun 1963 harga perak naik di atas ambang $1,29 per ounce, titik di mana kadar perak dalam koin Amerika Serikat pra-1965 adalah sama dengan nilai tertera itu sendiri.[25]

Koin perak masih dicetak di beberapa negara sebagai item memoratif atau koleksi, tetapi tidak diedarkan untuk umum.

Perak digunakan sebagai mata uang oleh beberapa individu, dan merupakan alat pembayaran yang sah di negara bagian Utah, Amerika Serikat.[26] Koin perak dan bulion juga digunakan sebagai investasi untuk menjaga terhadap inflasi dan devaluasi.

Perhiasan dan peranti perak

sunting
 
Mangkuk perak dangkal, Persia, abad ke-6 SM (era Akhemeniyah). Tekanan lebih dalam menandakan tunas teratai, motif Mesir. Koleksi Walters Art Museum.
 
Rantai, dikenakan oleh a wanita. Perak, dibuat di Suriah. Brooklyn Museum.

Perhiasan dan peralatan perak tradisional terbuat dari perak sterling (perak murni), suatu paduan 92,5% perak dengan 7,5% tembaga. Di AS, hanya paduan berkadar perak halus minimal 0,900 yang dapat dijual sebagai "perak" (oleh karena itu sering distempel 900). Perak sterling (stempel 925) lebih leras daripada perak murni, serta memiliki titik leleh yang lebih rendah (893 °C (1.639 °F; 1.166 K)) daripada perak atau tembaga murni.[8] Perak Britania merupakan alternatif, standar mutu terdaftar dengan kandungan perak 95,8%, sering digunakan dalam pembuatan alat makan perak dan piring tempa. Dengan penambahan germanium, terbentuklah logam paduan paten perak sterling Argentium, dengan peningkatan sifat antara lain ketahanan terhadap firescale

Perhiasan perak sterling sering diselubungi dengan lapisan tipis perak murni 0,999 untuk memperoleh kilau. Proses ini disebut "pengilasan" (bahasa Inggris: flashing). Perhiasan perak dapat juga dilapisi dengan rodium (agar lebih cerah dan berkilau) atau emas (untuk membuat emas perak (silver gilt))

Perak adalah komponen dalam hampir semua logam paduan emas yang berwarna dan solder emas, sehingga paduan memiliki warna lebih pucat dan kekerasan lebih besar.[27] Emas putih 9 karat mengandung 62,5% perak dan 37,5% emas, sementara emas 22 karat menandung emas minimal 91,7% emas dan 8,3% perak atau tembaga atau logam lain.[27]

Secara historis, pelatihan dan organisasi serikat pandai emas termasuk pandai perak, dan kedua kelompok pengrajin ini masih tumpangsuh hingga sekarang. Tidak seperti pandai besi, pandai perak tidak membentuk logam saat membara, tetapi bekerja pada temperatur kamar dan melakukan paluan-paluan lembut. Esensi pandai perak adalah meratakan sekeping logam dan mengubahnya menjadi objek-objek yang bermanfaat menggunakan palu dan peralatan sederhana lain yang berbeda-beda.[28]

Meski secara prinsip memiliki spesialisasi dan berkarya menggunakan perak, mereka juga bekerja dengan logam lain seperti: emas, tembaga, baja, dan kuningan. Mereka membuat perhiasan, peranti perak, peranti perang, vas, dan benda-benda artistik lainnya. Oleh karena perak adalah logam yang mudah dibentuk, pandai perak memiliki banyak pilihan karya untuk logam ini. Secara historis, sebagian besar pandai perak juga merupakan pandai emas, sehingga biasanya bernaung di bawah serikat pekerja yang sama. Dalam tradisi pandai perak Kanada bagian barat, tidak ada asosiasi pandai perak/emas; namun, diawasi melalui lembaga pendidikan yang menjadi sarana pembelajaran profesional bagi komunitas pengrajin.[29]

Secara tradisional, pandai perak umumnya membuat "peranti perak" (peralatan makan, peranti meja, mangkuk, tempat lilin dan semacamnya). Peranti meja perak hasil pekerjaan tangan saat ini jauh kurang padat daripada sebelumnya.

Di Indonesia terdapat banyak sentra industri perak, dari Sabang sampai Merauke, antara lain Koto Gadang-Sumatera Barat, Kotagede di D.I Yogyakarta, Bangil di Jawa Timur dan Celuk di Bali. Tiap daerah memiliki keunikan tersendiri.[30]

Energi surya

sunting
 
Modul surya dipasang pada pelacak surya

Perak digunakan pada pabrikasi kristal panel surya.[31] Perak juga digunakan dalam sel surya plasmonik. Sebanyak 100 juta ounces perak diproyeksikan untuk digunakan dalam energi surya pada tahun 2015.[32]

Perak merupakan pilihan lapisan reflektor untuk konsentrasi tenaga surya.[33] Pada tahun 2009, para ilmuwan dari National Renewable Energy Laboratory (NREL) dan SkyFuel membentuk team untuk menggambarkan lembaran logam besar melengkung yang berpotensi 30% lebih murah daripada pengumpul konsentrasi tenaga surya terbaik saat ini dengan cara mengganti model berbasis kaca dengan lembaran polimer perak yang memiliki kinerja yang sama seperti cermin kaca yang berat, tetapi jauh lebih ringan dari segi biaya maupun bobot. Selain itu, ini juga jauh lebih mudah dipasang dan diinstal. Lapisan mengkilap menggunakan beberapa lapis polimer, dengan lapisan dalam adalah perak murni.

Penyejuk udara

sunting

Pada tahun 2014 para ilmuwan menemukan sebuah panel seperti cermin yang, juga dipasang pada gedung, bertindak layaknya sebuah penyejuk udara.[34] Cermin itu terbuat dari beberapa lapisan logam berbentuk wafer tipis. Lapisan pertama adalah perak, bahan paling memantul di muka Bumi. Pada bagian puncak dari lapisan berseling ini adalah silikon dioksida dan hafnium oksida. Lapisan ini meningkatkan reflektivitas, tetapi juga mengubah cermin menjadi radiator termal.

Pemurnian air

sunting

Perak digunakan dalam pemurni air. Ia mencegah bakteri dan alga tumbuh di dalam filter. Aksi katalitik perak, bekerja sama dengan oksigen, mensanitasi air dan menghilangkan kebutuhan klorin. Ion perak juga ditambahkan ke dalam sistem pemurnian air di rumah sakit, sistem air komunitas, kolam renang dan spa, menggantikan klorin.[32]

Kedokteran gigi

sunting

Perak dapat dibuat alloy dengan raksa pada suhu ruang untuk membuat amalgam yang banyak digunakan untuk penambal gigi. Untuk membuat amalgam gigi, campuran bubuk perak dan logam lain seperti timah dan emas dicampur dengan raksa untuk membuat pasta keras yang dapat disesuaikan dengan bentuk lubang gigi. Amalgam gigi mulai mengeras dalam hitungan menit, dan keras permanen dalam beberapa jam.

Fotografi dan elektronika

sunting

Penggunaan perak dalam fotografi, dalam bentuk perak nitrat dan halida perak, telah menurun drastis karena permintaan konsumen atas film berwarna lebih rendah akibat munculnya teknologi digital. Dari kebutuhan puncak dunia atas perak pada tahun 1999 (267.000.000 troy ounce atau 8.304,6 metrik ton) pasar telah berkontraksi hampir 70% pada tahun 2013.[35]

Beberapa produk listrik dan elektronik menggunakan perak untuk keunggulan konduktivitasnya, sekalipun ketika berkarat. Contoh utama untuk ini adalah dalam konektor RF. Kenaikan konduktivitas juga menguntungkan dalam rekayasa RF untuk VHF dan frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi, di mana kinduktor sering tidak dapat ditingkatkan 6%, karena kebutuhan tuning, musalnya filter rongga (cavity filter). Sebagai tambahan contoh, PCB dan antena RFID dapat dibuat menggunakan cat perak,[8][36] dan papan ketik (keyboard) menggunakan kontak listrik perak. Perak kadmium oksida digunakan dalam stop kontak tegangan tinggi karena dapat menahan pembusuran.

Beberapa produsen memproduksi kabel konektor audio, kabel speaker, dan kabel listrik menggunakan konduktor perak, yang memiliki konduktivitas 6% lebih tinggi daripada kawat tembaga biasa dengan dimensi identik, tetapi harganya jauh lebih tinggi. Meskipun masih diperdebatkan, banyak penggemar hi-fi percaya kawat perak meningkatkan kualitas suara.

Perangkat kecil, seperti alat bantu dengar dan arloji, biasa menggunakan baterai perak oksida karena umurnya yang panjang dan rasio energi terhadap berat yang tinggi. Penggunaan lain adalah baterai perak-seng dan perak-kadmium berkapasitas tinggi.

Dalam Perang Dunia II, terdapat kekurangan tembaga dan perak yang dipinjam dari Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk gulungan listrik selama memproduksi beberapa fasilitas termasuk yang digunakan dalam Proyek Manhattan; lihat di bawah Sejarah, Perang Dunia II.

Salut kaca

sunting

Cermin teleksopik

sunting

Cermin dalam hampir semua teleskop refleksi menggunakan salut aluminium vakum.[37] Namun teleskop inframerah atau termal menggunakan cermin bersalut perak karena kemampuan perak merefleksikan beberapa jenis radiasi inframerah lebih efektif daripada aluminium, sama baiknya dengan kemampuan perak mereduksi jumlah radiasi aktual yang diemisikan dari cermin (emisivitas termalnya).[38]

Perak, sebagai lapisan pelindung atau peningkat kinerja, dianggap sebagai penyalut logam generasi selanjutnya untuk cermin teleskop reflektif.[39]

Jendela

sunting

Dengan menggunakan suatu proses yang disebut pembersitan (bahasa Inggris: sputtering), perak, bersama dengan lapisan transparan optik lainnya, diaplikasikan pada gelas, menciptakan salut beremisivitas rendah yang digunakan dalam glazur isolasi berkinerja tinggi. Jumlah perak yang digunakan per jendela relatif kecil karena tebal lapisan perak hanya 10–15 nanometer.[40] Namun, jumlah kaca bersalut perak yang diproduksi di seluruh dunia sekitar seratus juta meter persegi per tahun, memicu konsumsi perak menjadi 10 meter kubik atau 100 metrik ton per tahun. Warna perak yang terlihat pada kaca arsitektur dan jendela berwarna pada kendaraan diproduksi menggunakan pembersitan krom, baja nirkarat atau logam paduan lainnya.

Lembaran poliester bersalut perak, yang digunakan untuk jendela retrofit, merupakan metode populer lainnya untuk mengurangi transmisi cahaya.[32]

Aplikasi industri dan komersial lainnya

sunting
 
Saksofon alto Yanagisawa A9932J ini memiliki lonceng dan leher perak padat dengan tubuh perunggu fosfor padat. Lonceng, leher, dan kunci-cangkir digravir. Diproduksi pada tahun 2008.

Perak dan alloy perak digunakan dalam konstruksi banyak jenis alat musik tiup bermutu tinggi.[41] Flute, terutama, umumnya terbuat dari alloy perak atau berlapis perak, baik untuk penampilan maupun memanfaatkan sifat friksi permukaan perak. Alat musik tiup kuningan, seperti terompet dan bariton, juga umum dilapisi perak.[42]

Sifat katalitik perak menjadikannya ideal untuk digunakan sebagai katalis dalam reaksi oksidasi, misalnya, produksi formaldehida dari metanol dan udara dengan adanya lapisan perak atau kristalit yang mengandung perak minimum 99,95 persen berat. Perak (dalam kondisi yang sesuai) mungkin satu-satunya katalis yang tersedia saat ini untuk mengubah etilena menjadi etilena oksida (CH–O–CH) dalam sintesis etilena glikol, yang digunakan untuk pembuatan poliester dan polietilena tereftalat. Ini juga digunakan dalam Uji Oddy untuk mendeteksi senyawa belerang tereduksi dan karbonil sulfida.

Oleh karena perak mudah menyerap neutron bebas, ia banyak digunakan untuk membuat batang pengendali untuk mengatur reaksi fisi nuklir dalam reaktor nuklir air bertekanan, umumnya dalam bentuk alloy yang mengandung 80% perak, 15% indium, dan 5% kadmium.

Perak digunakan untuk membuat solder dan aloy kuningan dan sebagai lapisan tipis pada permukaan dapra (bearing) yang dapat memberikan kenaikan signifikan pada ketahanan gesekan dan mengurangi beban pada pekerjaan berat, terutama terhadap baja.

Biologi

sunting

Pewarna perak digunakan dalam biologi untuk meningkatkan kontras dan penampakan sel dan organel dalam mikroskopi. Camillo Golgi menggunakan pewarna perak untuk mempelajari sel sistem saraf dan badan Golgi.[43] Pewarna perak digunakan u ntuk mewarnai protein dalam elektroforesis gel dan gel poliakrilamida, baik sebagai pewarna utama atau untuk meningkatkan visibilitas dan kontras warna koloid emas.[44] Ragi yang berbeda dari tambang emas Brazil, bebas mengalami bioakumulasi dan membentuk kompleks dengan ion perak. Sampel fungi Aspergillus niger ditemukan tumbuh dalam larutan penambangan emas; dan ditemukan mengandung kompleks sianologam; seperti emas, perak, tembaga, besi dan seng. Fungi juga memainkan peran dalam keterlarutan sulfida logam berat.[45]

Bidang kedokteran

sunting

Perak dalam bidang kedokteran mencakup penggunaannya sebagai asuhan luka (wound dressing), dan fungsinya sebagai penyalut antibiotika untuk peralatan medis. Asuhan luka mengandung perak sulfadiazin atau perak nanomaterial yang dapat digunakan dalam penanganan infeksi. Perak juga digunakan dalam beberapa aplikasi medis, seperti kateter uriner dan pipa pernapasan endotrakea, yang beberapa bukti menunjukkan bahwa ini efektif dalam mengurangi infeksi saluran kencing yang berhubungan dengan kateter dan pneumonia akibat ventilator.[46][47] Ion perak (Ag) adalah bioaktif dan dalam konsentrasi yang memadai dapat membunuh bakteri in vitro. Perak dan perak nanopartikel digunakan sebagai antimikroba dalam berbagai industri, aplikasi kesehatan dan domestik.[48]

Investasi

sunting

Koin perak dan bulion digunakan untuk investasi. Berbagai macam investasi perak dapat dilakukan pada pasar saham, termasuk saham tambang atau perak mengalir, atau exchange-traded fund yang didukung perak.[49]

Berkas:Canadian Silver Maple Leaf coin 1 oz reverse.png
Koin perak 1 troy ounce bergambar daun Mapel Kanada.

Busana

sunting

Perak mencegah pertumbuhan bakteri dan fungi pada busana, seperti kaus kaki, sehingga kadang-kadang ditambahkan untuk mengurangi bau dan risiko infeksi bakteri dan fungi. Ia dimasukkan ke dalam busana atau sepatu baik dengan cara mengintegrasikan perak nanopartikel ke dalam polimer benang dari awal pembuatan benang atau dengan menyalut benang menggunakan perak.[50][51] Kehilangan perak selama pencucian beragam antar teknologi tekstil, dan pengaruhnya pada lingkungan belum diketahui secara pasti.[52][53]

Sejarah

sunting
 
Bulan sabit telah digunakan untuk mewakili perak sejak zaman kuno.

Perak telah digunakan selama ratusan tahun untuk ornamen dan perabot, perdagangan, dan sebagai dasar sistem moneter. Nilainya sebagai logam berharga (precious metal)[n 1] telah lama diakui hanya kalah dengan emas. Istilah silver muncul dalam bahasa Anglo-Saxon dengan ejaan yang beragam, seperti seolfor and siolfor. Bentuk serupa tampak juga dalam bahasa Jerman (bandingkan dengan bahasa Jerman kuno) silabar dan silbir). Simbol kimia Ag berasal dari bahasa Latin untuk "perak", argentum (bandingkan dengan Yunani kuno ἄργυρος, árgyros), dari akar Proto-Indo-Eropa *h₂erǵ- (sebelumnya direkonstruksi sebagai *arǵ-), yang berarti "putih" atau "berkilau". Perak telah dikenal sejak zaman dahulu; ia disebut dalam Kitab Kejadian. Tumpukan terak yang ditemukan di Asia Minor dan di kepulauan Laut Aegean mengindikasikan bahwa pernah ada usaha memisahkan perak dari timbal pada awal milenium ke-4 SM menggunakan penambangan permukaan.[8] Salah satu pusat ekstraksi perak pertama di Eropa adalah Sardinia pada awal era Kalkolitik.[54]

Kestabilan mata uang Romawi bersandar pada kehandalan pasokan perak bulion, yang dihasilkan oleh penambang Romawi yang skalanya tak tertandingi pada era sebelum penemuan Dunia Baru. Pada masa produksi puncak 200 ton per tahun, diperkirakan stok perak beredar sebesar 10.000 ton dalam era perekonomi Romawi pada pertengahan abad ke-2 setelah masehi, lima hingga sepuluh kali lebih besar daripada gabungan total perak tersedia di Eropa abad pertengahan dan Caliphate sekitar tahun 800 setelah masehi.[55][56] Pejabat keuangan Kekaisaran Romawi khawatir kekurangan perak untuk membayar sutera dari Sinica (China) yang sangat diminati.

Tambang perak dibangun di Laureion selama tahun 483 SM.[57]

Dalam Injil, Yudas Iskariot, salah satu murid Yesus, terkenal karena menerima suap 30 koin perak dari imam-imam kepala di Yerusalem untuk menyerahkan Yesus dari Nazareth kepada Imam Besar Kayafas.Matthew 26:15

Sepanjang sejarahnya, Kekaisaran China menggunakan perak sebagai alat tukar utamanya. Pada abad ke-19, ancaman terhadap neraca pembayaran Inggris Raya dari pedagang Cina yang menuntut pembayaran dalam bentuk perak untuk ditukar dengan teh, sutera, dan porselen menyebabkan Perang Opium karena Inggris harus menemukan cara untuk mengatasi ketidakseimbangan pembayaran, dan mereka memutuskan untuk melakukannya dengan menjual opium yang diproduksi di koloni mereka British India ke Cina.[58]

 
Penambangan dan pengolahan perak di Kutná Hora, Eropa Tengah, 1490an

Islam mengizinkan pria Muslim mengenakan cincin perak pada jari kelingking tangan manapun.[59] Nabi Muhammad mengenakan cincin stempel perak.[60]

Di benua Amerika, teknologi kupelasi (bahasa Inggris: cupellation) perak-timbal temperatur tinggi dikembangkan oleh peradaban pra-Inca pada awal 60–120 setelah masehi.[61]

Perang Dunia II

sunting

Selama Perang Dunia II, krisis tembaga menyebabkan perannya digantikan oleh perak dalam aplikasi industri. Pemerintah Amerika Serikat meminjamkan perak dari cadangan besar yang terletak di kubah West Point untuk berbagai pengguna industri. Salah satu penggunaan yang sangat penting adalah untuk pendistribusi daya listrik pada pabrik aluminium baru yang dibutuhkan untuk membuat pesawat terbang. Selama perang, banyak konektor listrik dan stop kontak berlapis perak. Penggunaan lain adalah batang induk bantalan pesawat dan berbagai jenis bantalan lain. Sejak perak dapat menggantikan timah untuk penyolderan pada volume rendah, sejumlah besar timah dibebaskan untuk keperluan lain dengan menggantikan perak pemerintah. Perak juga digunakan sebagai reflektor pada lampu sorot dan berbagai jenis lampu. Perak digunakan dalam uang receh selama perang untuk menyelamatkan logam tersebut yang digunakan dalam baja paduan.[62]

Proyek Manhattan untuk mengembangkan bom atom menggunakan sekitar 14.700 ton perak pinjaman dari Departemen Keuangan Amerika Serikat untuk gulungan kalutron yang digunaka dalam proses pemisahan elektromagnetik di Kompleks Keamanan Nasional Y-12 di Laboratorium Nasional Oak. "Jalur pacu" oval memiliki distributor daya listrik yang terbuat dari perak dengan penampang satu kaki persegi.[63] Setelah perang usai, perak dikembalikan ke gudangnya.[64]

Keberadaan dan ekstraksi

sunting
 
Tren produksi perak
 
Bongkah perak alami

Perak ditemukan dalam bentuk asli, sebagai paduan dengan emas (elektrum), dan dalam bijih yang mengandung belerang, arsen, antimon atau klorin. Bijihnya termasuk argentit (Ag), klorargirit (AgCl), yang mencakup perak tanduk, dan pirargirit (Ag). Sumber utama perak adalah bijih tembaga, tembaga-nikel, timah, dan timbal-seng yang diperoleh dari Peru, Bolivia, Meksiko, China, Australia, Chile, Polandia dan Serbia.[8] Peru, Bolivia dan Meksiko telah menambang perak sejak 1546, dan masih merupakan produsen utama dunia. Tambang perak teratas adalah Cannington (Australia), Fresnillo (Mexico), San Cristobal (Bolivia), Antamina (Peru), Rudna (Polandia), dan tambang polimetal Peñasquito (Meksiko).[65] Proyek pengembangan tambang dalam waktu dekat tahun 2015 adalah Pascua Lama (Chile), Navidad (Argentina), Jaunicipio (Meksiko), Malku Khota (Bolivia),[66] dan Hackett River (Kanada).[65] Di Asia Tengah, Tajikistan dikenal memiliki beberapa deposit perak terbesar di dunia.[67]

Produksi utama logam ini sebagai produk sampingan dari pemurnian elektrolit tembaga, emas, nikel, dan penyulingan seng, dan dengan aplikasi proses Parkes logam timah yang diperoleh dari bijih timah yang mengandung sejumlah kecil perak. Perak kelas komersial yang baik memiliki kemurnian setidaknya 99,9%, dan tersedia juga kemurnian yang lebih besar dari 99,999%. Pada tahun 2014, Meksiko adalah produsen utama perak (5.000 ton atau 18,7% dari total produksi dunia 26.800 T), diikuti oleh China (4.060 T) dan Peru (3.780 T).[68]

Dengan produksi konstan sebesar 278,78 ribu kilogram, maka cadangan perak di Indonesia masih dapat dieksploitasi hingga lebih dari 50 tahun lagi. Indonesia sendiri merupakan salah satu produsen perak terbesar dunia yang menyediakan 0,93% dari total produksi perak dunia. Sebagai produk sampingan dari penambangan emas, maka daerah penambangan emas pun menjadi sentra produksi perak di Indonesia. Beberapa daerah penghasil tersebut antara lain: Bengkalis (Sumatra), Bolaang Mangondow (Sulawesi Utara); Cikotok (Jawa Barat); Logas (Riau); Meulaboh (Aceh); Rejang Lebong (Bengkulu). Selain itu perak juga terdapat di Lampung, Jambi, Kalimantan Barat, Papua, Kalimantan Timur, Sumatera Utara (Martabe).[30]

 
Perkembangan harga perak 1960–2011

Per 12 Maret 2016, harga perak adalah US$483,91 per kilogram (US$15,61 per troy ounce[69]). Ini sama dengan kira-kira 1⁄80 harga emas. Rasio ini bervariasi dari 1⁄15 hingga 1⁄100 dalam kurun waktu 100 tahun.[70][71] Harga perak bulion fisik lebih tinggi daripada harga kertas, dengan premi meningkat saat permintaan tinggi dan terjadi kekurangan lokal.[72]

Pada tahun 1980, harga perak mencapai puncaknya dalam era modern yaitu US$49,45 per troy ounce (ozt) akibat manipulasi pasar oleh Nelson Bunker Hunt dan Herbert Hunt (setara dengan $15.037 pada 2022). Setelah Kamis Perak, harga kembali menjadi $10/oz troy.[73] Dari tahun 2001 hingga 2010, harga perak bergerak dari $4,37 hingga $20,19 (rata-rata, London, US$/oz).[74] Menurut Silver Institute, peningkatan tajam harga perak baru-baru ini berasal dari kenaikan minat investor dan peningkatan permintaan pabrikasi.[74] Pada akhir April 2011, harga perak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa $49,76/ozt.

Di masa sebelumnya, perak telah memiliki harga jauh lebih tinggi. Pada awal abad ke-15, harga perak diperkirakan telah melampaui $1.200 per ounce, berdasarkan nilai dolar tahun 2011.[75] Penemuan deposit perak yang besar di Dunia Baru pada abad-abad berikutnya telah dinyatakan sebagai penyebab anjloknya harga secara drastis.

Harga perak adalah penting dalam hukum Yahudi. Jumlah fiskal terendah pengadilan Yahudi, atau Beth Din, dapat bersidang untuk mengadili suatu kasus adalah shova pruta (nilai dari koin Babilonia pruta). Nilai ini adalah tetap di 025 gram (0,88 oz) untuk perak murni, atau dimurnikan, pada harga pasar. Dalam tradisi Yahudi, masih berlanjut hingga hari ini, pada ulang tahun pertama anak pertama, orang tua membayar harga lima koin perak murni kepada Kohen (imam). Saat ini, Arta Yasa Israel menetapkan koin di 117 gram (4,1 oz) perak. Kohen akan sering memberikan kembali uang perak mereka sebagai hadiah bagi anak yang mewarisinya.[76]

Konsumsi dan paparan pada manusia

sunting

Tidak diketahui peran biologis alami perak pada manusia, dan kemungkinan pengaruh terhadap kesehatan masih berupa subyek perdebatan.[77] Perak sendiri tidak bersifat toksik pada manusia, tetapi sebagian besar garam perak beracun. Dalam dosis besar, perak dan senyawanya dapat diserap ke dalam sistem peredaran darah dan disimpan di berbagai jaringan tubuh, menyebabkan argiria, yang menghasilkan pigmentasi biru keabu-abuan pada kulit, mata, dan membran mukosa. Argyria jarang ditemukan, dan meskipun, sejauh yang diketahui, kondisi ini tidak dinyatakan membahayakan kesehatan seseorang, tetapi menyebabkan kelainan dan biasanya permanen. Argiria ringan kadang-kadang keliru dengan sianosis.[8]

Pemantauan paparan

sunting

Paparan perak berlebih dapat terjadi pada pekerja di industri metalurgi, orang yang mengonsumsi suplemen yang mengandung perak diet, pasien yang telah menerima pengobatan sulfadiazin perak, dan individu yang sengaja atau tidak sengaja menelan garam perak. Konsentrasi perak secara keseluruhan pada darah, plasma, serum, atau urin dapat diukur untuk memantau keselamatan pada pekerja yang terpapar, memastikan diagnosa pada korban keracunan potensial, atau untuk membantu penyelidikan forensik dalam kasus overdosis fatal.[78]

Penggunaan dalam pangan

sunting

Perak digunakan sebagai pewarna makanan dengan E174; artinya disetujui penggunaannya di negara-negara Uni Eropa.[79]

Hidangan tradisional India kadang-kadang menggunakan dekorasi lembaran perak yang dikenal sebagai vark,[80] dan dalam berbagai budaya, perak dragée digunakan untuk menghias cake, cookies, dan makanan penutup (dessert) lainnya.[77]

Kesehatan dan keselamatan kerja

sunting

Orang bisa terpapar perak di tempat kerja melalui pernapasan, menelan, kontak kulit, dan kontak mata. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupational Safety and Health Administration, OSHA) telah menetapkan batas hukum (batas paparan diizinkan) untuk paparan perak di tempat kerja 0,01 mg/m3 dalam 8 jam kerja. Lembaga Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan (National Institute for Occupational Safety and Health, NIOSH) telah menetapkan batas paparan yang direkomendasikan (Recommended exposure limit, REL) 0,01 mg/m3 per 8 jam kerja. Pada tingkat 10 mg/m3, perak berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan.[81]

Menurut SNI 19-0232-2005 paparan maksimal di udara pada lokasi kerja untuk perak logam adalah 0,1 mg/m3 dan persenyawaan terlarut sebagai Ag sebesar 0,01 mg/m3.[82]

Lihat juga

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Digunakan istilah logam berharga yang mencerminkan nilai ekonomi untuk membedakan dengan logam mulia (noble metal) yang lebih mencerminkan sifat inertnya.

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) "Perak". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ Lide, D. R., ed. (2005). "Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds". CRC Handbook of Chemistry and Physics (PDF) (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN 0-8493-0486-5. 
  3. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4. 
  4. ^ Hansen, C. J.; Primas, F. (2010). "Silver Stars". Proceedings of the International Astronomical Union. 5: 67. doi:10.1017/S1743921310000207. 
  5. ^ Alex Austin (2007). The Craft of Silversmithing: Techniques, Projects, Inspiration. Sterling Publishing Company, Inc. hlm. 43. ISBN 1600591310. 
  6. ^ Edwards, H. W.; Petersen, R. P. (1936). "Reflectivity of evaporated silver films". Physical Review. 9 (9): 871. Bibcode:1936PhRv...50..871E. doi:10.1103/PhysRev.50.871. 
  7. ^ "Silver vs. Aluminum". Gemini Observatory. Diakses tanggal 2014-08-01. 
  8. ^ a b c d e f g h i Hammond, C. R. (2004). The Elements, in Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-81st). CRC press. ISBN 0-8493-0485-7. 
  9. ^ Nichols, Kenneth D. (1987). The Road to Trinity. Morrow, New York: Morrow. hlm. 42. ISBN 0-688-06910-X. 
  10. ^ Young, Howard (11 September 2002). "Eastman at Oak Ridge During World War II". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-08. 
  11. ^ Oman, H. (1992). "Not invented here? Check your history". Aerospace and Electronic Systems Magazine. 7 (1): 51–53. doi:10.1109/62.127132. 
  12. ^ Riedel, Sebastian; Kaupp, Martin (2009). "The highest oxidation states of the transition metal elements". Coordination Chemistry Reviews. 253 (5–6): 606–624. doi:10.1016/j.ccr.2008.07.014. 
  13. ^ "Atomic Weights of the Elements 2007 (IUPAC)". Diakses tanggal 11 November 2009. 
  14. ^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for All Elements (NIST)". Diakses tanggal 11 November 2009. 
  15. ^ "Atomic Weights and Isotopic Compositions for Silver (NIST)". Diakses tanggal 11 November 2009. 
  16. ^ Kelly, William R.; Wasserburg, G. J. (1978). "Evidence for the existence of 107Pd in the early solar system". Geophysical Research Letters. 5 (12): 1079–1082. Bibcode:1978GeoRL...5.1079K. doi:10.1029/GL005i012p01079. 
  17. ^ Russell, Sara S.; Gounelle, Matthieu; Hutchison, Robert (2001). "Origin of Short-Lived Radionuclides". Philosophical Transactions of the Royal Society A. 359 (1787): 1991–2004. Bibcode:2001RSPTA.359.1991R. doi:10.1098/rsta.2001.0893. JSTOR 3066270. 
  18. ^ a b c Bjelkhagen, Hans I. (1995). Silver-halide recording materials: for holography and their processing. Springer. hlm. 156–166. ISBN 3-540-58619-9. 
  19. ^ Meyer, Rudolf; Köhler, Josef & Homburg, Axel (2007). Explosives. Wiley–VCH. hlm. 284. ISBN 3-527-31656-6. 
  20. ^ Earnshaw, A.; Greenwood, Norman (1997). Chemistry of the Elements (edisi ke-2nd). Elsevier. hlm. 903. ISBN 9780080501093. 
  21. ^ "Silver Artifacts" in Corrosion - Artifacts. NACE Resource Center
  22. ^ "A Riot of Effects; Kilnforming". Bullseyeglass.com. 3 February 2011. Diakses tanggal 22 May 2013. 
  23. ^ "US Half Dollar Timeline". Metallicoin. United States: metallicoin.com. Archived from the original on 2013-05-10. Diakses tanggal 9 May 2013. 
  24. ^ Daniela Pylypczak-Wasylyszyn. "The Historical Value of Silver: A 2000-Year Overview". CommodityHQ.com. 
  25. ^ "Silver Price History 1960-1965 - The Silver Institute". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2016-03-12. 
  26. ^ William Yardley (29 May 2011). "Utah Law Makes Coins Worth Their Weight in Gold (or Silver)". The New York Times. 
  27. ^ a b "Gold Jewellery Alloys: Utilise Gold. Scientific, industrial and medical applications, products ,suppliers from the World Gold Council". Utilisegold.com. 20 January 2000. Archived from the original on 2010-02-23. Diakses tanggal 5 April 2009. 
  28. ^ "Chambers Search Chambers". Diakses tanggal 6 June 2009. 
  29. ^ McRae, Kelly. "Trade Secrets". Western Horseman Magazine. Diakses tanggal 6 June 2009. 
  30. ^ a b "Membedah Potensi Industri Perak di Indonesia" (PDF), Warta Ekspor (edisi ke-April 2012), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia 
  31. ^ Allen Sykora (2010). "Rising Solar-Panel Generation Means Increasing Industrial Demand For Silver". Kitco News. Diakses tanggal 2014-07-20. 
  32. ^ a b c "Silver in Windows and Glass – The Silver Institute". 2014-07-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-03. Diakses tanggal 2014-07-20. 
  33. ^ Jaworske, D. A. (1997). "Reflectivity of silver and silver-coated substrates from 25 °C to 800 °C (for solar collectors)". Energy Conversion Engineering Conference, 1997. IECEC-97., Proceedings of the 32nd Intersociety. 1: 407. doi:10.1109/IECEC.1997.659223. ISBN 0-7803-4515-0. 
  34. ^ "Mirrors could replace air conditioning by beaming heat into space". The Guardian. Diakses tanggal 2014-11-27. 
  35. ^ "A Big Source of Silver Bullion Demand Has Disappeared". BullionVault. Diakses tanggal 2014-07-20. 
  36. ^ Nikitin, Pavel V.; Lam, Sander & Rao, K. V. S. (2005). "Low Cost Silver Ink RFID Tag Antennas". 2005 IEEE Antennas and Propagation Society International Symposium (PDF). 2B. hlm. 353. doi:10.1109/APS.2005.1552015. ISBN 0-7803-8883-6. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-21. Diakses tanggal 2016-03-12. 
  37. ^ Wilson, Ray N. (2004). Reflecting Telescope Optics: Basic design theory and its historical development. Springer. hlm. 15, 241. ISBN 3-540-40106-7. 
  38. ^ "Gemini Mirror is First With Silver Lining". Gemini Observatory. Diakses tanggal 2014-07-20. 
  39. ^ Todd Wilson (2007). Reflecting Telescope Optics I: Basic Design Theory and its Historical Development. Springer Science & Business Media. Diakses tanggal 2014-07-20. 
  40. ^ Hill, Russ (1999). Coated Glass Applications and Markets. Fairfield, Calif.: BOC Coating Technology. hlm. 1–4. ISBN 0-914289-01-2. 
  41. ^ Rossing, Thomas D. (1998). The physics of musical instruments. Springer. hlm. 728–732. ISBN 0-387-98374-0. 
  42. ^ Meyers, Arnold (2004). Musical instruments: history, technology, and performance of instruments of western music. Oxford University Press. hlm. 132. ISBN 0-19-816504-8. 
  43. ^ Golgi, C. (1873). "Sulla struttura della sostanza grigia del cervello". Gazzetta Medica Italiana (Lombardia). 33: 244–246. 
  44. ^ Oliver, C. (1994). "Use of Immunogold with Silver Enhancement". Immunocytochemical Methods and Protocols. Methods in Molecular Biology. 34. hlm. 211–216. doi:10.1385/0-89603285-X:211. ISBN 978-0-89603-285-9. 
  45. ^ Singh, Harbhajan (2006). Mycoremediation: Fungal Bioremediation. John Wiley & Sons. hlm. 507–509. ISBN 978-0-470-05058-3. 
  46. ^ Beattie, M.; Taylor, J. (2011). "Silver alloy vs. Uncoated urinary catheters: A systematic review of the literature". Journal of Clinical Nursing. 20 (15–16): 2098–2108. doi:10.1111/j.1365-2702.2010.03561.x. PMID 21418360. 
  47. ^ Bouadma, L; Wolff, M; Lucet, JC (August 2012). "Ventilator-associated pneumonia and its prevention". Current opinion in infectious diseases. 25 (4): 395–404. doi:10.1097/QCO.0b013e328355a835. PMID 22744316. 
  48. ^ Maillard, Jean-Yves; Hartemann, Philippe (2012). "Silver as an antimicrobial: Facts and gaps in knowledge". Critical Reviews in Microbiology. 39: 1. doi:10.3109/1040841X.2012.713323. PMID 22928774. 
  49. ^ Tatyana Shumsky for the Wall Street Journal. Nov 12, 2014 Want to invest in silver? Read this first
  50. ^ Lansdown, Alan B. G. (2010). Silver in Healthcare: Its Antimicrobial Efficacy and Safety in Use. Royal Society of Chemistry. hlm. 159. ISBN 1-84973-006-7. 
  51. ^ Duquesne, Sophie; et al. (2007). Multifunctional barriers for flexible structure: textile, leather, and paper. hlm. 26. ISBN 3-540-71917-2. 
  52. ^ Geranio, L.; Heuberger, M.; Nowack, B. (2009). "The Behavior of Silver Nanotextiles during Washing" (PDF). Environmental Science & Technology. 43 (21): 8113–8118. Bibcode:2009EnST...43.8113G. doi:10.1021/es9018332. [pranala nonaktif permanen]
  53. ^ Washing nanotextiles: can nanosilver escape from clothes?, European Commission, 17 December 2009
  54. ^ Maria Grazia Melis. "Silver in Neolithic and Eneolithic Sardinia, in H. Meller/R. Risch/E. Pernicka (eds.), Metalle der Macht – Frühes Gold und Silber. 6. Mitteldeutscher Archäologentag vom 17. bis 19. Oktober 2013 in Halle (Saale), Tagungen des Landesmuseums für". 
  55. ^ Patterson, C. C. (1972). "Silver Stocks and Losses in Ancient and Medieval Times". The Economic History Review. 25 (2): 205–235 (216, table 2; 228, table 6). doi:10.1111/j.1468-0289.1972.tb02173.x. 
  56. ^ de Callataÿ, François (2005). "The Greco-Roman Economy in the Super Long-Run: Lead, Copper, and Shipwrecks". Journal of Roman Archaeology. 18: 361–372 (365f.). doi:10.1017/s104775940000742x. 
  57. ^ Amemiya, T. (2007). Economy and Economics of Ancient Greece. Taylor & Francis. hlm. 7. ISBN 0203799313. 
  58. ^ White, Matthew (2012). The Great Big Book of Horrible Things. New York: W. W. Norton. hlm. 285–286. ISBN 978-0-393-08192-3. 
  59. ^ Ahmad Ibn Naqib Al-Misri. Reliance of the Traveller and Tools for the Worshipper (PDF). hlm. f17. Archived from the original on 2011-06-12. Diakses tanggal 2016-03-12. 
  60. ^ Diana Scarisbrick (2004). Historic Rings: Four Thousand Years Of Craftsmanship. Kodansha International. hlm. 283–. ISBN 978-4-7700-2540-1. 
  61. ^ Carol A. Schultze; Charles Stanish; David A. Scott; Thilo Rehren; Scott Kuehner; James K. Feathers. "Direct evidence of 1,900 years of indigenous silver production in the Lake Titicaca Basin of Southern Peru". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 106 (41): 17280–17283. doi:10.1073/pnas.0907733106. Diakses tanggal 22 May 2013. 
  62. ^ "Coinflation: 1942–1945 Silver Jefferson Nickel Value". Diakses tanggal 11 March 2013. 
  63. ^ Rhodes, Richard (1986). The Making of the Atomic Bomb. London: Simon and Schuster. hlm. 490. ISBN 0671441337. 
  64. ^ Asimov, Isaac (1966). Building Blocks of the Universe. Abelard-Schuman. 
  65. ^ a b CPM Group (2011). CPM Silver Yearbook. New York: Euromoney Books. hlm. 68. ISBN 978-0-9826741-4-7. 
  66. ^ "Preliminary Economic Assessment Technical Report 43-101" (PDF). South American Silver Corp. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 January 2012. 
  67. ^ "Why Are Kyrgyzstan and Tajikistan So Split on Foreign Mining?". EurasiaNet.org. 7 August 2013. Diakses tanggal 19 August 2013. 
  68. ^ Henry E. Hilliard. "USGS Minerals Information: Silver". 
  69. ^ Easy Currency Converter, diakses tanggal 2016-03-12 2014 
  70. ^ Historical Silver Data and Charts 
  71. ^ Historical Gold Data and Charts 
  72. ^ "Will Precious Metal Premiums One Day Trump the Spot Price?". International Business Times. 18 May 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-21. Diakses tanggal 28 May 2012. 
  73. ^ Abolafia, Mitchel Y; Kilduff, Martin (1988). "Enacting Market Crisis: The Social Construction of a Speculative Bubble". Administrative Science Quarterly. 33 (2): 177–193. doi:10.2307/2393054. JSTOR 2393054. 
  74. ^ a b World Silver Survey 2011. London: The Silver Institute and GFMS Limited. 2011. hlm. 8. ISSN 1059-6992. 
  75. ^ Live Silver Prices, Silver Bullion Prices & 650 Years of Silver Prices di goldinfo.net Galat: URL arsip tidak dikenal (diarsipkan tanggal 20100310133331). Goldinfo.net. Retrieved 2 May 2011.
  76. ^ Dosick, Wayne D. (1995). Living Judaism: The Complete Guide to Jewish Belief, Tradition, and Practice. HarperOne. hlm. 291. ISBN 9780060621193. Harga ditetapkan di lima Shekalim (bentuk jamak dari Syikal (Shekel), satuan moneter waktu itu) untuk masing-masing 273 anak sulung tambahan (Bilangan 3:47). Uang itu diberikan kepada Harun, Imam, kepala suku Lewi. 
  77. ^ a b Meisler, Andy (18 December 2005). "A Tempest on a Tea Cart". Los Angeles Times. 
  78. ^ Baselt, R. (2008). Disposition of Toxic Drugs and Chemicals in Man (edisi ke-8th). Foster City, Calif.: Biomedical Publications. hlm. 1429–1431. ISBN 0-9626523-7-7. 
  79. ^ Martínez-Abad, A.; Ocio, M. J.; Lagarón, J. M.; Sánchez, G. (2013). "Evaluation of silver-infused polylactide films for inactivation of Salmonella and feline calicivirus in vitro and on fresh-cut vegetables". International Journal of Food Microbiology. 162 (1): 89–94. doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2012.12.024. 
  80. ^ Sarvate, Sarita (4 April 2005). "Silver Coating". India Currents. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-14. Diakses tanggal 5 July 2009. 
  81. ^ "CDC - NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards - Silver (metal dust and soluble compounds, as Ag)". www.cdc.gov. Diakses tanggal 2015-11-21. 
  82. ^ "Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerja" (PDF), SNI 19-0232-2005, Badan Standardisasi Nasional, 2005, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-09-09, diakses tanggal 2016-03-12 

Pranala luar

sunting