Lokomotif C11

salah satu lokomotif uap di Indonesia

Lokomotif C11 adalah lokomotif yang memiliki susunan roda 2-6-0 serta dapat melaju hingga kecepatan 50 km/jam dan memiliki daya 330 hp (Horse Power). Lokomotif ini memiliki berat 33,6 ton dan panjang 8.575 mm.

Lokomotif C11
Lokomotif C1140 di Museum Kereta Api Ambarawa, 2008
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Jerman
Nomor seriC11
Tanggal produksi1879 - 1891
Jumlah diproduksi40 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte2-6-0
 • AAR1-C
 • UIC1'C
Lebar sepur1.067 mm
Panjang8.575 mm
Jenis bahan bakarKayu jati
Performansi
Daya mesin330 hp


Pada tahun 1875 - 1891, pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) telah mampu membangun jalur kereta api di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jalur kereta api tersebut antara lain Surabaya - Malang - Kertosono - Madiun - Solo dan Yogyakarta - Maos - Cilacap. Dengan selesainya pembangunan kedua jalur tersebut maka kota Batavia (Jakarta) dan kota Surabaya telah terhubung dengan sarana transportasi kereta api. Untuk melayani kedua jalur tersebut, SS membeli 40 unit lokomotif uap C11 dari pabrik Hartmann (Jerman). Lokomotif ini didatangkan secara bertahap pada tahun 1879 - 1891. Untuk memenuhi kebutuhan transportasi kereta api di Sumatera Selatan, maka 7 unit lokomotif C11 milik SS dipindah dari Jawa ke Sumatera Selatan. Lokomotif C11 ditugaskan sebagai lokomotif untuk dinas langsir atau lokomotif penarik kereta penumpang/barang pada rute jarak pendek dan datar.[1]

Walaupun lokomotif C11 dan lokomotif C12 memiliki bentuk dan susunan roda yang sama namun secara teknis ada sedikit perbedaan. Lokomotif uap C11 memerlukan bahan bakar kayu jati untuk mendidihkan air dan menggerakkan menggerakkan injector pump. Tenaga uapnya digunakan untuk menggerakkan injector pump sehingga bisa memompa air dari tangki ke boiler. Di dalam boiler, hasil pembakaran bahan bakar digunakan untuk memanaskan air sehingga berubah menjadi uap dengan temperatur dan tekanan tinggi, untuk selanjutnya uap dengan temperatur dan tekanan tinggi tersebut dialirkan untuk menggerakkan roda.

Dari 40 unit lokomotif C11, saat ini tersisa 2 unit lokomotif C11, yaitu C 11 40 dan 1 unit C11 yang diduga Sebagai C11 27 di salah satu villa di Cisarua Bogor. C 11 40 (mulai beroperasi tahun 1891) yang sebelumnya dipajang di Museum KA Ambarawa (Jawa Tengah), akan tetapi per tanggal 19 September 2024, lokomotif C 11 40 tersebut dipindahkan ke depan Stasiun Kediri.[2]

Galeri

sunting

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting
  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 59. ISBN 978-602-0818-55-9. 
  2. ^ Chusna, Asmaul (19-9-2024). "KAI resmikan monumen lokomotif di Stasiun Kediri". Diakses tanggal 23-09-2024.