Long Apari, Mahakam Ulu

kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
(Dialihkan dari Long Apari)

Long Apari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.

Long Apari
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Timur
KabupatenMahakam Ulu
Pemerintahan
 • CamatIgnatius Ledok Lawa, SH
Populasi
 • Total4,093 jiwa (2.010) jiwa
Kode Kemendagri64.11.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS6411050 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan10/-
Peta
PetaKoordinat: 0°46′25.16923″N 114°16′17.39568″E / 0.7736581194°N 114.2714988000°E / 0.7736581194; 114.2714988000

Geografi

sunting

Long Apari meliputi wilayah yang luas yang dicirikan oleh hutan hujan tropis yang lebat, sistem sungai, dan daerah pegunungan. Wilayah ini merupakan bagian dari Kabupaten Mahakam Ulu yang lebih luas, yang terkenal dengan lingkungannya yang terpencil dan asri. Wilayah ini dilalui oleh beberapa sungai, yang sangat penting untuk transportasi dan pertanian setempat.

Demografi

sunting

Populasi Long Apari sebagian besar terdiri dari masyarakat adat Dayak, bersama dengan kelompok etnis lainnya. Masyarakat ini memiliki hubungan yang erat dengan tanah dan mempraktikkan bentuk-bentuk pertanian, perburuan, dan penangkapan ikan tradisional. Praktik budaya dan adat istiadat penduduk setempat memainkan peran penting dalam identitas distrik tersebut.

Ekonomi

sunting

Perekonomian lokal di Long Apari sebagian besar berbasis pada pertanian subsisten, dengan padi, jagung, dan umbi-umbian sebagai tanaman utama. Daerah ini juga terlibat dalam penebangan dan penangkapan ikan skala kecil. Karena lokasinya yang terpencil, pembangunan ekonomi relatif terbatas dibandingkan dengan daerah yang lebih urban di Kalimantan Timur.

Administrasi

sunting

Long Apari secara administratif terbagi menjadi beberapa desa, yang masing-masing diperintah oleh kepala desa setempat. Kecamatan ini diawasi oleh seorang kepala kecamatan yang mengkoordinasikan fungsi administratif dan upaya pembangunan di wilayah tersebut.

Transportasi dan Infrastruktur

sunting

Akses ke Long Apari sulit karena lokasinya yang terpencil. Transportasi terutama bergantung pada jalur sungai dan jaringan jalan berskala kecil, yang sulit dilalui selama musim hujan. Upaya untuk meningkatkan infrastruktur terus dilakukan, tetapi wilayah tersebut masih relatif terisolasi.

Masalah Lingkungan

sunting

Keanekaragaman hayati dan signifikansi ekologis Long Apari yang kaya penting bagi upaya konservasi. Kecamatan ini menghadapi tantangan lingkungan seperti penggundulan hutan dan hilangnya habitat, yang berdampak pada satwa liar setempat dan keberlanjutan sumber daya alam.

Pariwisata

sunting

Meski bukan tujuan wisata utama, Long Apari menawarkan peluang untuk wisata ekologi dan wisata budaya. Pengunjung yang tertarik menjelajahi keindahan alam dan budaya adat Kalimantan Timur dapat menganggap Long Apari sebagai tujuan wisata yang unik dan memperkaya.

Batas wilayah

sunting

Long Apari merupakan salah satu dari dua kecamatan di Kalimantan Timur, selain Long Pahangai (dengan perbatasan berjarak sangat pendek), yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Batas wilayah kecamatan Long Apari adalah sebagai berikut:

Utara Distrik Bukit Mabong, Divisi Kapit, Sarawak, Malaysia
Timur Long Pahangai
Selatan Seribu Riam dan Uut Murung, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah
Barat Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

Penduduk

sunting

Kecamatan Long Apari dihuni oleh 1436 KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Long Apari adalah 4.298 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 2.279 orang dan jumlah penduduk perempuan 2.019 orang. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Long Apari adalah 1,2 jiwa/km².

Mayoritas Penduduk Kecamatan Long Apari adalah kelompok suku Dayak antara lain Punan, Havongan, Bukot, Penihing dan Aoheng serta Bahau dan Bakumpai, selain itu suku pendatang seperti Suku Jawa, Bugis dan Flores juga ditemukan diwilayah kecamatan ini. Sebagian besar penduduk Kecamatan Long Apari memeluk Agama Katolik Roma (82.55%) Islam (13.45%) Protestan (3.65%) dan Agama Tradisional (0.35%).