Lupus vulgaris adalah bentuk tuberkulosis kulit tipe pausibasiler yang sering ditemui[1]. Penyakit ini sering mengenai muka dan ditandai oleh pembentukan bercak coklat kemerahan di dalam korium, lapisan kulit di bawah epidermis. Bercak tersebut cepat menyebar ke perifer dengan atrofi sentral, menyebabkan ulserasi dan parut, serta kerusakan jaringan tulang rawan pada bagian yang terkena.

Visualisasi Lupus vulgaris

Pasien yang terkena lupus vulgaris, wajahnya akan terlihat seperti serigala. Kata serigala dalam bahasa Latin disebut lupus.

Etiopatogenesis sunting

Penyakit ini dapat terjadi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis, dan komplikasi vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Penyakit ini dapat muncul pada bagian tulang, sendi, kelenjar getah bening, dan meluas ke jaringan kulit. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara langsung atau melalui hematogen maupun limfatik.[1].

Lupus vulgaris bisa dibedakan berdasarkan pengalaman infeksi bakteri sebelumnya, menjadi tipe primer dan sekunder. Lupus vulgaris primer terjadi pada penderita yang belum pernah terinfeksi oleh bakteri penyebab tuberkulosis kutis. Sementara itu, penderita lupus vulgaris sekunder telah mengalami reinfeksi[1].

Diagnosis sunting

Diagnosis penyakit Lupus vulgaris dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria seperti epidemiologis, klinis, bakteriologis, dan histologis. Gambaran klinis lupus vulgaris serupa dengan penyakit kulit lain seperti discoid lupus erythematosus dan sarkoidosis. Gambaran khas dari lupus vulgaris adalah adanya granuloma tuberkuloid yang disekitarnya terdapat infiltrat histiositik dan limfositik disertai sel datia tipe langhans.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Devitasari, Rizky; Yuniaswan, Anggun; Retnani, Diah (2021-10-25). "Pemeriksaan Histopatologi dan Imunofluoresen pada Pemfigus Vulgaris". Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan. 1 (1): 41–50. doi:10.11594/jk-risk.01.1.5. ISSN 2809-0039.